Tawassul / Istighatsah (2); Ayat-Ayat al-Quran tentang Legalitas Tawassul / Istighotsah

Sekarang yang menjadi pertanyaan kita untuk kaum pengikut sekte Wahhaby adalah; Jikalau istighotsah adalah syirik, lantas apakah mungkin para nabi-nabi Allah tadi membiarkan umat mereka melakukan syirik padahal mereka di utus untuk menumpas segala macam bentuk syirik? Jikalau istighotsah dan tawassul syirik, apakah mungkin mereka mengiyakan permintaan kaum musyrik yang justru akan menyebabkan mereka berlebihan dalam melakukan kesyirikan, berarti para nabi itu telah melakukan tolong menolong terhadap dosa dan permusuhan (ta’awun ‘alal istmi wal ‘udwan)? Naudzubillah min dzalik. Jika istighotsah dan tawassul adalah perbuatan sia-sia maka, apakah mungkin para nabi membiarkan –bahkan meridhoi dan mengajarkan- umat mereka melakukan perbuatan sia-sia dimana kita tahu bahwa pebuatan sia-sia adalah perbuatan yang tercela bagi makhluk yang berakal? Apakah para nabi tidak tahu bahwa Allah Maha mendengar dan lagi Maha mengetahui sehingga membiarkan, meridhoi dan bahkan mengajarkan umatnya ajaran tawassul dan istighotsah?

———————————————————————

    Tawassul / Istighatsah (2); Ayat-Ayat al-Quran tentang Legalitas Tawassul / Istighotsah

Setelah kita melihat secara ringkas pembagian pendapat beberapa kelompok berkaitan dengan legalitas Tawassul / istighotsah, pada kesempatan kali ini kita akan mengkaji secara global ayat-ayat al-Quran -yang menjadi pedoman utama kaum muslimin- yang menjelaskan tentang konsep tersebut.

Dalam pandangan al-Quran akan kita dapati bahwa hakekat Istighotsah / Tawassul adalah merupakan salah satu pewujudan dari peribadatan yang legal dalam syariat Allah SWT. Ini merupakan hal yang jelas dalam ajaran al-Quran sehingga tidak mungkin dapat dipungkiri oleh muslim manapun, hatta kalompok Wahhaby, jika mereka masih mempercayai kebenaran al-Quran. Dalam al-Quran akan kita dapati beberapa contoh dari permohonan pertolongan (istighotsah) dan pengambilan sarana (tawassul) para pengikut setia para nabi dan kekasih Ilahi yang berguna untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu agar supaya Allah SWT mengabulkan doa dan hajatnya dengan segera. Di sini kita akan memberi beberapa contoh yang ada:

1- Dalam surat Aali Imran ayat 49, Allah SWT berfirman: “Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang Berkata kepada mereka): “Sesungguhnya Aku Telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu Aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; Kemudian Aku meniupnya, Maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan Aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan Aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan Aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman”.
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa para pengkut Isa al-Masih bertawassul kepadanya untuk memenuhi hajat mereka, termasuk menghidupkan orang mati, menyembuhkan yang berpenyakit sopak dan buta. Tentu, mereka bertawassul kepada nabi Allah tadi bukan karena mereka meyakini bahwa Isa al-Masih memiliki kekuatan dan kemampuan secara independent dari kekuatan dan kemampuan Maha Sempurna Allah SWT, sehingga tanpa bantuan Allah-pun Isa mampu melakukan semua hal tadi. Mereka meyakini bahwa Isa al-Masih dapat melakukan semua itu (memenuhi berbagai hajat mereka) karena Isa memiliki ‘kedudukan khusus’ (jah / wajih) di sisi Allah, sebagai kekasih Allah, sehingga apa yang diinginkan olehnya niscaya akan dikabulkan oleh Allah SWT. Ini bukanlah tergolong syirik, karena syirik adalah; “meyakini kekuatan dan kemampuan Isa al-Masih (makhluk Allah) secara independent dari kekuatan dan kemampuan Allah”. Dan tentu, muslimin sejati tidak akan meyakini hal tersebut. Namun aneh jika kelompok Wahhaby langsung menvonis musyrik bagi pelaku istighotsah kepada para kekasih Ilahi semacam itu.

2- Dalam surat Yusuf ayat 97, Allah SWT berfirman: “Mereka berkata: “Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)””.
Jika kita teliti dari ayat di atas maka akan dapat diambil pelajaran bahwa, para anak-anak Yakqub mereka tidak meminta pengampunan dari Yakqub sendiri secara independent tanpa melihat kemampuan dan otoritas mutlak Ilahi dalam hal pengampunan dosa. Namun mereka jadikan ayah mereka yang tergolong kekasih Ilahi (nabi) yang memiliki kedudukan khusus di mata Allah sebagai wasilah (sarana penghubung) permohonan pengampunan dosa dari Allah SWT. Dan ternyata, nabi Yakqub pun tidak menyatakan hal itu sebagai perbuatan syirik, atau memerintahkan anak-anaknya agar langsung memohon kepada Allah SWT karena Allah Maha mendengarkan segala permohonan dan doa, malahan Yakqub menjawab permohonan anak-anaknya tadi dengan ungkapan: “Ya’qub berkata: “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang””(QS Yusuf: 98).

3- Dalam surat an-Nisa’ ayat 64, Allah SWT berfirman: “Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.
Dari ayat di atas juga dapat diambil pelajaran yang esensial yaitu bahwa, Rasululah SAW sebagai makhluk Allah yang terkasih dan memiliki kedudukan (jah / maqom / wajih) yang sangat tinggi di sisi Allah sehingga diberi otoritas oleh Allah untuk menjadi perantara (wasilah) dan tempat meminta pertolongan (istighotsah) kepada Allah SWT. Dan terbukti (nanti kita akan perjelas dalam kajian mendatang) bahwa banyak dari para sahabat mulia Rasul yang tergolong Salaf Saleh menggunakan kesempatan emas tersebut untuk memohon ampun kepada Allah SWT melalui perantara Rasulullah SAW. Hal ini yang menjadi kajian para penulis Ahlusunnah wal Jamaah dalam mengkritisi ajaran Wahhabisme, termasuk orang seperti Umar Abdus Salam dalam karyanya “Mukhalafatul Wahhabiyah” (Lihat: halaman 22).

Sekarang yang menjadi pertanyaan kita untuk kaum pengikut sekte Wahhaby adalah; Jikalau istighotsah adalah syirik, lantas apakah mungkin para nabi-nabi Allah tadi membiarkan umat mereka melakukan syirik padahal mereka di utus untuk menumpas segala macam bentuk syirik? Jikalau istighotsah dan tawassul syirik, apakah mungkin mereka mengiyakan permintaan kaum musyrik yang justru akan menyebabkan mereka berlebihan dalam melakukan kesyirikan, berarti para nabi itu telah melakukan tolong menolong terhadap dosa dan permusuhan (ta’awun ‘alal istmi wal ‘udwan)? Naudzubillah min dzalik. Jika istighotsah dan tawassul adalah perbuatan sia-sia maka, apakah mungkin para nabi membiarkan –bahkan meridhoi dan mengajarkan- umat mereka melakukan perbuatan sia-sia dimana kita tahu bahwa pebuatan sia-sia adalah perbuatan yang tercela bagi makhluk yang berakal? Apakah para nabi tidak tahu bahwa Allah Maha mendengar dan lagi Maha mengetahui sehingga membiarkan, meridhoi dan bahkan mengajarkan umatnya ajaran tawassul dan istighotsah?

Jikalau benar bahwa ajaran Istighotsah / tawassul adalah perbuatan syirik, bid’ah, sia-sia, khurafat, akibat tidak mengenal Allah yang Maha mendengar doa, dst….maka Oh betapa bodohnya –naudzuillah min dzalik– para nabi Allah itu tentang konsep ajaran Allah…dan Oh betapa cardasnya –naudzubillah min dzalik– Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi beserta para pengikut sektenya terhadap ajaran murni Ilahi….

Oleh karena itu wahai saudara-saudaraku muslimin, marilah kita simak kebodohan-kebodohan Wahhaby tentang berbagai ajaran Ilahi berdasarkan ayat-ayat al-Quran, as-Sunnah Rasulillah, prilaku Salaf Saleh dan fatwa para pemuka mazhab Ahlusunnah, walaupun para pengikut Wahhaby tetap merasa benar sendiri dengan bekal kecongkakan dan kebodohannya.

Bersambung….

