Siapa Bilang Ibnu Taimiyah Ahlusunah? (Bag-II)

Yang lebih parah lagi, setelah ia meragukan semua keutamaan Ali bin Abi Thalib, dari seluruh ungkapannya tersebut, akhirnya ia pun meragukan Ali sebagai khalifah. Hal itu merupakan konsekuensi dari semua pernyataan yang pernah ia lontarkan sebelumnya. Mengingat, dalam banyak kesempatan Ibnu Taimiyah selalu meragukan kemampuan Ali dalam memimpin umat. Oleh karenanya, dalam banyak kesempatan pula ia menyebarkan keragu-keraguan atas kekhalifahan Ali. Tentu saja, metode yang dipakainya dalam masalah inipun sama sebagaimana yang ia terapkan sebelumnya -seperti yang telah disinggung di atas, yaitu; dengan cara menukil beberapa pendapat yang sangat tidak mendasar, dan tidak jujur sembari mengajukan pendapat pribadinya sebagai pendapat tokoh-tokoh salaf saleh.

——————————————

Siapa Bilang Ibnu Taimiyah Ahlusunah? (Bag-II)

Jelas bahwa pernyataan Ibnu Taimiyah dengan mengatasnamakan salaf saleh tidaklah memiliki dasar sedikitpun, apalagi jika ia mengatasnamakan para imam mazhab Ahlusunnah. Lantas, bagaimana mungkin pribadi seperti Ibnu Taimiyah dapat mewakili pemikiran Ahlusunnah, padahal begitu banyak pandangan ulama Ahlusunnah sediri yang secara jelas bertentangan dengan pendapat Ibnu Taimiyah? Lebih-lebih pendapat Ibnu Taimiyah tadi hanya sebatas pengakuan saja, tanpa memberikan argumen maupun rujukan yang jelas, baik yang berkaitan dengan hadis (Rasul saw), maupun ungkapan para salaf saleh (dari sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in) termasuk nukilan pendapat para imam mazhab empat secara cermat, apalagi bukti ayat al-Quran.

Yang lebih parah lagi, setelah ia meragukan semua keutamaan Ali bin Abi Thalib, dari seluruh ungkapannya tersebut, akhirnya ia pun meragukan Ali sebagai khalifah. Hal itu merupakan konsekuensi dari semua pernyataan yang pernah ia lontarkan sebelumnya. Mengingat, dalam banyak kesempatan Ibnu Taimiyah selalu meragukan kemampuan Ali dalam memimpin umat. Oleh karenanya, dalam banyak kesempatan pula ia menyebarkan keragu-keraguan atas kekhalifahan Ali. Tentu saja, metode yang dipakainya dalam masalah inipun sama sebagaimana yang ia terapkan sebelumnya -seperti yang telah disinggung di atas, yaitu; dengan cara menukil beberapa pendapat yang sangat tidak mendasar, dan tidak jujur sembari mengajukan pendapat pribadinya sebagai pendapat tokoh-tokoh salaf saleh.

Berikut ini adalah beberapa contoh dari ungkapan Ibnu Taimiyah dalam masalah tersebut:

1. “Diriwayatkan dari Syafi’i dan pribadi-pribadi selainnya, bahwa khalifah ada tiga; Abu Bakar, Umar dan Usman”.[32]

2. “Manusia telah bingung dalam masalah kekhilafan Ali (karena itu mereka berpecah atas) beberapa pendapat; Sebagian berpendapat bahwa ia (Ali) bukanlah imam, akan tetapi Muawiyah-lah yang menjadi imam. Sebagian lagi menyatakan, bahwa pada zaman itu tidak terdapat imam secara umum, bahkan zaman itu masuk kategori masa (zaman) fitnah”.[33]

3. “Dari mereka terdapat orang-orang yang diam (tidak mengakui) atas (kekhalifahan) Ali, dan tidak mengakuinya sebagai khalifah keempat. Hal itu dikarenakan umat tidak memberikan kesepakatan atasnya. Sedang di Andalus, banyak dari golongan Bani Umayyah yang mengatakan: Tidak ada khalifah. Sesungguhnya khalifah adalah yang mendapat kesepakatan (konsensus) umat manusia. Sedang mereka tidak memberi kesepakatan atas Ali. Sebagian lagi dari mereka menyatakan Muawiyah sebagai khalifah keempat dalam khutbah-khutbah jum’atnya. Jadi, selain mereka menyebutkan ketiga khalifah itu, mereka juga menyebut Muawiyah sebagai (khalifah) keempat, dan tidak menyebut Ali”.[34]

4. “Kita mengetahui bahwa sewaktu Ali memimpin, banyak dari umat manusia yang lebih memilih kepemimpinan Muawiyah, atau kepemimpinan selain keduanya (Ali dan Muawiyah)…maka mayoritas (umat) tidak sepakat dalam ketaatan”.[35]
Jelas sekali di sini bahwa Ibnu Taimiyah selain ia berusaha menyebarkan karaguan atas kekhalifah Ali bin Abi Thalib kepada segenap umat, ia pun menjadi corong dalam menyebarkan kekhalifahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Sedang hal itu jelas-jelas bertentangan dengan akidah Ahlusunnah wal Jama’ah.

