Ziarah Kubur

Kita kembali akan mengecek kebenaran klaim Ibnu Taimiyah dan kelompok Wahaby yang mengaku sebagai orang-orang yang ingin menghidupkan ajaran Salaf Saleh. Dalam masalah ziarah kubur ternyata para sahabat yang termasuk jajaran utama Salaf Saleh telah melakukannya. Dalam kitab Mustadrak alas shahihain karya al-Hakim an-Naisaburi jilid 1 halaman 532 hadis ke-1392 dinyatakan dari Ibnu Abi Malikah bahwa suatu hari ia pernah mendapati ummul mukminin Aisyah memasuki tempat pemakaman…

—————————————

-Ziarah Kubur-

Kelompok Wahaby (Jama’ah Takfiri) yang menyandarkan pendapatnya pada fatwa Ibnu Taimiyah menyatakan akan pengharaman ziarah kubur. Ibnu Taimiyah dalam kitab Minhaj as-Sunah jilid: 2 halaman 441 menyatakan: “Semua hadis-hadis Nabi yang berkaitan dengan menziarahi kuburnya merupakan hadis yang lemah (Dzaif), bahkan dibikin-bikin (Ja’li) ”. Dan dalam kitab yang berjudul at-Tawassul wal Wasilah halaman 156 kembali Ibnu Taimiyah mengatakan: “Semua hadis yang berkaitan dengan ziarah kubur Nabi adalah hadis lemah, bahkan hadis bohong”. Ungkapan Ibnu Taimiyah ini diikuti secara fanatik dan membeo oleh semua ulama Wahaby, termasuk Abdul Aziz bin Baz dalam kitab kumpulan fatwanya yang berjudul Majmuatul Fatawa bin Baz jilid: 2 halaman 754, dan banyak lagi ulama-ulama Wahaby lainnya. Selain itu, mereka berdalih dengan beberapa ayat al-Quran dan hadis yang sama sekali tidak bisa diterapkan kepada kaum muslimin.

Sekarang kita akan lihat, betapa yang diomongkan oleh Ibnu Taimiyah dan antek-anteknya dari kelompok Wahaby tersebut merupakan kebatilan dan tidak berlandaskan al-Quran dan hadis sahih maupun prilaku Salaf Saleh. Dalil mereka yang disandarkan pada ayat 84 dari surat at-Taubah, dimana Allah swt berfirman: “Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya”. Kaum Wahaby menganggap bahwa ayat itu membuktikan akan pelarangan ziarah kubur secara mutlak. Padahal, mayoritas ulama Ahlusunah yang menafsirkan ayat tadi dengan tegas menyatakan bahwa ayat itu berkaitan dengan kuburan kaum munafik, bukan kaum muslim, apalagi kaum mukmin. Jadi ayat tersebut tidak berlaku jika penghuni kubur itu adalah seorang muslim dan mukmin sejati, apalagi jika penghuni kubur tadi tergolong kekasih (Wali) Allah swt. Al-Baidhawi dalam kitab Anwarut Tanzil jilid 1 halaman 416 dan al-Alusi dalam kitab Ruhul Ma’ani jilid 10 halaman 155 dalam menafsirkan ayat tadi menyatakan bahwa ayat itu diturunkan untuk penghuni kubur yang tergolong kaum munafik dan kafir. Lantas bagaimana mungkin orang seperti Ibnu Taimiyah beserta kelompok Wahabi memutlakkannya yang berarti mencakup segenap kaum muslimin secara keseluruhan, hatta mencakup kuburan wali Allah? Apakah Ibnu Taimiyah dan kaum Wahabi telah menganggap bahwa segenap kaum muslimin dihukumi sama dengan kaum kafir dan munafik? Apakah hanya yang meyakini akidah Ibnu Taimiyah saja yang dianggap muslim dan monoteis (Muwahhid) sejati? Jelas ini sebagai bukti bahwa Ibnu Taimiyah dan kelompok Wahaby telah menvonis kaum muslimin selainnya sebagai orang kafir yang sesat.