52 Tanggapan

  1. Bersambung berapa episode nih mas untuk bahasan tawassul/istighatsah ? Jangan banyak2 ya, sedikit aja org2 Wahabi ga bisa jawabnya apalg banyak, hehe.
    Sedikit curhat, dulu waktu SMA kelas2 saya prnh diajar oleh seorang guru agama yg Muhammadiyah (lulusan salah satu perguruan tinggi agama di Jawa dengan gelar BA). Wah pengalaman kalo dia ngajar itu yg diomongin selalu aja T B C, semuanya dibid’ahkan sama dia, dianggap sesat, ahlul bid’ah, ahlul nar (neraka).
    Yang mengenaskan itu dia berani membid’ahkan dan menyebut seorang ulama yang sangat mulia Imam Nawawi Rahimahullah sebagai biangnya ahli bid’ah dan bakal masuk neraka. Astaghfirullah. Saya waktu itu hanya baru bisa beristighfar dalam hati sama guru ini. Sudah sangat tinggikah ilmu dan pemahaman agama dia sampai berani mengatakan seorang Imam seperti Imam Nawawi sebagai ahli bid’ah dan neraka.
    Itu kisah sekitar belasan tahun yang lalu. Kalau sekarang sih keliatannya Muhammadiyah dalam berdakwah lbh fokus kepada bidang sosial spt pendidikan dan kesehatan karena mungkin mereka berpendapat dakwah dengan sikap keras hanya akan mendatangkan permusuhan.
    Untuk sekarang mungkin ada yang lebih keras lg seperti Muhammadiyah dulu yaitu Wahabi ini. Dan mereka yang mengikuti Wahabi ini umumnya dari orang yang belajar agama lwt buku/internet saja tanpa memiliki dasar yang cukup kuat. Di kampung tempat saya tinggal sudah ada beberapa yang mengikuti tapi itu terbatas hanya dia dan saudara2 dkt nya saja, yg lain tidak tergoda.
    Hanya sedikit masukan buat semuanya, Islam bisa berkembang di dunia bukan dengan pedang, bukan dengan cacian, makian dan celaan namun dengan kebijakan, kelembutan, keluhuran akhlak dan kecerdasan.
    Btw, ada yang punya buku2 berserinya KH Sirajudin Abas? Kalau ada yang punya coba di-scan lalu dibuat e-book. Dan bisa hubungi saya kalo memang butuh server utk uploadnya. Buku itu bisa dipakai untuk meng-counter paham Wahabi2.

    Wassalam

  2. Mas, coba tanyakan kepada mereka, kira-kira mereka mengakui keindependenan kemampuan Abdul Qodir Jaelani dari Allah gak?

    menurut pengetahuan yang saya ketahui, sebagian masyarakat awam di Kal-sel (termasuk orang2 yang suka memajang foto2 wali-Samman/Abdul Qadir Z) percaya kalau kita ada suatu musibah yang akan menimpa, misalnya kebakaran atau kapal tenggelam dsb… maka kita panggil Yaa Samman 3x maka akan datang Syeikh Samman (rahmatullahi alaih) or Syeikh (rahmatullahi alaih) tersebut menolongnya langsung, dan hal ini yang sering diceritakan sebagian orang, menurut Mas Sastro apakah hal ini benar khabarnya dan sudah terbukti???, Andaikan saat memanggil namanya kita tetap berkeyakinan bahwa independet itu hanya milik Allah dalam menolong, bisakah secara Syariat Syeikh (yang telah wafat) tersebut datang menolong langsung??? karena boleh jadi syaithon kan bisa saja datang menyerupai wajah seorang wali (kecuali Nabi kita)???

    mudahan Mas Sastro dapat menjelaskan mana tawassul yang dibenarkan dan mana tawassul yang tersalah (yg perlu kita diluruskan bersama dengan lemah lembut), syukron…

    Wahai salafy gadungan, makanya dibaca dan belajar ulang donk, dilihat mana tawassul yang boleh dan tawassul yang tersalah…jangan langsung semua orang dibabat habis “Bida’ah-bida’ah”

    saya berdo’a dengan tawassul :
    Yaa Allah dengan keberkahan Rasulullah saw, dengan keberkahan Ahlul Bait, dengan keberkahan Sahabat2 Mulia, dan dengan keberkahan Ulama2 yang hak yang telah membuat Ibnu Taimiyah bertaubat dari kesalahan Tauhidnya, berilah hidayah kepada wahaby dan salafy yg salah mengikuti Ibnu Taimiyah…dan jadikanlah mereka mengikuti Ibnu Taimiyah yg telah bertaubat duluan, amien…
    boleh kan tawassul seperti ini Mas Sastro…. 🙂

    ——————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Apa yang anda katakan benar sekali…kalau orang yang ditawassuli adalah orang yang ‘belum jelas’ kepribadian dan ketakwaannya maka ada kemungkinan setan akan turut campur dalam masalah itu. Tetapi jika sudah jelas seperti baginda Rasulullah SAW maka mustahil Allah SWT meridhoi setan akan merusak nama kekasih-Nya yang memiliki kedudukan khusus di mata-Nya.

  3. mudah-mudahan kaum Wahabi bertaubat dari kekeliruan mereka,, ya Allah berilah kaum wahabi petunjuk dan Hidayah-Mu, jangan engkau biarkan Kaum kafir Inggris yang sudah membentuk sekte ini sedemikian rupa, menyesatkan umat Rasul Mu yang Mulia! Amin.. kembalilah kepada kebenaran wahai saudara-saudara ku untuk menanggalkan jubah kewahhabiaan kalian,,, terima lah bid’ah hasanah karena banyak sahabat mulai Rasulullah yang melakukannya dan sehatilah dengan sahabat2 mulia beliau tersebut……

  4. Yup benar mas, semoga Wahabi mendapat hidayah, saya kira mereka lebih sibuk mengkafirkan muslim dari pada menyejukkan umat dan memajukan islam. Ada suatu nasehat dari seorang Ulama yang menyatakan” bahwa suatu dalil, meskipun itu bersumber dari quran dan hadist jika yang mendorong adalah hawa nafsu, maka pecahlah seluruh langit dan bumi(kerusakan di mana-mana). ya begitulah yang dilakukan wahabi selama ini.

  5. Bertawasul kepada ulama yang punya Silsilah sampai kepada Rasulullah sangat dianjurkan, karena dari situlah sebagai Pintu Langsung kehadirat Allah SWT

  6. dalil yang antum sebutkan diatas semuanya masih hidup, yaitu yang ditawasuli hidup semua, coba bawakan yang ditawasuli itu sudah mati jadi biar jelas and gamblang gitu pak yai

    ————————————————————-

    Sastro Menjawab:
    Mas, kita disini menelaskan konsep legalitas Tawassul / Istighotsah, bukan hanya sekedar menjawab isu Wahabisme tock…jadi mulai dari awal cerita hingga akhir…khan masih tulisannya BERSAMBUNG? Makanya ikuti terus, nanti akan anda dapati yang anda inginkan, insya Allah.

  7. @sufy muda
    berarti tawasul ama habib riziq FPI juga bisa donk!!!!

  8. Tanya buat pak sastro

    sepanjang pengetahuan saya tawassul yang tidak ada khilaf adalah
    1.tawassul pada orang yang masih hidup (sebagaimana dalil yang sudahdisebutkan)
    2.tawassul dengan Al-Asmaaul Husna (walillaahil asmaa-il husnaa fad’uu bihaa)
    3.tawassul dengan amal sholeh (kisah tiga pemuda di gua)
    tanya:
    ada gak nash yang shorih yang menjelaskan tentang tawassul pada Nabi atau orang sholeh yang sudah mati?
    Mohon penjelasan!!!

    ————————————————————-

    Sastro Menjawab:
    Silahkan anda ikuti seri kajian kita ini, insya Allah anda akan mendapatkannya di akhir bagian itu sebagai kajian pamungkas (akhir). Di situ akan kita jelaskan bahwa pihak yang ditawassuli gak mesti harus ‘secara zahir’ hidup. Dan menjawab bahwa, dalam Islam ‘kematian’ bukan ‘tolok ukur’ kesyirikan sebuah perbuatan. Selain itu kita juga harus tahu, apa sich falsafah kematian dalam Islam; ketiadaan atau hanya perpindahan saja….?

  9. saya berpendapat begini mas…

    bahwa orang bertawasul terdapat 2 macam :
    1. haram/sesat —> bertawasul, semacam meminta-minta kepada orang orang yang sudah meninggal walaupun itu adalah sunan sekalipun,, karena orang yang mati sudah putus hubungan dengan duniawi.. mereka hanya meninggalkan 3 hal .. 1.doa anakyang sholeh 2. amal 3,ilmu yang bermanfaat

    2. baik —> bertawasul kepada orang orang yang saleh tetapi masih hidup.. seperti contohnya memintakan doa kepada orang yang alim…. seprti contohnya kisah nabi ISA alaihissalam

  10. bertawasul menjadikan seorang muslim merasa dirinya masih kurang amal ibadahnya di hadapan Allah..maka dalam berdoa selalu menggandeng orang2 sholeh baik yang telah meninggal maupun masih hidup dengan tujuan berdoa lebih khusyuk dan mencontoh amal ibadah apa yang dilakukan oleh para salaf saleh terdahulu…

  11. jangankan bertawassul dengan yg wafat, bahkan bertawassul kepada orang yang belum terlahir kedunia pun sudah ada : contohnya : hadits tentang pertobatan nabi adam yang mana dia menyebut nama muhammad sebagai wasilah pertobatannya, dan akhirnya diterima, ya khan mas sastro???

    yach…paling2 dituduh wahaby itu hadits dhoif lagi dech….

  12. dhoif, ya iyalah masa iya dong.

    ———————————————-

    Sastro Menjawab:
    Saya teringat ketika membaca buku “Siar A’lam Nubala” tahu karya siapa mas? Di situ saya lihat tentang ciri-ciri yang ngaku2 Ahli Hadis, salah satunya ya itu, suka mendhaifkan hadis tanpa meneliti dulu…persis kayak Wahaby, plek…:P

    Begitu juga yaang bisa kita lihat dalam beberapa hal yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang diakui oleh AlBani sendiri…lihat lagi beberapa artikel kami yang pernah di up load….lha mas Mazzini ini juga sama…ya khan mas? Untuk membela diri, ya udah sikat dan bilang aja ITU HADIS GAK SOHIH…masalah pembuktian? Itu nanti, gampang, yang penting selamatkan dulu akidah…ini yang ada di benak setiap Wahaby, Ya gak mas? 🙂

  13. Untuk MORAL,
    saya setuju dengan anda.

    Untuk Era_Muslim,
    Anda harus banyak mengunjungi website http://www.eramuslim.com
    Anda akan banyak mendapat tambahan wawasan dan ilmu. Anda bisa lihat di bagian Tauhid.