Untuk menjawab pernyataan-pernyataan Ibnu Taimiyah di atas tadi, mari kita simak beberapa pernyataan pembesar ulama Ahlusunnah tentang kekhilafahan Ali bin Abi Thalib, dan ungkapan mereka perihal Muawiyah bin Abu Sufyan, termasuk yang bersumber dari kitab-kitab karya imam Ahmad bin Hambal yang diakui sebagai panutan Ibnu Taimiyah dalam pola pikir dan metode (manhaj)-nya.

1. Dinukil dari imam Ahmad bin Hambal: “Barangsiapa yang tidak mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat, maka jangan kalian ajak bicara, dan jangan adakan tali pernikahan dengannya”.[36]

2. Dikatakan bahwa imam Ahmad bin Hambal pernah mengatakan: “Barangsiapa yang tidak menetapkan imamah (kepemimpinan) Ali, maka ia lebih sesat dari Keledai. Adakah Ali dalam menegakkan hukum, mengumpulkan sedekah dan membagikannya tanpa didasari hak? Aku berlindung kepada Allah dari ungkapan semacam ini…akan tetapi ia (Ali) adalah khalifah yang diridhai oleh para sahabat Rasul. Mereka melaksanakan shalat dibelakangnya. Mereka berperang bersamanya. Mereka berjihad dan berhaji bersamanya. Mereka menyebutnya sebagai amirulmukminin. Mereka ridha dan tiada mengingkarinya. Maka kami pun mengikuti mereka”.[37]

3. Dalam kesempatan lain, sewaktu putera imam Ahmad bin Hambal menanyakan kepada ayahnya perihal beberapa orang yang mengingkari kekhalifahan Ali, beliau (imam Ahmad) berkata: “Itu merupakan ungkapan buruk yang hina”[38].

4. Dari Abi Qais al-Audi yang berkata: “Aku melihat umat manusia di mana mereka terdapat tiga tahapan; Para pemilik agama, mereka mencintai Ali. Sedang para pemilik dunia, mereka mencintai Muawiyah, dan Khawarij”.[39]

Adapun riwayat-riwayat yang berkaitan dengan keutamaan Ali terlampau banyak untuk disampaikan di sini. Untuk mempersingkat pembahasan, kita nukil beberapa contoh riwayat yang khusus berkaitan dengan keilmuan dan kekhilafan Ali dari kitab-kitab standar Ahlusunnah wal Jamaah:

1. Dalam kitab Mustadrak as-Shahihain karya al-Hakim an-Naisaburi dijelaskan dari Hayyan al-Asadi; aku mendengar Ali berkata: Rasul bersabda kepadaku: “Sesungguhnya umat akan meninggalkanmu setelahku (sepeninggalku), sedang engkau hidup di atas ajaranku. Engkau akan terbunuh karena (membela) sunahku. Barangsiapa yang mencintaimu, maka ia telah mencintaiku. Dan barangsiapa yang memusuhimu, maka ia telah memusuhiku. Dan ini akan terwarnai hingga ini (yaitu janggut dari kepalanya)”.[40]

2. Dalam Shahih at-Turmudzi yang diriwayatkan oleh Abi Sa’id, ia berkata: “Kami (kaum Anshar) tiada mengetahui orang-orang munafik kecuali melalui kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib”.[41]

3. Dalam kitab Mustadrak as-Shahihain yang diriwayatkan dari Zaid bin Arqam yang menyebutkan; Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menginginkan hidup sebagaimana kehidupanku, dan mati sebagaimana kematianku, dan menempati sorga yang kekal yang telah dijanjikan oleh Tuhanku kepadaku, maka hendaknya ia menjadikan Ali sebagai wali (pemimpin/kecintaan). Karena ia tiada akan pernah mengeluarkan kalian dari petunjuk, dan tiada akan menjerumuskan kalian kepada kesesatan”.[42]

4. Dalam kitab Tarikh al-Baghdadi diriwaytkan dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasul bersabda: “Di malam sewaktu aku mi’raj ke langit, aku melihat di pintu sorga tertulis: Tiada tuhan melainkan Allah, Muhammad Rasul Allah, Ali kecintaan Allah, al-Hasan dan al-Husein pilihan Allah, Fathimah pujian Allah, atas pembenci mereka laknat Allah”.[43]