Kemudian akan kita lanjutkan argumentasi kita dengan menggunakan hadis-hadis yang tercantum dalam kitab-kitab standart dan karya para ulama terkemuka Ahlusunah wal Jamaah. Dalam kitab-kitab hadis disebutkan bahwa Nabi bukan hanya tidak melarang umatnya untuk menziarahi kubur, bahkan beliau menganjurkan hal tersebut, guna mengingat kematian dan akherat. Hal itu dikarenakan dengan ziarah kubur manusia akan mengingat akherat. Dan dengan itu akan meniscayakan manusia beriman untuk semakin ingat dengan Tuhannya. Dalam kitab Sahih Muslim jilid 2 halaman 366 Kitab al-Jana’iz (Jenazah) yang diriwayatkan dari Buraidah al-Aslami dimana dia mengatakan bahwa Rasul pernah bersabda: “Dahulu aku melarang kalian untuk menziarahi kubur, namun (Allah) telah memberi izin kepada Muhammad untuk melakukannya sehingga dapat menziarahi kubur ibunya. Berziarah-kuburlah kalian karena hal itu akan menjadikan kalian mengingat akherat! ”. Dari hadis ini jelaslah bahwa Nabi pernah melarang ziarah kubur namun lantas membolehkannya setelah turunnya pensyariatan (legalitas) ziarah kubur dari Allah swt Dzat Penentu hukum (Syari’ al-Muqaddas). Jadi jelas bahwa ziarah kubur merupakan sesuatu yang syar’i (legal). Lantas apakah orang seperti Ibnu Taimiyah akan meragukan kesahihan Sahih Muslim sehingga ia mengatakan bahwa legalitas ziarah kubur merupakan kebohongan? Jika menziarahi kubur muslim biasa saja diperbolehkan secara syariat lantas apa alasan Ibnu Taimiyah juga mengatakan bahwa menziarahi kubur manusia agung seperti Muhammad Rasulullah saw yang merupakan kekasih sejati Allah pun adalah kebohongan dan diharamkan?

Kita kembali akan mengecek kebenaran klaim Ibnu Taimiyah dan kelompok Wahaby yang mengaku sebagai orang-orang yang ingin menghidupkan ajaran Salaf Saleh. Dalam masalah ziarah kubur ternyata para sahabat yang termasuk jajaran utama Salaf Saleh telah melakukannya. Dalam kitab Mustadrak alas shahihain karya al-Hakim an-Naisaburi jilid 1 halaman 532 hadis ke-1392 dinyatakan dari Ibnu Abi Malikah bahwa suatu hari ia pernah mendapati ummul mukminin Aisyah memasuki tempat pemakaman, lantas ia (Ibnu Abi Malikah) bertanya: “Kenapa engkau memasuki pekuburan?” Ummul mukminin Aisyah menjawab: “Karena untuk menziarahi kubur saudaraku, Abdurrahman”. Lantas kukatakan: “Bukankah Nabi pernah melarang untuk menziarahi kubur?” Aisyah menjawab: “Ya, dahulu beliau melarangnya namun setelah itu beliau memerintahkannya”. Bukan hanya al-Hakim an-Naisaburi, ternyata Muhibbuddin at-Thabari pun dalam kitab-nya yang berjudul ar-Riyadh an-Nadhirah jilid 2 halaman 330 menyebutkan bahwa; suatu saat, ketika Umar bin Khatab (Khalifah kedua Ahlusunah) bersama beberapa sahabatnya pergi untuk melaksanakan ibadah haji di tengah jalan ia berjumpa dengan seorang tua yang meminta tolong kepadanya. Sepulang dari haji kembali ia melewati tempat dimana orang tua itu tinggal dan menanyakan keadaan orang tua tadi. Penduduk daerah itu mengatakan: “Ia telah meninggal dunia”. Perawi berkata: “Kulihat Umar bergegas menuju kuburan orang tua itu dan di sana ia melakukan shalat. Kemudian dipeluknya kuburan itu sambil menangis”. Sekarang, beranikah orang seperti Ibnu Taimiyah menvonis Umar bin Khatab yang shalat dan menangis di depan kuburan orang tua itu sebagai seorang yang musyrik? Beranikah Ibnu Taimiyah dan kelompok Wahaby mengatakan bahwa ummul mukminin Aisyah dan Umar bin Khattab telah melakukan hal illegal yang tanpa dasar (bid’ah)? Beranikah Ibnu Taimiyah dan antek-anteknya dari kelompok Wahaby mengatakan bahwa shalat, berdoa dan tangisan Umar bin Khatab di sisi kuburan orang tua tadi merupakan perbuatan Syirik? Mungkinkah khalifah kedua dan ummul mukiminin Aisyah melakukan syirik, perbuatan yang paling dibenci oleh Allah? Bukankah mereka berdua adalah tokoh dari Salaf Saleh yang konon ajarannya akan dihidupkan kembali oleh Ibnu Taimiyah, lantas kenapa Ibnu Taimiyah berfatwa tidak sesuai dengan ajaran mereka berdua? Jika benar bahwa Ibnu Taimiyah dan kelompok Wahaby memiliki misi untuk menghidupkan kembali ajaran Salaf Saleh maka hendaknya mereka membolehkan berziarah kubur, melaksanakan shalat di sisi kuburan dan atau menangis di samping kubur sebagaimana yang dilakukan Umar bin Khatab (khalifah kedua)!