    ————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Dalil Quran. Hadis dan prilaku Salaf Saleh-nya mana mas? Jangan asal setuju doang tanpa dalil, itu namanya TAKLID mas…:P

    O ya, di situs eramuslim juga ada satu artikel yang pernah saya ambil…yang dikasih judul “Persengkongkolan Keluarga Saud dengan Zionis”

  14. Mas Sastro,

    Lihat tulisan-tulisan saya terdahulu masalah tawassul.

    Yang harus anda baca itu masalah akidah !!!
    Ini sih meributkan masalah keluarga Suud?
    Nampaknya anda sewot banget sama keluarga Suud, ada apa? apakah anda punya masalah pribadi dengan mereka? apakah anda pernah ditabok oleh mereka sehingga anda punya dendam kusumat begitu.

    Maaf saya tidak tertarik untuk urusan diluar akidah. Selesaikan saja urusan anda dengan keluarga Suud. Itupun kalau anda bisa dan mereka kenal anda he .. he .. he ..

    ————————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Adakah Wahabisme bisa dipisah dari klan Saud, pendukung utama Muhammad bin Abdul Wahhab?
    Makanya mas, baca artikel yang saya tulis tentang “Pernyataan Prof asal Saudi” itu lho mas…dari situ anda akan tahu jawabannya. Apakah jadinya Wahabisme jika Klan Saud tidak mendukungnya? Sebagaimana apalah jadinya jika Klan Saud tidak didukung Inggris? Di sini ada tiga mata rantai yang saling terkait…

    Masalah akidah? Adakah Wahabisme berkaitan dengan akidah, ataulah akidah hanyalah menjadi tameng gerakan politik mereka agar mendapat titel sakral?

    Maaf, saya menyamakan Wahabisme dengan Islam sebagaimana halnya antara Yahudi dan gerakan Zionisme. Semua pendukung gerakan Zionis mengaku beragama Yahudi, tetapi tidak semua Yahudi mendukung Zionisme. Menurut pengikut Yahudi yang bukan Zionis, Zionis adalah gerakan murni politik yang dikemas dengan agama sehingga terkesan sakral. Begitu juga dengan Wahabisme, berkaitan dengan Islam. Jadi antara Zionisme dan Wahabisme memiliki kesamaan, menjadi ‘borok‘ buat agama yang diatasnamakannya.

  15. Mas Sastro,

    Yang ada juga persekongkolan seorang Kyai NU dengan Zionis Israel. Coba anda berani tidak mengkritisi kyai anda … he … he …

    —————————————————–

    Sastro Menjawab:

    Hanya karena seorang terus anda mau mengeneralisir? Perbuatan bijakkah itu?
    Mas, kita menjadikan tolok ukur kebenaran adalah kebenaran itu sendiri, bukan figur…kalau ada orang awam menjadikan figur sebagai tolok ukur kebenaran, ya namanya juga awam, masa’ kita harus ikut2an nanti ikut awam donk…makanya, kami berani mengkritisi orang seperti Ibnu Tai-miyah dan Ibnu Abdul Wahhab pun berdasar kaidah di atas, apalagi kyai-kyai biasa…

    Dan yang jelas, tidak bisa diragukan lagi persengkongolan Muhammad bin Abdul Wahhab pendiri dan pencetus Wahabisme dengan kolonial Inggris, pembonceng Zionisme Internasional. Apalah arti seorang kyai lokal yang hanya memimpin sebuah Parpol, ORMAS, Pesantren atau Mushalla biasa dengan pendiri sekte bertaraf Internasional seperti Muhammad bin Abdul Wahhab, atas inayah (pertolongan) khusus dari tuhan-tuhan kecilnya, Inggris dan kaum kafir lainnya.

  16. Ahmadiyah Bubar, YESSS!
    anarkhisme, NO!!!
    setuju gak ??????

  17. Mas Sastro,

    Dari jawaban anda, nampak anda tidak gentleman and tidak fair.

    Itu sudah cukup buat saya menunjukan siapa anda sebenarnya !!!

    ————————————————

    Sastro Menjawab:
    Mau lari kenyataan mas…silahkan? Anda bebas memilih…:P Tapi ingat, jangan salahkan kami jika anda dituntut oleh Allah kelak, akibat penyesatan tanpa dalil yang jelas itu.

  18. info baca :
    http://www.everyoneweb.com/tabarruk

    disini kita akan melihat kesalahan BESAR wahaby/salafy gadungan itu…..yang sangat fanatik kepada Abdul Wahab/Ibnu Taimiyah, bahkan lebih fanatik daripada orang2 yang mereka tuduhkan

  19. NU lagi dibawa2. gak ada kerjaan apa? besok kalo NU jawab, giliran muhammadiyah, besok HT, besok PKS. meamg begitu ya doktrinnya.bicara agama kok jadi keormasan.

  20. Mas sastro jika antum menghapus komen2 dr ana berarti antum merasa bodoh dan takut kebohongan antum terlihat oleh orang lain…

    jika antum pemberani dan merasa yakin dgn pemahaman antum maka pasang komen2 dr ana dan beri komentar…

    ingat komentarnya harus ada dalil2 yg jelas dr hadist shahih bukan kata guru2 antum atau dalil dr kitab2 yg bukan hadist shahih…

    ana menunggu jawaban atum dan ingin tau seberapa berani kah antum memasang komen2 dr ana…

    Allah Maha Mengetahui isi hati setiap Umat-Nya dan kebohongan akan terbongkar atas izin Allah jd jgn merasa aman dgn kebohongan2 yg antum ucapkan itu…

    Semoga Allah segera memberi hidayah kpd antum sehingga antum segera sadar dari kekeliruan antum selama ini…Aamieen

    (ingat yaa ana setiap hari OL jd ana bisa tau apakah komen ana dipasang atau engga hehe, ana selalu mengawasi gerak gerik antum di blog ini…)

    ——————————————————-

    Sastro Menjawab:
    Sebentar, yang bodoh itu siapa, saya atau anda? 😛
    Apakah anda lihat kebanyakan tulisan kami hasil copy-paste dari situs lain atau terjemahan tulisan orang? Sekarang coba perhatikan tulisan di situs muslimah nt…? Gak malu mbak? 😛

    Komentar yang hanya copy-paste dari situs lain, apalagi yang panjang akan kita taruh di tong sampah…dari manapun. Kalau harus kami terima, sudah dari dulu kita kehabisan space karena kelompk WAhaby hanya bisanya copy-paste doang…artikel yang mbak cantumkan itu bukan pertama kali dicopy-pasteka di blog ini…..

    Mau diawasi? Siapa takut???…apalagi yang ngawasi cuman harem yang pendidikannya biasa-biasa saja…, tapi awas, ngawasinnya harus berjilbab lho mbak…:P

  21. Santro itu tidak gentle and fair !!!
    kalau pakai dalil2 dan hadist banyak yang dhoif dan tidak shahih.

    Kalau pakai yang shahih, ya paham dia banyak yang “kena”.

    Tuh buktinya sampai sekarang dia tidak bisa kasih komentar tentang kyai yang kasih ilmu kebal. Dia bingung mau cari dalil dan hadist yang shahih. he .. he .. he ..

    ————————————————————

    Sastro Menjawab:
    Saya tanya lagi, apakah anda sudah cek satu persatu hadis yang anda anggap dhoif itu?
    Tentang kyai dan ilmu kebal, saya tanya lagi, apakah ada dalil yang sahih dan jelas melarang belajar ilmu kebal? Paling anda akan menggunakan pelarangan ilmu sihir, ya khan? Padahal apakah setiap ilmu kebal sama seperti sihir? Apa definisi anda tentang ilmu sihir?
    Jawab ya mas?
    Kalau sudah, jawab pertanyaan saya yang dulu….ilmu kebal khan hanya ‘selingan’ kata anda. Jangan lupa kajian aslinya…kalau anda tidak mau dibilang lari dari pertanyaan:)

  22. Mas Sastro,

    Mengapa anda mempermasalahkan copy paste.
    Apakah anda tidak copy paste !!! anda pikir ayat2 dan dalil itu karya dan tulisan anda?

    Anda terlalu picik dan kerdil kalau hanya mempermasalahkan copy paste. Yang penting isi nya mas !!!

    Saya lihat kalau anda mulai tersudutkan, anda akan mengeluarkan senjata COPY PASTE … he .. he …

    —————————————————-

    Sastro Menjawab:
    Kalau jelas-jelas makalah orang -dari awal hingga akhir- di copy-pastekan sebagai komentar, ya jelas akan kita buang di tong sampah mas…apa itu dibuat2? Kalau agar isinya dibaca banyak orang, kenapa gak ngasih alamat situsnya saja di sini, toch kalau mau dibaca pasti bakal dibuka sama yang penasaran….

    Mas, yang terseudut siapa? Anda lupa bahwa anda masih punya beberapa PR untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya…koq malah lari ke ilmu kebal segala…:P

  23. ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.

    Om…bukannya saya ga setuju ttg tawasul, gini2 saya dah punya ijazah manaqib “Sulthonu Syeikh Abdul Qadir Jaelani Al-Baghdadi” radhiyallahu anh.
    Cuman…yang om jadikan dasar ttg konsep tawasul itu koq “lugu” (lucu tur wagu). Gini nih :
    1>> Nabi Isa as berkata demikian karena beliau masih hidup.
    2>> Putra nabi Ya’qub as memohon demikian karena Beliau (as) masih hidup.
    3>> Om bisa nebak sendirilah…keadaan Rasulullah SAW ketika bersabda demikian itu.
    Gimana om penjelasannya ? Makasih buanget loh kalo mau ngejelasin.