5. Juga dalam kitab Tarikh al-Baghdadi disebutkan sebuah hadis tentang penjelmaan Iblis untuk menggoda Rasul beserta para sahabat sewaktu bertawaf di Ka’bah. Setelah Iblis itu sirna, Rasul bersabda kepada Ali: “Apa yang aku dan engkau miliki wahai putera Abu Thalib. Demi Allah, tiada seseorang yang membencimu kecuali ia (Iblis) telah campur tangan dalam pembentukannya (melalui sperma ayahnya .red).” Lantas Rasul membacakan ayat (64 dari surat al-Isra’): “Wa Syarikhum fil Amwal wal Awlad” (Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak)”.[44]

6. Dalam kitab Mustadrak as-Shahihain disebutkan, diriwayatkan dari Mujahid dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasul bersabda: “Aku adalah kota hikmah, sedang Ali adalah pintunya. Barangsiapa yang menghendaki hikmah hendaknya melalui pintunya”.[45] Dalam riwayat lain disebutkan: “Aku adalah kota ilmu, sedang Ali adalah pintunya. Barangsiapa yang menghendaki ilmu hendaknya melalui pintunya”.[46]

7. Dalam kitab Mustadrak as-Shahihain disebutkan, diriwayatkan dari al-Hasan dari Anas bin Malik, ia berkata; Nabi bersabda kepada Ali: “Engkau (Ali) penjelas (atas permasalahan) yang menjadi perselisihan di antara umatku setelahku”.[47]

8. Dalam kitab as-Showa’iq al-Muhriqah karya Ibnu Hajar disebutkan, sewaktu Rasul sakit lantas beliau mewasiatkan kepada para sahabatnya, seraya bersabda: “Aku meninggalkan kepada kalian Kitab Allah (al-Quran) dan Itrah (keturunan)-ku dari Ahlul Baitku”. Kemudian beliau mengangkat tangan Ali seraya bersabda: “Inilah Ali bersama al-Quran, dan al-Quran bersama Ali. Keduanya tiada akan berpisah sehingga pertemuanku di al-Haudh (akherat) kelak, maka carilah kedua hal tersebut sebagaimana aku telah meninggalkannya”.[48] Dalam hadis lain disebutkan: “Ali bersama kebenaran dan kebenaran bersama Ali. Keduanya tiada akan pernah berpisah hingga pertemuanku di Haudh kelak di akherat”.[49]

9. Dalam kitab Usud al-Ghabah karya Ibnu Atsir disebutkan, diriwayatkan dari Abi Sa’id al-Khudri, ia berkata; Rasul memerintahkan kami untuk memerangi kelompok Nakitsin (Jamal), Qosithin (Shiffin) dan Mariqin (Nahrawan). Lantas kami berkata: “Wahai Rasulullah, engkau memerintahkan kami memerangi mereka, lantas bersama siapakah kami?”, beliau bersabda: “Bersama Ali bin Abi Thalib, bersamanya akan terbunuh (pula) Ammar bin Yasir”.[50]

Bersambung….

————————————
Rujukan:

[32] Minhaj as-Sunnah Jil:2 Hal:404

[33] Ibid Jil:1 Hal:537

[34] Ibid Jil:6 Hal:419

[35] Ibid Jil:4 Hal:682

[36] Thobaqoot al-Hanabilah Jil:1 Hal:45

[37] Aimmah al-Fiqh at-Tis’ah Hal:8

[38] As-Sunnatu Halal Hal:235

[39] Al-Isti’aab Jil:3 Hal:213

[40] Mustadrak as-Shahihain Jil:3 Hal:142. Hadis serupa –dengan sedikit perbedaan redaksi- juga dapat ditemukan dalam kitab-kitab lain semisal; Tarikh al-Baghdadi Jil:13 Hal:32, Usud al-Ghabah Jil:4 Hal:383, Majma’ az-Zawa’id Jil:9 Hal:131, ar-Riyadh an-Nadhrah Jil:2 Hal:213, dsb.

[41] Shahih at-Turmudzi Jil:2 Hal:299. Hadis serupa –dengan sedikit perbedaan redaksi- juga dapat ditemukan dalam kitab-kitab semisal; Shahih Muslim kitab al-Iman, Shahih an-Nasa’I Jil:2 Hal:271, Musnad Ahmad bin Hambal Jil:1 Hal:84, Mustadrak as-Shahihain Jil:3 Hal:129, Tarikh al-Baghdadi Jil:3 Hal:153, Majma’ az-Zawa’id Jil:9 Hal:133, dsb.
[42] Mustadrak as-Shahihain Jil:3 Hal:128. Hadis semacam ini –walau dengan sedikit perbedaan redaksi- juga dapat ditemukan dalam kitab-kitab semisal; Usud al-Ghabah Jil:4 Hal:23 atau Jil:6 Hal:101, al-Ishabah karya Ibnu Hajar Jil:3 Bagian ke-1 Hal:20, ar-Riyadh an-Nadhrah Jil:2 Hal:215, Tarikh al-Baghdadi Jil:4 Hal:102, dsb.

[43] Tarikh al-Baghdadi Jil:1 Hal:259.

[44] Ibid Jil:3 Hal:289-290

[45] Mustadrak as-Shahihain Jil:11 Hal:204. Hadis yang sama dengan sedikit perbedaan redaksi juga dapat ditemukan dalam Shahih at-Turmudzi Jil:2 Hal:229.

[46] Ibid Jil:3 Hal:128. Hadis yang sama dapat juga ditemukan dalam kitab lain semacam; as-Showa’iq al-Muhriqah karya Ibnu Hajar Hal:73, Tarikh al-Baghdadi Jil:2 Hal:377, ar-Riyadh an-Nadhrah Jil:2 Hal:193, Kunuz al-Haqa’iq karya al-Manawi Hal:43, dsb.

[47] Ibdi Jil:3 Hal:122. Hadis serupa juga dapat ditemukan dalam kitab Hilliyat al-Auliya’ karya Abu Na’im Jil:1 Hal:63.

[48] As-Showa’iq al-Muhriqoh Hal:75. Hadis semacam ini dapat pula dilihat dalam kitab-kitab semisal Mustadrak as-Shahihain Jil:3 Hal:124, Majma’ az-Zawa’id Jil:9 Hal:134, dsb.

[49] Tarikh al-Baghdadi Jil:14 Hal:321. Hadis serupa juga dapat dijumpai dalam kitab Shahih at-Turmudzi Jil:2 Hal:298, Mustadrak as-Shahihain Jil:3 Hal:119, Majma’ az-Zawa’id Jil:7 Hal:235, Kanzul Ummal karya al-Muttaqi al-Hindi Jil:6 Hal:157, dsb dengan sedikit perbedaan redaksi.

[50] Usud al-Ghabah Jil:4 Hal:32-33. Hadis serupa juga dapat ditemukan dalam kitab-kitab lain seperti; Mustadrak as-Shahihain Jil:4 Hal:139, Tarikh Baghdadi Jil:8 Hal:340 atau Jil:13 Hal:186, Majma’ az-Zawa’id Jil:9 Hal:235, Tafsir ad-Dur al-Mantsur karya as-Suyuthi dalam menafsirkan ayat 41 dari surat az-Zukhruf, dsb.

36 Tanggapan

  1. Assalamu’alaikum.

    Dear kang sastro..

    Kebathilan di muka bumi ini akan selalu ada kang..Perbedaan pun akan nampak dan jelas diantara umat…namun akang harus ingat bahwa Hukum Alloh akan selalu tegak, walau hanya sedikit saja yang berjalan di atasnya…namun janganlah hitam itu di jadkan putih ..atau pun sebaliknya. Wassalam.

  2. Wah kang sastro ada kemajuan nih…, gagal menyusup jadi guru agama islam , sekarang lewat web site, kang sastro benar-benar orientalis sejati

  3. Pelihara lisan & Tangisi dosa kalian , ghibah! Fitnah! Mencaci! Istighfar saudaraku

  4. Dear Kang Sastro,

    kalau mau mengkritik ulama, belajardulu dong … baca baca kitab2 dulu…
    wah kayaknya kang sastro suka mencaci tanpa dasar, buktikan…
    ana nasihatkan supaya antum istigfar sebelum maut menjemput…

  5. dear kang sasro

    alamat situs kakang memakai kata salafy tetapi tindakan kakang dengan tulisan ini mencerminkan tindakan dan pikiran yang berseberangan,…aku bingung apa maksud kakang menulis artikel ini yang berlaga ilmiah pada hal sangat tidak ilmiah,… kalau kata tukul kakang ini katrokkkkkk,..

  6. Salam semuanya,

    Saya ini orang yang masih katro dalam beragama mas, Saya tambah pusing dan bingung baca blog2 yang ada sekarang, begitu gampang ngeblog (ada yang bilang asal copy paste) tahulah bahasa apa lagi itu…

    Mau belajar agama malah jadi pusing, katanya agama Islam agama yang mudah…? Rahmatan lil ‘alamin.. piye iki mas.

    Saya muter2 di internet kok ya ketemunya..orang yang saling mencaci, memaki satu dengan yang lain (sesama islam lagi katanya). Nasib-nasib…., aku udah bodoh tambah bodoh jadinya.

    Mas, jangan bikin bingung orang bodoh yang pengin blajar agama seperti saya dong…(plisss dechh).
    Kalo saling caci, saling menyalahkan, dan masing2 merasa paling bener..
    Terus aku iki melu sopo…? mumet ndasku mas…

    Sudahlah hentikan pertikaian, kalo mau tuker ilmu ya mbok silaturahmi (ketemuan aja) gak usah di dunia maya yang dibaca banyak orang.