    Sualut banget ….buat om yg masih istiqomah dlm kesyubhatan.
    Ternyata….kepentingan “dolar asing” (saat ini) bisa mengalahkan kepentingan “rahmatan lil ‘alamin”

    Ikhtitam :
    Jadi ingat ketika Syeikh Abdul Qadir Jaelani Al-Baghdadi RA. berkata pada Syaithon yg mengaku tuhan & mengatakan “telah aku halalkan bagimu apa2 yg bagi manusia lain tergolong haram”
    Beliau (RA) menggertak…. “IKHSYA’ YAA LA’IN !!!”

    WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.

    —————————————————-

    Sastro Menjawab:

    Waalaikum salam
    Wah kemana saja mas, sudah lama kabur setelah tuntas kajian Tabarruk….Sekarang muncul lagi dengan memberi pertanyaan yang berkaitan dengan kajian yang belum kita kaji…mas lihat pengumuman itu gak? Baca dulu, baru komen…ok? Nanti kalau sudah kajian ini jangan kabur lagi ya mas…:D
    Wassalam

  24. Bingung ya untuk menjawab dan mencari dalil shahih kyai yang isi ilmu kebal. Tanya deh sama kyai nya pasti sama bingung nya .. he .. he ..
    Makanya jgn terlalu “creative and innovative” dalam menjalankan sunnah Nabi. Khan bingung sendiri jadinya. Itu baru satu kasus yang tidak bica dijawab oleh Sastro dkk. Belum lagi nanti saya tanya kasus yang lain pasti ……

    —————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Lha anda khan bilang masalah itu hanya break aja…lagian sebelum anda mengatakan break khan ada beberapa pertanyaan saya tuch…lihat lagi dech!

    Khan aku tanya, mana bukti (dalil sahih) bahwa belajar ilmu kebal itu haram (bid’ah ato syirik)? Anda pasti akan menyamakan kalau tidak karena “tidak diajarkan oleh Rasul” maka saya katakan banyak ilmu yang tidak diajarkan oleh Rasul tetapi saya dan anda pelajari…atau anda mengatakan, ilmu kebal itu syirik, lantas saya tanya dimana letak syiriknya? Apa tolok ukur kesyirikan menutut anda?

    Apakah belajar ilmu kebal hukumnya sunnah sehingga ungkapan anda “jgn terlalu “creative and innovative” dalam menjalankan sunnah Nabi. Khan bingung sendiri jadinya.” bisa dibenarkan? Tidak ada satupun kyai yang menfatwakan hal itu mas…jangan ngarang lho…!

  25. PR yang mana mas? Insya Allah nanti saya jawab dgn dalil2 yg shahih yang akan membuat mas sastro sadar dan melek akidah he .. he …

    Apa salahnya kalau makalah orang di copy paste kalau itu mewakili dan sepaham dengan kami yang tepat untuk mengcounter argument anda.
    Anda jangan menghindar dan beralasan kalau sudah tersudut.

    Gentle mas …. jangan picik dan kerdil. Jangan paksa orang harus mengikuti pola pikir dan logikal bengkok anda. Ya ngak kena mas.

    ——————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Ini lho mas, masa lupa atau pura-pura lupa?
    kata JIKA jika terpenuhi maka hukumnya akan bersifat positif….saya contohkan. JIKA mas Mazzini adalah Wahaby MAKA dia pengikut fanatik Muhammad bin Abdul Wahhab. Kalau ternyata terbukti di riilnya bahwa Mazzini adalah Wahaby maka kata-kata MAKA tadi menjadi benar….coba sekarang anda praktikkan dengan ungapan anda tentang sahabat Bilal dan Abu Ayyub dech, kalau anda cerdas! Lihat relasi antara JIKA dan MAKA dalam ungkapan anda tersebut…!

    Anda belum menjawab pertanyaan saya; kalau benar bahwa apa yang dilakukan Bilal dan Abu Ayyub adalah syirik maka kenapa para sahabat lain tidak melakukan Amar Makruf Nahi Munkar yang diwajibkan dalam syariat Rasul? Apa mungkin para sahabat itu kompak untuk males melakukan kewajiban syariat Rasul berupa Amar Makruf Nahi Mungkar? Kalau gak, kenapa mereka diam melihat ada saudaranya melakukan perbuatan Syirik yang paling dibenci oleh Allah? Ini yang saya maksud bahwa mendiamkan sebuah perbuatan -buat orang mulia seperti sahabat Rasul- maka hanya ada satu kemungkinan saja, membenarkan perbuatan tersebut. Kalau tidak maka berarti anda telah Su’udzan terhadap mereka, kalau tidak karena malas beramar makruf atau membiarkan kesyirikan..lha kalau gitu berarti Sahabat Nabi (Salaf Saleh) gak perlu diikuti donk? Masa’ kita mau ikutin orang males dan meridhoi kejelekan? Trus mana bukti ungkapan Nabi bahwa sebaik umat adalah zaman para Sahabat tersebut?

    Memang benar Ahli Sorga terkadang melakukan kesalahan, tapi kesalahan model apa? Itu yang anda lupa atau memang gak tahu tapi ASBUN saja…kalau kesalahannya adalah SYIRIK (kalau benar itu syirik, tapi itu versi Wahhaby) maka Syirik adalah sejelek-jelek kezaliman dan paling dibencinya perbuatan oleh Allah, niscaya mereka mustahil masuk Sorga…paham mas..?

    Trus, kalau copy-paste dari situs lain ya tahu diri lah…paling gak beri alamat situsnya saja. Kalau setiap hal semacam itu harus disetujui maka habis space kita, karena banyak kaum Wahhaby yang melakukan semacam itu, di sini…dan ini yang dikehendaki kaum Wahhaby ya khan? 😛 Lagi pula, terjemahan fatwa Bin Baz (si buta) itu sudah terjawab di beberapa makalah kami, jika anda jeli…karena fatwanya gak jauh dari kitab Tauhid Ibn Abdul Wahhab an-Najdi. Najd tempat munculnya kelompok setan, kata Rasul…naudzubillah minhum jami’an

  26. Ass, Sastro
    saya mau memberi saran yg baik…
    buatkan tema tentang bolehnya ta’wil dalam islam dan bukti bahwa salaf saleh juga memakai cara ini untuk mensucikan Allah dari penyamaan dengan makhluk, karena saya baru sadar bahwa si salafy/wahaby ternyata memberikan sifat jasmani kepada Allah, mereka mengatakan Allah mempunyai mata, wajah,telinga, tangan, kaki, Allah duduk, bersandar, mempunyai berat secara zatnya (na’uzubillah). mereka ini berani mengartikan ayat mutasyabihat secara tekstual saja, padahal Ibnu Abbas saat mengartikan “tangan/telapak tangan Allah” dita’wil dengan “kekuasaan/kekuatan Allah”, mudahan mas Sastro bisa membongkar kebobrokan tauhid mereka dari kesalahan pemahaman Alqur’an…

    —————————————————-

    Sastro Menjawab:
    Alaikum salam
    Mas, kita akan menyelesaikan hal-hal yang menjadi kisaran tauhid-syirik versi Wahhaby dulu…setelah itu masuk kajian Sunnah-Bid’ah…baru masuk kajian yang mas sarankan….

    Perlu mas dan yang kain ketahui, setelah kajian legalitas Tawassul ini, kita akan sebutkan beberapa ulama Ahlusunnah dari berbagai Mazhab yang mengkritisi Wahabisme, awal dari Ibnu Taimiyah kemudian Muhammad bin Abdul Wahhab….setelah itu kita kaji tentang “Kerancuan Tolok Ukur Syirik versi Wahabisme”, ini berbeda dengan kajian sebelumnya yang hanya melihat dari sisi “konsep tauhid-syirik” saja. Mohon doanya mas…:P

  27. Assalamualaikum,

    Nimbrung lagi kang Sastro, sedikit saya ingin meluruskan diskusi anda dengan mas Mazzini, kayaknya yang sering disinggung dalam topik tawasul ini atsar sahabat Abu Ayyub dan Bilal, tetapi setelah saya cek di postingan sampeyan yang lalu, apa yang dilakukan sahabat Abu Ayyub maupun Bilal tidak ada kaitannya dengan Tawasul, dalam atsar itu (jika shahih riwayatnya) hanya menggambarkan tentang ziarah kubur yang dilakukan oleh mereka ke makam Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam itu saja, baik saya nukil lagi ya kang :

    – Dawud bin Abi Shaleh mengatakan: “Suatu saat Marwan bin Hakam datang ke Masjid (Nabawi). Dia melihat seorang lelaki telah meletakkan wajahnya di atas makam Rasul. Kemudian Marwan menarik leher dan mengatakan: “sadarkah apa yang telah engkau lakukan?”. Kemudian lelaki itu menengok ke arah Marwan (ternyata lelaki itu adalah Abu Ayyub al-Anshari) dan mengatakan: “Ya, aku bukan datang untuk seonggok batu, aku datang di sisi Rasul. Aku pernah mendengar Rasul bersabda: Sewaktu agama dipegang oleh pakarnya (ahli) maka janganlah menagis untuk agama tersebut. Namun ketika agama dipegang oleh yang bukan ahlinya maka tangisilah”.” (Lihat: Mustadrak ala as-Shohihain karya al-Hakim an-Naisaburi Jilid: 4 Halaman: 560 Hadis ke-8571 atau Wafa’ al-Wafa’ karya Samhudi Jilid: 4 Halaman 1404)
    Hadis di atas (dari Hakim an-Naisaburi) telah dinyatakan kesasihahannya oleh adz-Dzahabi. Sehingga tidak ada seorang ahli hadis lain yang meragukannya.