    Saya ini hanya wong katro, tapi minta maaf nich sama mas2 yang di sini kan pada pinter2. Kayanya meskipun di blog ini di adakan debat terus menerus selama 24 jam sehari, terus menerus sampai kita tua, rasanya tidak akan bertemu mana yang benar mana yang salah.

    Karena awal perdebatan ini masing2 py prinsip sendir2 yang menganggap juga paling benar.

    Saya setuju kata Mas Zul diatas “Pelihara lisan & Tangisi dosa kalian , ghibah! Fitnah! Mencaci! Istighfar saudaraku” Kita ini saudara bukan..?

    Perih sekali hati ini, ngliat sesama Islam kok berantem mulu…

    Wassalam.

  7. Bahaya Syiah …. syiah pandai takiyyah.. pendusta BESAR

    —————————-
    Sastro Menjawab:
    Untuk kesekian kalinya kami disangka Syiah…he he he

  8. Bismillah. untuk pengisi artikel yang bertajuk “salafy” ini, kajilah agama ini dengan kepala dingin, tanpa emosi, dan selalu harapkan wajah Allah ta’ala. Janganlah kau hujat ulama dengan kata-kata pedih yang tidak pantas disandarkan padanya. Berilmulah, berilmulah, berilmulah!! Angkat dulu kebodohanmu! bertaubatlah kepada Allah! sebelem ajal menjemputmu..

  9. Banyak jalan yang dilakukan syaiton untuk menggoda manusia dalam memfitnah, menghasut dan mengadu domba, nah..orientalis yang satu ini menggunakan salah satu jalan ini nich … Saudaraku berhati-hatilah! jangan mudah terhasut, apalagi dengan artikel yang tidak berdasar dan sok ilmiah ini. Dasar katrok …belangmu dah ketahuan!!!!!!!!!!!!

  10. klo memang mas sastro itu katro. coba berikan argumen kepada beliau dengan bantahan-bantahan kalian.

  11. Kalau Website ini benar-benar Ahlu Sunnah, kenapa penulis terjangkiti sifat hasad yang sangat tinggi. Apakah Ahlu Sunnah demikian? Belajarlah hai penulis… website ini banyak dustanya. Memahami agama dan mengamalkannya bukanlah dengan hawa nafsu seperti yang ditunjukkan oleh pemilik situs yang NGAWUR ini……..

    ————————–
    Sastro Menjawab:

    Hasad itu kerjaan hati mas..apakah anda tahu hakekat hati orang? Buktikan dengan dalil kalau blog ini ngawur…

  12. Teruskan perjuanganmu Sastro…..!!!
    Aku ada disampingmu…………………………
    Aku adalah penjaga Neraka Jahanam………………………….

  13. sahabat yang paling utama itu adalah abu bakar, seandainya ada rasul setelah muhammad, tentu abu bakarlah orangnya, itu kata hadistnya. rasullulah memang banyak memuji sahabat2nya, jadi bukan hanya ali, sebagaimana orang syiah yang selalu mengkultuskan ali

  14. Sastro…sastro…eh,eyang sastro..pripun kbre eyang?tesih sering ngenet2 nggih?mbok pun to yang…ngaso kemawon teng nggriyo…mboten sah kakeyan petingsing…mumet kulo yang…

    ———————
    Sastro Menjawab:

    Cekelan cagak ben ora mumet….

  15. inalillahi wainailaihi raji’un, muslimkah yg seperti ini???

    ————————–
    Sastro Menjawab:

    Ya, tapi bukan muslim Wahaby

  16. mas sastro sebaiknya anda membaca dulu biografi syaikh abdul wahab dan syaikh ibnu taimiyah, apa2 yang salah dengan mereka. jangan lupa pake dalil2 yang syar’i.

    —————————
    Sastro Menjawab:
    Kami bukan saja tidak membaca, tapi sudah mblenger (bosan) baca biografi mereka berdua…kami baca dari para ulama yang sezamannya dan pasca kematian mereka, tentu yg dari Ahlusunah wal Jamaah seperti mufti Makkah dari mazhab Syafi’i kala itu Syeikh Zaini Dahlan yang mengulas habis siapa sebenarnya topeng Muhamad bin Abdul Wahab itu…

  17. KLO UDAH BANYAK YANG NGIRAIN ENTE SYIAH MESTINYA INTROS DIRI DONG! KALE EMANG UDAH SYIAH ROFIDAH ATO MUNGKIN YANG LAEN. BUAT PARA SALAFIYIN KLO EMANG YANG DITULIS SALAH YA…. TANGGAPI DENGAN ILMIAH AND KLO KANG SASTRO UDAH KAGA BISA NANGGAPI DENGAN ILMIAH JUGA BERARTI KANG SASTRO SALAH DALAM MEMAHAMI IBNU TAIMIYAH

    ——————
    Sastro Menjawab:

    he he he Si-A (syiah) apa Si-B (syibeh) atau si-C (syiceh)…? Masalah keilmiahan, biarlah pembaca dari kelompok Ahlusunah yang menilainya, kalau yang Wahaby pengikut buta Muhammad bin Abdul Wahab sich pasti ngomong “amat sangat gak ilmiah sekali”, ya khan? Ya namanya pengikut setia yang taklid buta mata zahir dan batin gitu lho….

  18. semoga Allah SWT memberi saya dan mbah sastro agar berada di jalan yang diridhoi….

  19. coba mereka yang merasa gerah pada tulisan kang sastro, mengoreksi “kesalahan” sastro dengan ilmiah, tujnjukkan apa sastro salah rujukannya, kitabnya palsu, atau salah memahami persoalan? kalu ternyatra banyak betulnya, ada hal-hal yang harus dikaji lebih jauh untuk persoalan ini.tmks

  20. Saudaraku Abu bilal, semoga antum dan mas satro juga diri saya di beri hidayah oleh Allah SWT agar berada di jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT.

    Rabiyy… Rabiyyy berilah kekuatan pada saudara kami Sastro agar dia Engkau ringankan tangan dan langkahnya untuk berdakwah di bawah panji agama MU dan berada di belakang dakwah Nabi Mu Rasulullah SAW.

    Salam
    Abah

  21. Bismillahirrahmanirrahim
    Subhanalllah, berlaku adillah terhadap siapapun, walaupun kepada musuhmu sendiri. Janganlah sama-sama mencela. Kita semua adalah saudara. Ketika ada yang berpendapat, maka bacalah, renungkankan, perhatikan dan buktikan kebenarannya. Jangan malah balik mencela. Kemudian permasalah kata “orientalis”, tidak cocok untuk orang timur. Karena “orientalis” adalah orang barat yang mempelajari timur”. Maka profesionallah dalam berbuat, berkata dan menulis.
    Satu hal yang perlu di garis bawahi ” hindari kefanatikan dan kemunafikan”.
    Marilah kita sama-sama belajar, belajar ke arah kebaikan dan perbaikan. Bukan malah merusak dan meghancurkan. Kasihan, kedaan kaum muslimin yang begitu memprihatinkan, apakah kita juga ingin menambahnya menjadi lebih parah?
    Ketauhilah saudaraku…. awalilah dahwah ini dengan prioritas yang utama dan pertama. Jangan cuma bermodalkan semangat doang.
    O ya, jangan lupa. Berakhlaklah kepada saudar-saudara kita dengan akhlak yang indah….
    Amar ma’ruf tetap dilaksanakan, tapi hikmah jangan sampai di lupakan.
    Selamat berjuang semuanya….
    Kita harus bangkit dan kembali membangun peradaban yang telah terkubur lama…
    Semangaaaattt…
    (Maksudnya semangat belajar, berbuat baik dan memperbaiki diri)
    Alhamdulillah..(maaf kalau salah tolong diingatkan, karena kesempurnaan manusia itu adalah ketika ia memiliki sifat khilaf dan lupa)

  22. lbnu taimiyyah berkata: neraka akan punah, musnah, tidak abadi (hadil arwah ila biladil afroh karya ibnu qoyyim), alam itu qadim, ada dengan sendirinya, bukan ciptaan allah (dlm 7 karyanya, naqd maratibul ijma’, syarah hadis nuzul, imron bin hasyin, tafsir surat al-a’la, al-fatawa, minhaj sunnah, sorihil ma’qul),keyakinan ibnu taimiyyah ini yang berupa pengingkaran kepada sifat Allah al-kholik (maha mencipta) telah menjerumskannya kedalam kekafiran karena telah menyekutukan Allah dengan alam (sama2 ada tanpa permulaan/qidam), begitu pula dengan keyakinannya tentang punahnya neraka (khuludun nar). perlu dijelaskan kepada para penganut wahabi bahwa Ibnu taimiyyah keyakinannya tidak bisa lepas dari lumpur hitam filsafat yang ia tekuni, yakini dan sembunyikan lalu pendapatnya ini ia nisbatkan kepada para ahli hadits.
    KANG SASTRO terus maju,yang tidak ilmiyah gak usah dikomentari, tetap mengedepankan bahasa yang santun, komunikatif dan sederhana karena ini adalah ciri khas salafi indonesia pemurni akidah ASWAJA dari flu burung wahabiyyah, ok kang sastro!? JANGAN LUPA JELASKAN KETERLIBATAN IBNU TAIMIYYAH DENGAN FILSAFAT, matur nuwun Gus!!!