    Ada beberapa komentar saya mengenai atsar di atas:
    1. Lihatlah pada kisah di atas terdapat amar ma’ruf nahi mungkar yang dilakukan oleh Marwan bin Hakam ra kepada Abu Ayyub Al-Ansari ra dengan menarik lehernya dan mengatakan: “sadarkah apa yang telah engkau lakukan?” di situ terlihat bahwa kejadian seperti meletakkan wajah di atas makam adalah hal yang tidak biasa pada masa itu.
    2. Kemudian Abu Ayyub ra menjelaskan bahwa dia hanya sedang berziarah ke makam Nabi dan menangis karena teringat sabda beliau ketika masih hidup dan mungkin sesuai dg apa yang dialaminya saat itu, jadi tidak ada kaitannya dengan Tawasul.

    2- Abu Darda’ dalam sebuah riwayat menyebutkan: “Suatu saat, Bilal (al-Habsyi) bermimpi bertemu dengan Rasul. Beliau bersabda kepada Bilal: “Wahai Bilal, ada apa gerangan dengan ketidakperhatianmu (jafa’)? Apakah belum datang saatnya engkau menziarahiku?”. Selepas itu, dengan perasaan sedih, Bilal segera terbangun dari tidurnya dan bergegas mengendarai tunggangannya menuju Madinah. Lalu Bilal mendatangi kubur Nabi sambil menangis lantas meletakkan wajahnya di atas pusara Rasul. Selang beberapa lama, Hasan dan Husein (cucu Rasul) datang. Lantas Bilal mendekap dan mencium keduanya”. (Lihat: Tarikh Damsyiq jilid 7 Halaman: 137, Usud al-Ghabah karya Ibnu Hajar Jilid: 1 Halaman: 208, Tahdzibul Kamal jilid: 4 Halaman: 289, dan Siar A’lam an-Nubala’ karya Adz-Dzahabi Jilid: 1 Halaman 35

    Atsar di atas pun (kalau sanadnya shahih) juga hanya menceritakan tentang ziarah Bilal ke makam Nabi dan saya heran dimana letak korelasinya dengan Tawasul kepada ahli kubur? Kalau hanya menempelkan pipi dan menangis, saya kira itu adalah urf (kebiasaan) orang yang sedang berziarah kubur kang jadi bukan bertabaruk atau bertawasul, karena kalau kita sedang berziarah perasaan sensitive kitalah yang keluar, jangankan di makam seorang rasul, makam orang tua kitapun kayaknya kita akan seperti itu juga dan terbukti hal seperti itu-pun bukanlah hal yang biasa pada masa itu karena Abu Ayyub ditarik dan ditegur oleh Marwan karena hal itu.

    Kalo kang Sastro menanyakan kenapa polisi syariah di Arab Saudi melarang orang mengusap-usap tembok makam dan sholat menghadap makam Nabi (yang jelas mereka tidak melarang ziarah lho) sebenarnya adalah merupakan usaha preventif agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan sebagaimana yang Marwan ra lakukan kepada Abu Ayyub tentunya, mengingat kaum muslimin akhir jaman ini dibandingkan dg para sahabat masih jauh pemahaman agamanya, kebanyakan adalah awwam yang masih sangat labil akidahnya sehingga ga bisa nglihat makam tanpa melakukan praktek kesyirikan, apalagi itu adalah makam Rasul.

    Jadi kayaknya atsar di atas tidak bisa dijadikan hujjah untuk tawasul kepada orang yang sudah mati dan memang tidak ada korelasinya sama sekali. Buat mas Mazzini, sebelum berkomentar harap diteliti dulu perkataan kang Sastro ini, karena kadang2 beliau suka seperti itu kalo lagi ga ada dalil yang kuat, maklumlah kadang ada orang yang menganggap kebenaran itu bisa dinilai dari kemenangan dia berdebat dengan lawannya, apalagi blok ini milik beliau.. ya… suka-suka beliaulah… yang berkuasa gitu loh…

    Masykur kang Sastro & afwan kalo ada silap kata dari ane.

    Wassalamualaikum.

    ———————————————————————

    Sastro Menjawab:

    Waalaikum salam wr ab
    Terimakasih sebelum dan sesudahnya mas…cumin anda harus mengetahui metodologi saya dalam berargumen dengan menilik dari jawaban saya di bawah ini.

    Untuk memudahkan menjawab kritik anda, saya menjawabnya dengan menulis beberapa poin saja ya…

    Memang, riwayat itu tidak secara langsung menjurus kepada dibolehkannya bertawassul kepada yang telah mati, karena masalah itu secara khusus belum kita bahas. Insya-Allah nanti akan kita bahas secara terperinci. Yang jelas, seringnya, dalam setiap kasus yang dinukil dalam setiap riwayat (atsar) kita akan dapat memetik beberapa pelajaran. Seperti pada kasus Abu Ayyub atau Bilal umpamanya, kita akan dapat memetik pelajaran bahwa;
    a- Ziarah kubur dengan cara semacam itu tidaklah mengapa, bukan tergolong syirik ataupun bid’ah sebagaimana yang dianggap oleh kaum Wahhaby.

    b- Bilal ‘menganggap’ ungkapan (teguran) Rasul yang secara zahir telah meninggal. Padahal kalau Rasul benar-benar telah meninggal dan sebagaimana anggapan kaum Wahhaby bahwa yang telah meninggal ya telah tiada maka gak usah dihiraukan teguran Rasul itu. Namun kenapa sahabat Bilal datang jauh-jauh dari Syam menuju Madinah untuk menziarahi Rasul?

    c. Apa yang dilakukan sahabat Bilal juga bisa dijadikan dalil atas ketidakbenaran pelarangan Wahabisme –atas dasar pemahaman Ibnu Tai-miyah dan Muhamad bin Abdul Wahhab- tentang pelarangan bepergian untuk ziarah kubur sebagaimana yang mereka pahami tentang hadis “Syaddur Rihal”.

    d- Jika kasus Abu Ayyub dan Bilal hanya sebagai bukti sebagai legalitas ziarah maka kenapa Bilal dan Abu Ayyub tidak melakukan sebagaimana yang dilakukan sebagian sahabat lain saja, hanya cukup memberi salam saja? Kenapa dan apa tujuannya mereka memeluk pusara Rasul? Apakah mereka tidak tahu bahwa itu hanya seonggok tanah saja? Kalaulah perbuatan itu terlarang dalam syariat Muhammad lantas apakah Abu Ayyub dan Bilal tidak mengetahui pelarangan itu, jika itu memang dilarang sebagaimana yang dinyatakan kelompk Wahhaby? Padahal beberapa sahabat lain juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Abu Ayyub dan Bilal.

    e- Dalam konteks riwayat itu tidak jelas disebutkan apa penyebab teguran Marwan terhadap Abu Ayyub. Ada banyak kemungkinan di sini. Yang jelas bukan karena syirik atau bid’ah, karena kalau benar semacam itu niscaya Marwan akan tetap bersikeras melarang Abu Ayyub setelah dia mengetahui bahwa yang melakukan itu adalah seniornya dari kalangan sahabat. Amar makruf nahi munkar dalam Islam tidak ada kata senior-yunior. Lantas kenapa Marwan menghentikan tegurannya ketika melihat bahwa yang melakukannya adalah Abu Ayyub?

    f. Kenapa kita menggunakan dalil Abu Ayyub dan Bilal? Karena untuk sementara ini, masih beberapa riwayat saja yang kita cantumkan di blog ini. Adapun untuk pembolehan tawassul kepada orang yang secara zahir telah mati maka akan kita tampilkan pada kesempatan dan topik yang sesuai dan tepat. Adapun alasan lainnya adalah, apa benar Abu Ayyub dan terkhusus Bilal yang datang jauh-jauh dari Syam datang hanya sekedar berziarah dan memeluk pusara Rasul tanpa mengatakan apapun kepada penghuni kuburan tersebut? Sekarang mari kita lihat riwayat lain yang diutarakan dari sahabat lain berkenaan dengan diperbolehkannya tawassul secara langsung kepada yang telah meninggal:

    إن الناس أصابهم القحط في خلافة عمر بن خطاب فجاء بلال بن حارث –و كان من أصحاب رسولله (ص)- إلي قبر النبي و قال: يا رسول لله استسقي لأمتك فأنهم قد هلكوا فأتاه رسول لله في المنام و أخبره أنهم سيسقون

    Artinya: Masyarakat telah tertimpa bencana kekeringan di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Lantas Bilal bin Harits –salah seorang sahabat Nabi- datang ke pusara Rasul dan mengatakan: Wahai Rasulullah, mintakanlah hujan untuk umatmu karena mereka telah (banyak) yang binasa. Lantas Rasul menemuinya di mimpi dan memberitahukannya bahwa mereka akan diberi hujan (oleh Allah). (Lihat: Fathul Bari jilid 2 halaman 398, atau as-Sunan al-Kubra jilid 3 halaman 351)

    Kira-kira, dari riwayat di atas, poin-poin apa saja yang dapat anda tangkap dan anda pahami? Ini salah satu riwayat yang menjadi contoh bahwa tawassul kepada yang zahirnya mati itu telah dicontohkan oleh Salaf Saleh yang pemahaman keislamannya lebih baik dari kaum Wahabiyuun yang sok monoteis itu.