  23. waduh mbok kang sastro gnti bntah stus2 wahaby it……klo mmpu seh….he2,darussalaf it loh….

    ——————————-
    Sastro Menjawab:

    Pertama: Banyak artikel di situs-situs dan Blog-blog Wahaby hanya hasil terjemahan atau sekedar copy-paste dari situs lain saja maka hal itu tidak terlalu urgen untuk dijawab oleh blog kami, buang waktu dan energi. Sedang artikel2 (Baca: rubrik artikel) di blog kami adalah hasil penelitian yang tidak akan anda dapati di situs dan blog lain.
    Kedua: Blog kami langsung menyoroti apa yang perlu dijelaskan kepada masyarakat Indonesia tentang siapa Wahaby, jadi disesuaikan dengan tuntutan masyarakat, bukan masyarakat yang harus mengikuti..
    Walaupun blog sederhana ini adalah bentuyk keciiiiiil sekali dari usaha untuk menanggulangi penyebaran virus Wahabisme, namun kita lebih bersifat difensif, bukan ofensif, re-aktif bukan aktif. Tergantung bagaimana kaum Wahaby bersikap…Sebagaimana kami bisa lembut maka kami juga bisa kasar seperti mereka, jika mereka menghendaki.

  24. Subhanallah….
    Akhi sastro?
    Kenapa komentar saya yang kedua tidak akhi tampilkan?
    Apakah akhi khawatir, kalau kekeliruan akhi diketahui orang?
    Ketahuilah kita manusia tidak lepas dari salah dan khilaf
    Tapi kalau kita tidak apresiatif dengan kritik dan saran orang lain. Kita tidak akan bisa meNJADI LEBIH BAIK
    Tolong ditampilin ya?
    Saya husnozhon, mungkin antum belum sempat saja
    JazakumuLLAH
    Semoga kita bisa berlaku ‘adil terhadap siapapun.Amin
    Kalau salah tolong dinasehati juga ya?(Maksudnya saya kalau ada salah..)

    —————————-
    Sastro Menjawab:

    Anda masih ingat, di rubrik mana anda ngasih komentar?
    Coba silahkan anda cek lagi, karena kami hanya dua-tiga kali saja /seminggu merekomendasi komentar-komentar yang ada, sedang komentarnya kalau dirata2 bisa 30an komentar /hari, walau seringnya terulang2.
    Untuk komentar yang hanya copy-paste dan puanjang banget maka tidak saya rokemendasikan, habis-habisin jatah yang diberikan wordpress.com kepada kami.
    Mohon anda maklumi

  25. ciri-ciri ahlusunnah adalah mereka yang menghormati para salafusshalih

  26. menurut mas sastro , Ibnu Taimiyah mengakui ke khalifahan Ali ra atau tidak ?. klo mas sastro baca semua tulisan beliau tentu mas sastro tau.

    ————————————————-

    Sastro Menjawab:

    Dari semua tulisan-tulisannya membuktikan bahwa dia memiliki dua kemungkinan dalam hal ini:

    1- Tetap mengakui tetapi masih ada keraguan dalam keyakinannya. Orang yang masih ragu dalam masalah akidah dasar Ahlusunah semacam ini maka tidak bisa dijadikan rujukan, apalagi diberi gelar Syeikh Islam.

    2- Kalau melihat dari karyanya “Minhaj as-Sunah” yang dikarang khusus untuk menjawab mazhab Syiah yang dianggap menyimpang karena mengagungkan sahabat Ali. Di situ Ibnu Taimiyah karena terlalu bencinya terhadap Syiah hingga lupa batasannya (lupa diri) sampai melecehkan Ali bin Abi Thalib. Inipun, orang yang lupa diri karena kebencian, apakah layak disebut ulama dan Syeikh Islam? Kalau kyai kampung sich its ok…

  27. ana lihat blog ini penuh dengan syubhat yang sangat berbahaya bagi pembaca terlebih lagi bagi penulis..

    ya alloh ..tunjukilah kepada kami yang haq adalah haq dan yang batil adalah batil…

    ————————————-

    Sastro Menjawab:
    Penilaian subyektif

  28. LHA KALO IBNU TAIMIYAH BUKAN AHLUS SUNNAH EMANGNYA DEN BAGUSE SASTRO INI AHLUSSUNNAH???? KAYAKNYA SASTRO INI ORANG GILA.

  29. assalamu ‘alaikum,
    Buat para wahabisme
    kalau emang mas sastro gila ga akan bikin blog yang ilmiah kaya gini ini mas. Jawab yang ilmiah juga dong tunjukkan akhlak salaful shaleh yang selalu ente gembor-gemborin, tutup mulut kalian dari caci maki,kalau kalian ga mau di caci maki juga.