    Adapun teguran Marwan jelas gak bisa disamakan dengan teguran para muthowik (rohaniawan Wahhaby) di sekitar tempat suci. Karena selain muthowwik itu dengan jelas langsung menvonis syirik –bukan mengingatkan sebagaimana perkataan anda, gak percaya? buktikan sendiri…!- sedang Marwan tidak melakukan hal itu karena alasan syirik atau bid’ah, juga Marwan juga paham bahwa itu bukan syirik, terbukti dia lantas membiarkan Abu Ayyub begitu saja. Jadi, vonis syirik dari pihak muthowwik Wahhaby itu bukan karena rasa ‘khawatir syirik’ –itupun akibat kesalahan mereka dalam memahami dan mempraktekkan kaidah ‘Syadzudz Dzarai’’- namun lebih karena akidah mereka yang simpang siur dalam menentukan tolok ukur kesyirikan, sebagaimana nanti akan kita bahas di blog ini.

    Jadi itu saja mas, makanya sering saya ingatkan kepada kaum Wahhaby pengunjung blog ini -mereka benci tapi penasaran :)-, jangan berkomentar yang gak ada hubungannya dengan artikel yang dikomentari. Ada yang lari ke arah tahlilan, yasinan, diba’an, mauludan…dst yang kesemuanya pasti akan kita bahas, namun bukan sekarang. Makanya akhirnya saya sebutkan kisi-kisi kajian saya di ‘pengumuman’ agar mereka bakal memahami kajian yang akan datang…jangan mendahului kajian, apalagi ngoceh tanpa ilmu.

    Wassalam

  28. memangnya yang tau akidah 100% itu mazzini? orang minum obat aja langsung sembuh belum tentu akidahnya bener bila meyakini yg menyembuhkan itu obat?? yg tau hanyalah Allah bukan anda..

  29. Sastro Menjawab:
    Sebentar, yang bodoh itu siapa, saya atau anda? 😛
    Apakah anda lihat kebanyakan tulisan kami hasil copy-paste dari situs lain atau terjemahan tulisan orang? Sekarang coba perhatikan tulisan di situs muslimah nt…? Gak malu mbak? 😛

    Komentar yang hanya copy-paste dari situs lain, apalagi yang panjang akan kita taruh di tong sampah…dari manapun. Kalau harus kami terima, sudah dari dulu kita kehabisan space karena kelompk WAhaby hanya bisanya copy-paste doang…artikel yang mbak cantumkan itu bukan pertama kali dicopy-pasteka di blog ini…..

    Mau diawasi? Siapa takut???…apalagi yang ngawasi cuman harem yang pendidikannya biasa-biasa saja…, tapi awas, ngawasinnya harus berjilbab lho mbak…

    haha ckck pendidikan ana biasa2 aja??? betapa sombongnya anda.. ana heran, anda yang mengaku sebagai orang yg berpendidikan tetapi kata2nya sangat tdk berpendidikan…dan asal anda tahu saya wanita berjilbab dan sudah cukup lama, jd gak usah kuatir deh masalah jilbab, ana lebih tau itu dibandingin anda..

    masalah copy paste toh ana gak menyebutkan itu buatan ana lagian ana selalu mencamtum sumbernya kan??…ana hanya memberi tahu artikel mana yg benar dan salah…dan ana lihat juga semua artikel anda itu copy paste kok…mana dalil2nya?? mana hadist2 shahihnya?? hah…ckck orang berpendidikan tapi bodoh…oia satu hal lagi artikel2 anda yang sampah isinya kok ngelantur gak jelas gitu..siapanpun yg percaya sama artikel2 anda itu adalah orang bodoh..

    ——————————————————————

    Sastro Menjawab:

    Mbak, kata orang bijak, SOMBONG TERHADAP ORANG SOMBONG ITU TERKADANG PERLU agar SI TUKANG SOMBONG TAHU DIRI…:P

    Lihat saja, yang bodoh siapa, yang suka copy-paste dan atau hanya nerjemahin makalah orang atau karya dan hasil penelitian sendiri? Sekarang mari kita lihat dan bandingkan kebanyakan blog Wahhaby dengan blog Wahhaby dan blog ini…:D

  30. Gus Sastro, aku tadi baca-baca kok ketemu tulisan berikut, mungkin ada guna dan manfa’atnya:

    Rosululloh bersabda, “Barangsiapa melakukan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan itu tertolak.” (HR. Bukhori Muslim)

    Perhatikanlah firman Allah tentang orang yang paling merugi,
    “Yaitu orang-orang yang berbuat kesesatan tatkala hidup didunia sedangkan mereka mengira berbuat kebaikan.” (QS. Al Kahfi: 104)

    Nabi sholallohu ‘alaihi wa salam bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan suatu perkara yang baru (bid’ah) atau mendukung pelaku bid’ah maka akan mendapatkan laknat Allah, para malaikat dan manusia semuanya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

    Nabi sholallohu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya Allah men-cegah pelaku bid’ah melakukan taubat.” (HR. Thobrony, Baihaqi).

    Hal ini dikarenakan pelaku bid’ah tidak sadar bahwa dirinya telah berbuat dosa dengan perbuatan bid’ahnya bahkan menyangka telah berbuat amal yang saleh, maka menjadi terbaliklah baginya antara yang benar dan yang salah. Jadi jelas bahwa tidak ada yang namanya bid’ah hasanah, karena setiap bid’ah adalah dholalah

    ucapan Imam Asy Syafi’i tatkala beliau berkomentar mengenai masalah bid’ah. Beliau mengatakan, “Barang siapa yang menganggap baik urusan-urusan baru, maka ia telah membuat syariat.”

    —————————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Lho ini yang bener yang mana tho..mas Gatot atau mbak Ririn? Mas gatot dan mbak Ririn sama ip id nya
    http://arifkurniawan.wordpress.com | ri2n@telkom.net.id | 202.162.216.199….beda email doang gatot123@yahoo.com 😛 Jadi maaf, karena komentar anda kurang lebih substansinya sama maka yang lain tak buang dan saya ambil yang paling banyak dan lebih lengkap…:)

    Mas/mbak, semua yang anda katakan itu bener. Apa ada kaum “muslim sejati” yang suka bid’ah? Namun, pertanyaan yang sering aku ungkapkan adalah, benarkah yang dinyatakan oleh Wahhaby sebagai Bid’ah memang bid’ah, atau justru sekedar bid’ah Wahhaby dalam pembid’ahan?

    Trus saya mau nanya tentang hadis yang anda artikan di atas itu: “Barangsiapa melakukan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan itu tertolak”. Di hadis ini masih ambigu (belum jelas), amalan apakah itu? Apakah Amalan ibadah atau semua jenis amalan? Kalau ibadah maka dari mana pengartian itu? Kalau semua jenis amalan maka sangat buanyak amalan yang tidak ada perintah darinya. Begitu juga dengan ungkapan Imam Syafi’i itu, Apa yang beliau maksud dengan urusan baru….? Semua urusan atau sebagian saja…trus atas dasar apa kita mengatakan ini dan itu atas ungkapan itu? Ini yang harus lebih banyak dikaji mas/mbak….

    Trus, ayat yang anda cantumkan itu (“Yaitu orang-orang yang berbuat kesesatan tatkala hidup didunia sedangkan mereka mengira berbuat kebaikan.” (QS. Al Kahfi: 104)), justru lebih tepat untuk kaum Wahhaby yang menyangka mereka berbuat kebaikan dengan bentuk penyelamatan KAUM MUSLIM dari syirik dan bid’ah padahal apa yang mereka lakukan itu tidak lain adalah kesesatan, karena tidak memiliki argumen yang kuat.

  31. Mas Sastro H,

    Apakah anda yakin apa yang diperbuat oleh sahabat Abu Ayyub maupun Bilal ada kaitannya dengan Tawasul??? Padahal apa yang mereka lakukan adalah ziarah ke makam Nabi SAW, ziarah yang sesuai syari. Ini bisa dibuktikan para sahabat membiarkannya.

    Kalau anda berkeyakinan yang diperbuat oleh mereka adalah tawasul. Mengapa mayoritas sahabat tidak melakukannya? Beranikah anda mengatakan kalau mayoritas sahabat bukan ahli sunnah.
    Paling anda akan mengatakan logika Mazzini salah, yang benar logika Sastro .. he .. he ..

    Sampai sekarang saya belum mendapat jawaban anda mengenai kyai yang isi ilmu kebal??? malu dong masa masalah “kecil” aja nggak bisa jawab .. he .. he ..

    Tapi saya paham mengapa anda tidak bisa jawab. Karena anda juga berpendapat itu tidak syari tapi anda pengecut dan tidak berani jujur untuk mengakuinya dan sungkan untuk mengkritisi kyai kalian .. he .. he .. makanya jangan sok ngaku2 ahli sunnah.
    Katanya ahli sunnah? sunnah siapa nih yang di ikuti? sunnah Sastro kali.

    Sunnah Sastro:
    – Sombong
    – Kasar
    – Tidak sopan
    – Menghina ulama
    – Logika Bengkok
    – Merendahkan orang lain.
    – Egois

    ———————————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Pertanyaan anda itu sudah saya jawab di jawaban saudara kita yang satu itu…saya lupa ID-nya. Dan di situ saya juga mencantumkan satu riwayat (atsar) dari sahabat Bilal bin Harits yang tercantum dalam kitab Fathul Bari…coba cek lagi!