  30. menurut saya kriteria ahlus sunnah waljamaah itu 3.
    1. dalam tauhid mengikuti imam as’ary dan imam maturidy
    2. fiqih mengikuti mazhab 4
    3 tasawuf mengikuti imam junaid al-bughdady

    selain itu saya rasa banyak yang menyimpang dari apa yang dibawa oleh rasul dan sahabatnya, walau belum tentu mereka salah pada hakikatnya, saya kasi tantangan untuk membuktikan pendapat saya salah secara ilmiah. saya santri aceh. mudi mesra samalanga. hp 085260989969. umdah_majalaj@yahoo.com

  31. @Lich king
    ciri2 salafusshalih menghormati ibn taimiyah

    koen gendheng ta?
    salafusshalih hidup antara jaman shahabat mbe tabi’in
    salafusshalih belom pernah hidup sejaman dgn Ibn Taimiyah masak udah menghormati???

    emang ada Hadis Nabi keutamaan Ibn Taimiyah?

    Jangan melupakan sejarah

  32. Cukup menjadi bukti bahwasannya ciri-ciri ahlul bidah adalah 1. Mereka suka mencaci Ulama Ahlus Sunnah
    2. Suka Melakukan amalan-amalan yg baru / muhdats
    3. Suka menggunakan hadits lemah / maudlu
    4. Suka menuruti hawa nafsu
    5. Jauh dari amalan yg sunnah
    6. mengikuti dalil roqyu

    UNTUK IBNU TAYMIYYAH PURE 1000 % ULAMA AHLUSSUNNAH, YG MEMBENCI BELIAU PURE 1000% AHLUL BID’AH

    Smoga kita semua diberi hidayah dan Taufiq oleh Allah.
    dan dipahamkan kita akan dien yang syar’i ini

    ———————————————————

    Sastro Menjawab:
    Bukti pengkultusan Ibnu Tai-miyah seakan dia maksum (suci dari dosa) sehingga pembencinya PASTI salah (Ahlul Bid’ah)…Tanpa disadari atau memang sengaja, ukhti kita satu ini sudah terjerumus ke jurang fanatisme buta yang akan menyebabkan dia buta dalam menerima kebenaran dari pihak selain Ibnu Tai-Miyah. Dan ukht satu ini sudah menyesatkan semua ulama dari mazhab yang ada karena -nanti akan kita sebutkan- bahwa mereka menulis buku-buku yang mengkritisi pemikiran Ibnu Taimiyah. Apakah ulama Su’ pun harus dihormati?

  33. Ohhh….. Wahaby,
    Masa merespon pernyataan Mas Sastro seperti di atas ini dibilang Ilmiah ?
    Saya ajarin nih walaupun tidak tepat2 banget tapi keinginan kita semua itu Wahabi menjawab seperti ini :

    Kalo mas Sastro bilang:

    1. “Diriwayatkan dari Syafi’i dan pribadi-pribadi selainnya, bahwa khalifah ada tiga; Abu Bakar, Umar dan Usman”.[32]

    Mas Sastro itu tidak benar….. Menurut bla….bla…..bla…… dan Bla….bla….bla……. adalah bla…..bla…..bla…… Rujukannya adalah bla….bla…..bla…..

    Lalu bahas lagi di no Dua.

    Bla….bla…..bla………

    Begitu dong Mas Wahaby, jadi jelas dan kita juga bacanya enak lalu biarlah kita yang menentukan hasilnya.

    Ini bisanya ngomong Hitam putih lah (emangnya papan Catur) Masuk Neraka Lah kaga masuk surgalah (Emang bapak moyang lo yang punya ?)
    Ngawurlah, inilah, itulah…… Apa cuma segitu aja kebisaan dan kemampuannya Wahaby ?
    Kalo memang tulisan di blog ini ngawur buktikan dong kalo itu ngawur.
    Nyuruh baca kitab ? Itukan di sebutkan bukunya apa, rujukannya jelas.
    Tidak ilmiah ? tunjukan yang mana yang tidak ilmiah, disebutkan coba….. dan jelaskan yang ilmiah itu yang mana dan kaya apa ?.
    Ada juga yang bisanya cuma ngucap setuju ! Apanya yang setuju Mas Wahaby ? Makan kue serabi rame2 ?
    Ada juga yang bilang menghujat Uama….. ehm… ehm….. ehmmmmmm. Kalo Wahaby yang menghujat Ulama Lain, Tidak apa2 ? Gitu ?
    Ini Wahaby keliatannya Ilmu respondernya seperti ilmu Toge….. Tiga hari di siram air tumbuh kecambah tapi ngaku jadi Pohon jati 100Th trus menantang Angin. Tidak Malu !

Tinggalkan komentar