    Masalah ilmu kebal, kalau anda dengan teliti membaca tulisan saya sebelumnya maka anda harusnya tahu -kalau anda cerdas- bahwa belajhar dan mengajar ilmu kebal itu tergantung kepada dari mana asalnya. Kalau ilmu kebal itu dari Setan maka masuk kategori sihir yang diharamkan oleh Syariat Islam. Tapi kalau gak maka ya jelas gak papa…karena kami tidak meyakini definisi Bid’ah seperti yang kalian definisikan (walau kajian ini (ttg definisi, tolok ukur dan batasan Bid’ah) akan kita sampaikan nanti) bahwa bid’ah adalah “Segala yang tidak diperintahkan Rasul”…makanya mas, saya melemparkan beberapa pertanyaan kepada anda tentang ilmu kebal itu sbenarnya adalah jawaban, tapi berbentuk ‘naqdi‘. Namu sayang, anda kurang peka denga itu, entah karena apa sehingga anda pun belum menjawabnya…berkaitan dengan syirik atau bid’ahnya belajar ilmu kebal kala itu.

  32. “لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لا يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم حتى تقوم الساعة”.
    mudah-mudahan pak Kiayi Sastro termasuk satu dari sebagian ummat Rasulullah saw yang terungkap pada hadits diatas. Saya cinta Anda.

    ——————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Saya bukan kyai, saya masih santri…dan saya bangga dengan titel santri kampung tapi mampu menjawab isu-isu wahabisme. Saya juga yakin, anda pun tergolong apa yang diungkapkan hadis di atas. Saya hormat kepada orang seperti anda.

  33. Assalamualaikum Wr.Wb. Saran saya buat Mas Satro…sesuai dengan pengamatan saya tidaklah perlulah Mas Sastro terlalu serius menanggapi Si Mazzini…secara substansial komentarnya selalu yakin akan kebenaran pendapatnnya dan ajarannya sendiri, sesuai pengalaman saya diskusi dengan salafy, mereka selalu bilang anti taklid, tetapi setelah diskusi berlangsung dan datang hujjah kepada mereka, mereka tetap bersikeras akan kebenarn pendapat mereka-saya masih ingat teman saya menjuluki seseorang yang ziarah kubur dengan istilah quburiyyun, dan meskipun telah datang dalil dalil yang sahih dan sarih kelihatan enggan menerima kebenaran dari pihak lain…

  34. Malam ini buka blog nya ternyata dah berubah themesnya. Sedikit masukan aja mas kalo boleh sih :D, dari segi warna memang lbh adem yg skrg namun kalo menurut ane dari segi kelengkapan halaman muka kayanya lbh pas yg dulu. Kalo skrg itu mau lihat komentar2 atau tulisan2 terakhir kita harus scroll down jauh ke bawah. Namun itu bisa diakali dgn memendekkan jmlh maksimal postingan yg tampil di muka, misal cuma 5 postingan biar ga terlalu jauh scrolling nya.

    Dan yg skrg ini kalo kita buka satu halaman sekunder spt halaman ini maka menu2 spt artikel dan komentar terakhirnya hilang. Ribet jg kan kalo mesti kembali lg ke Halaman Mukanya tiap kali selesai membuka satu halaman.

    Sekedar masukan aja mas, buat kenyamanan pencinta blog ini baik itu yg pro ataupun kontra Wahabi 🙂

    ——————————————————-

    Sastro Menjawab:
    Jazakumullah atas masukannya….

  35. Mas Sastro,

    Terimakasih untuk jawaban anda. So saya menjadi tahu dan paham atas keyakinan anda dalam masalah ilmu kebal atau sebangsanya. Tidak menjadi masalah kalau kita tidak sepaham karena itu merupakan hak atas keyakinan masing-masing. Tidak ada pemaksaan dalam hal pemahaman dan keyakinan.

    Vai,
    Anda salah, saya cukup toleransi kok denga perbedaan.

  36. Mas Sastro,

    Kalau ada kata-kata dan komentar saya yang tidak berkenan, saya mohon maaf.

    ———————————————————–
    kepal
    Sastro Menjawab:
    Sama-sama mas….toch kita khan diskusi, kepala boleh panas tapi hati harus tetap sejuk…:P

  37. Benar, theme jangan diubah biar keq sebelumnya saja. Saya sekeluarga mendukung dan bersyukur ada blog koyo ngene. Terus terang, saya juga sebel dengan orang-orang wahabi. Kalau nuruti wahabi, wah betapa miskinnya kehidupan keagamaan kita, miskinnya ilmu kita karena tidak berkembang etc. Nulis terus Mas Sastro. Kyai ra perlu metu, diadepi santri kampung wae wis cukup.

  38. Nanya lagihhhh… jangan bosan ya Mas Sastro

    “Kalau ilmu kebal itu dari Setan maka masuk kategori sihir yang diharamkan oleh Syariat Islam. Tapi kalau gak maka ya jelas gak papa…”

    Pertanyaannya…
    Kalo dari syetan, haram. Tapi kalau gak, ya gak apa apa. Nah yang menjadi pertanyaan… kalau gak dari syetan, trus dari sapa Mas Sastro?

    ——————————————————————

    Sastro Menjawab:
    Apakah ada setelah ‘kebenaran’ kecuali ‘lesesatan’…? (wa maa ba’dal haqqu illadz dzolal)…anda tahu kesesatan dari siapa? Dan apakah anda lupa bahwa ‘al-haqqu min rabbika’?

  39. Mas sastro
    Saya butuh pencerahan:

    Apakah defenisi syirik seperti yang mas sebutkan memang hanya terkait pada keyakinan terhadap obyek?.
    Kalau iya, bagaimana dengan orang-orang arab dulu yang mereka beristighosah/tawassul/tabarruk kepada Latta, Uzza dkk. Orang-orang arab itu tidak meyakini bahwa Latta dkk itu “independent” tetapi karena yakin bahwa Latta dkk memiliki jah/maqam di sisi Allah.

    makasih mas sebelumnya

    ————————————————————————

    Sastro Menjawab:
    Jika kita telaah sejarah dan teks-teks yang ada ada dua hal yang berbeda; Berkaitan dengan penciptaan (tauhid fil khaliqiyah) maka para kafir Quraisy akan mengatakan Allah sebagai pencipta alam semesta, bukan laata, uzza dan manaat. Makanya dalam al-Quran disebutkan: Jika mereka ditanya tentang siapa pencipta Alam semesta pasti mereka menjawab Allah (layaqulunnallah). Tetapi dalam masalah pengaturan/pemeliharaan (tauhid rububiyah) maka mereka meyakini bahwa laata-uzza dan manaat memiliki keindependenan dalam hal ini, plus mereka meyakini uluhiyah benda-benda tadi, berbeda dengan obyek tawassul dalam Islam. Tiada kaum muslimin sejati yang meyakini ke-uluhiyah-an yang diistighostahi. Walaupun dari sisi jah dan wasilah, keduanya hampir mirip. Tetapi kemiripan itu bukan terdapat pada hal prinsip, justru yang prinsip adalah keyakinan tentang uluhiyah itu lho mas…

  40. assalamualaikum…
    wahhh kethoe kok seru banget ya perdebatane,hehe…
    sedikit menanggapai neh. klo menurutku…tawassul kepada orang yg sudah meniggal itu tidak boleh alias bid’ah. karena orang yang sudah meniggal itupun belum tentu bisa menolong dirinya sendiri untuk dihadapan Allah dan mereka belum tentu atau tidak dijamin masuk surga, walaupun ia setaraf kyai sholih. karena yg tahu hanya Allah dan rosul_Nya..

  41. assalamu’alaikum wr.wb.

    alhamdulillah…om masih ingat saya.
    Kabur..?, ah sebenarnya saya ga kabur om (ini emang jadi kebiasaan om dalam memilih kata selalu provokatif, sengaja ya… biar pengunjungnya pd penasaran ?). Saya cuman bosen, ada 3 hal yg membuat bosen :
    Ihda>> pertunjukan debat ini makin tidak menghibur
    itsna>> merogoh kocek banget (untuk ukuran saya 4ribu perjam ngenet, sedikit berat)& yg lebih penting nih…
    tsalatsa>> om masih belum terbuka ttg jati diri dan guru om,
    orang madura mayoritas berdarah nahdliyin tapi om yg satu ini koq ex wahaby yg plin-plan menentukan jati diri ya ?…mau bukti
    ketika mas mazzini memberi opsi
    1. Apakah anda asalnya aswaja terus ke wahhaby dan kembali ke aswaja?
    2. Atau apakah memang awalnya wahhaby terus sekarang menjadi aswaja?
    om sastro menjawab :Kemungkinan yang pertama spertinya lebih cocok mas…
    >> “kemungkinan” ?…..”sepertinya”?
    gila!!!…untuk ukuran orang seteliti om dlm menyusun strategy adu domba ini koq bisa jawab kaya gitu ?
    >> emangnya waktu nyusup di wahaby om teriak2 “tawasul, tabaruk…itu bid’ah!!!”
    dan sekarang nyusup di aswaja om berkoar2 “abdul wahab, ibnu taymiah…itu sesat!!!”

    ikhtitam :
    jangan ngasih jawaban yg membuat saya bosan lagi ya om.

    wassalamu’alaikum wr wb

    ———————————————————–

    Sastro Menjawab:
    😛 anda masih tetap saja…dari dulu gak pernah ngejawab artikel yang ada di atas komentar anda itu. Bisanya cuman ngoceh ngalor ngidul doang….JAWAB COBA kalau anda memang benar!

  42. saaalut mas sastro…
    saya tuh mengikuti blog ini hampir tiap minggu , tapi ga berani komentar karena tahu diri kebodohan saya.
    sharing pengalaman saja , kalo santri kampung ngaji kitab 10 ,15 th tapi nggak banyak ngomong,tapi wahabist ngaji 2 th , pinternya minta ampun kenapa yah?. buat Mamad mending baca saja dulu artikelnya semua , kasian mas sastro harus ngulang ngulang penjelasan , mudah – mudahan ilmu mas sastro pindah ke saya deh :p

  43. assalamu’alaikum…
    saya senang dengan pengungkapan kesalahfahaman pengikut wahaby/salafy melalui tulisan2 di sini, tapi saya sangat ga suka dengan gaya mas sastro dalam mengungkapkannya, terutama dalam hal:
    1. menghina orang. mas sastro sangat sering menghina ibnu taymiah, muhammad bin abdul wahhab, bin baz, dll. menurut saya itu sangat ga bijak mas. kalau menurut “pandangan mas sastro”, sekali lagi menurut pandangan mas sastro -(karena sebagai pengikut ahlussunnah wal jamaah, mas sastro tentunya toleransi terhadap perbedaan pendapat)- mereka itu adalah orang-orang yang “SALAH PENDAPATNYA” dan “SERING MENYALAHKAN/MENGKAFIRKAN KELOMPOK LAIN” maka mas sastro ga perlu menghina mereka dan ikut-ikutan mencela seperti yang dilakukan oleh pengikut mereka. tuduhan2 mas sastro bahwa wahaby itu adalah kelompok yang di sokong oleh inggris, secara faktual belum terbuktikan mas. Yang ada hanyalah menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang laen kemudian diambil kesimpulan bahwa inggris di belakang mereka. Dan ini tentunya hanyalah praduga. Ingat mas, sebagian praduga itu dosa.
    Penghinaan mas sastro terhadap para ulama mereka, meskipun mas sastro mengatakan bahwa mereka adalah ulama suu’ itu sangat ga bijak. Katakanlah memang benar bahwa mereka itu ulama suu’, tapi itu tidak cukup menjadikan alasan buat mas sastro untuk menghina dan mencelanya mas. Mas sastro,… kita ga tahu derajat seseorang di sisi Allah. Biar Allah yang menentukan bagaimana mereka. Ingat mas, kalau Allah berkehendak untuk menghinakan seseorang, maka tak ada orang lain yang mampu memulyakannya. Jadi kita ga perlu repot2 menghabiskan tenaga dan waktu untuk menghina mereka kan? Jadi menurut saya, mas sastro ungkapkan saja kesalahfahaman mereka berdasarkan dalil dalil yang ada dan kuat, tak usah diikuti dengan penghinaan dan pencelaan terhadap mereka dan ulama2 yang mereka ikuti…
    2. dalam mengungkapkan pendapat, seringkali mas sastro menggunakan gaya bahasa yang sombong. Jika mereka sombong mas sastro ga perlu menyombongi mereka mas. Ingat mas, nilai atau baik buruknya dari suatu perbuatan itu ditentukan dari perbuatan itu sendiri. Sombong itu adalah perilaku yang buruk, bukan? Maka tak perlu mas sastro sombong juga, meskipun dengan dalih “menyombongi orang yang sombong”. Tetep aja penilaian atas perbuatan mas sastro itu kembali kepada perbuatan mas sastro itu sendiri kan, berarti kesombongan mas sastro meskipun buat menyombongi orang sombong itu ya tetep aja buruk…
    demikian kritik dari saya mas, marilah kita sampaikan kebenaran yang kita fahami dengan hikmah, tidak dengan celaan dan bahasa yang sombong. semoga ini menjadi kebaikan buat situs ini selanjutnya…

    wassalamu’alaikum

  44. Wah mas kulo punya hati & pikiran yang jernih. Ini baru the real aswaja.

  45. untuk para pencinta ilmu,
    cobalah untuk secara terbuka dan berbesar hati,dalam mengkritisi blog ini. cobalah kalian bandingkan tentang isi kandungan materi, keberanian dan keterbukaan dalam mempertahankan pendapat, dan fakta yang terjadi didalam masyarakt.
    1) blog ini telah berani dalam mempertahankan pendapat berdasarkan alquran, sunnah yang senafas alquran, dan pendapat para ulama ASWAJA,
    tidak ada comentar yang ditolak (blog wahabi tidak ada yang berani),dan bahkan dijawab dengan dalil yang cukup kuat secara terstruktur.
    badingkan dengn blog wahabi, atas nama fanatik buta mereka tidak pernah berani menerima coment yang bertentangan dng faham mereka. jika mereka benar, biasakanlah menerima perbedaan dan pertahankan dengan dasar yang berdasarkan metoda ilmiah.
    2). kalian sering mengomentari kata-kata mas sastro yang memang terkadang kurang lembut (versi kalian), tetapi cobalah kita lihat wahabi yang telah berani mengkafirkan, menfitnah, bahkan sejarah telah membuktikan telah membantai ribuan umat muslim.
    WAHABILAH YANG TELAH MEMECAH BELAH UMAT ISLAM,
    WAHABILAH YANG TELAH MEMBUAT UMAT ISLAM TERBELAKANG,
    WAHABILAH YANG TELAH MEMBUAT PENDANGKALAN AQIDAH,
    WAHABILAH YANG TELAH MENFITNAH ALLAH DAN RASULULLAH,
    Jadi biarkanlah blog ini menyampaikan dakwahnya dengan bahasa budaya mas sastro, yang penting KAJIAN DAN ISI MATERI kita Kaji sesua dengan metoda Ilmuiah, dan tentunya KITA HARUS MEMBUKA PIKIRAN KITA, AGAR MENCAPAI KEYAKINAN YANG KAFFAH.

  46. Contoh sederhana, apabila ada hukum lalu lintas dilarang belok kanan maka belok kanan serong pun juga dilarang.Rasulullah dengan tegas mengatakan semua bidah adalah sesat.Jadi apalagi yang anda perdebatkan..??????????? apakah anda sekalian akan mendebat klo bidah ini..bidah itu boleh karena baik ???????.Apakah anda sekalian akan mendebat nabi muhammad saw seperti anda mendebat kepada seorang polisi dengan mengatakan ” Pak polisi yg dilarang tuh belok kanan sedang saya tuh belok kanan serong” .Bahkan seorang polisi yang bodoh pun g akan membenarkan anda.Wallahualam.

    ———————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Walaupun sekarang bukan waktunya membahas bid’ah tapi saya mau kasih sedikit isyarat saja…
    Kaum Wahaby mengatakan bahwa “Semua bentuk sujud kepada Makhluk adalah Syirik, karena itu ibadah kpd selain Allah”…lha kalau sujud di hadapan rumah batu yang bernama ka’bah gimana? Sujud di depan manusia biasa seperti Nabi Adam dan Nabi Yusuf dimana? Anda pasti akan bilang, tu ada perintah dari Allah…lha kalau begitu -denga tetap berpegangan denga kaidah anda tadi yg melarang sujud di depan makhluk- berarti Allah kadang melegalkan syirik donk? Berarti ada syirik yang baik karena ada legalitas dari Allah, ada juga syrik yg gak baik karena dibenci oleh Allah….begitu juga dengan bid’ah? Gimana?

  47. Mas sastro….bukanlah kyai atau siapapun ulama anda yg merupakan manusia terbaik setelah nabi muhammad melainkan sahabat-sahabat nabi (abu bakar,umar bin khatab,ustman,ali) yg meski mereka tidak maksum seperti nabi muhammad saw tapi allah swt menjamin mereka penghuni surga.Mereka adalah manusia terbaik setelah nabi muhammad saw ,maka untuk itu tunjukkan kepada saya riwayat para sahabat nabi itu bertawasul dan ber istighosah ???????????? sepengetahuan saya tidak ada.wallahualam

    —————————————————-

    Sastro Menjawab:
    Sudah mas, coba anda lihat ttg istighotsah yg terakhir itu (riwayat Salaf Saleh)….

  48. Mengapa orang2 wahabi selalu memperuncing masalah2 sunnah atau mubah yang diamalkan oleh kaum muslimin ? Mas Sastro sudah cukup menjawab dgn jelas berdasarkan dalil yg cukup baik. Dgn berdalil pada satu dalil saja yg shohih mengenai dibolehkannya tawassul, ziarah kubur, tabarruk dll. sudah cukup memadai bagi orang yg ingin mengamalkan, mengapa orang wahabi selalu menteror saudaranya sendiri kaum muslimin dan merasa yg paling murni, paling suci, paling benar.dan…paling apa lagi…?

  49. Untuk menambah dalil dari mas sastro, saya silahkan para pembaca membuka website http://www.everyoneweb.com/tabarruk Disini banyak sekali dalil2 dan wejangan para ulama pakar mengenai ziarah kbr, tawassul, tabarruk , maulidin nabi saw., kemuliaan keturunan (dzurriyat) Nabi saw., faham kaum salafi/wahabi, kesalahan al-Albani dll…!
    semoga kita semua diberi hidayah oleh Allah swt.amin

  50. alhamdulillah saya telah keluar dari agama salafy/wahaby/tanduk setan dari najd……

    bwt rekan2 yg masih beragama salafy…silahkan uji keilmiahan otak kalian di :
    http://salafytobat.wordpress.com

Tinggalkan Balasan ke anti bidah Batalkan balasan