Tidak cukup dengan sabda Rasul dan prilaku Salaf Saleh (Sahabat Nabi), di sini akan kita sebutkan beberapa fatwa para Imam mazhab fikih Ahlusunah wal Jamaah yang membuktikan bahwa ziarah kubur diperbolehkan, sebagai penguat dalil kita. Tentu mereka semua menfatwakan atas dasar al-Quran dan al-Hadis, bukan atas dasar kecenderungan hawa nafsu mereka. Dalam kitab Makrifatul as-Sunan wal Atsar jilid 3 halaman 203 bab ziarah kubur disebutkan bahwa Imam Ibnu Idris as-Syafi’i telah mengatakan: “Ziarah kubur hukumnya tidak apa-apa. Namun sewaktu menziarahi kubur hendaknya tidak mengatakan hal-hal yang menyababkan murka Allah”. Al-Hakim an-Naisaburi dalam kitab Mustadrak Ala as-Shahihain jilid 1 halaman 377 menyatakan: “Ziarah kubur merupakan sunah yang sangat ditekankan”. Hal yang sama juga dapat kita jumpai dalam kitab-kitab para ulama dan tokoh Ahlusunah seperti Ibnu Hazm dalam kitab al-Mahalli jilid 5 halaman 160, Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin jilid 4 halaman 531, Abdurrahman al-Jaziri dalam kitab al-Fikh alal Madzahibil Arba’ah jilid 1 halaman 540 (dalam penutupan kajian ziarah kubur), dan banyak lagi ulama Ahlusunah lainnya. Atas dasar itulah Syeikh Manshur Ali Nashif dalam kitab at-Tajul Jami’ lil Ushul jilid 1 halaman 381 menyatakan: “Menurut mayoritas Ahlusunah dinyatakan bahwa ziarah kubur adalah sunah”. Lantas masihkah orang seperti Ibnu Tamiyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, Ibnu Qayyim al-Jauzi, Aali as-Syeikh, Ibnu Baz dan gerombolan Wahaby lain yang mengaku Salafy itu mengatasnamakan dirinya sebagai penghidup ajaran Salaf Saleh dan pengikut Ahlusunah wal Jamaah padahal pernyataan mereka sama sekali tidak sesuai dengan al-Quran, sunah Nabi, prilaku Salaf Saleh dan ulama Ahlusunah wal Jamaah sendiri? Tidak malukah mereka mengaku sebagai Salafy dan Ahlusunah? Semoga Allah swt membuka aib-aib para kelompok Wahaby di dunia sebelum kehidupan di akherat kelak, terkhusus jika praktik pengkafiran kelompok lain –selain Wahaby- masih terus mereka lancarkan.

Wallahu a’lam

 

 

[Sastro H]

101 Tanggapan

  1. namanya aja situs salafy tapi isinya nggak mencerminkan salagy

    ———————
    Sastro Menjawab:

    Jika tolok ukur Salafy adalah menukil pendapat-pendapat ulama Saudi Arabia yang Wahaby maka anda benar bahwa blog saya bukan Salafy…namun jika tolok ukur Salafy adalah berdalil dengan al-Quran, as-Sunah dan prilaku Salaf Saleh, maka anda bisa cek satu persatu makalah saya…semuanya memakai dalil-dalil itu, dan berarti Salafy bukan? Bahkan saya bisa meyakinkan bahwa saya kami lebih salafy dari Saafy yang Wahaby karena Salafy yang Wahaby banyak melarang hal yang dilakukan oleh para Salaf Saleh sendiri (dari Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ Tabi’in)…kita tunggu satu persatu makalah selanjutnya, OK?

  2. anjingggggggggggggggg

    ————————-
    Sastro Menjawab:

    Apakah tanggapan semacam ini harus juga kami setujui, ataukah harus di-dellete? Hal ini sering terjadi di tanggapan orang-orang yang gak mampu menjawab tulisan-tulisan kami…Kira-kira kelompok mana yang mengirimnya? Dijawab, buang umur, gak dijawab, nanti dikira gak berani jawab…bingung khan?

  3. orang syiah kok bikin situs pake salafy
    dasar pengecut
    pake atuh antisalafy

    ——————–
    Sastro Menjawab:

    Atas dasar apa anda mnuduh kami sebagai Syiah? Apakah anda menvonis kami Syiah agar anda lebih leluasa mengkafirkan kami? Gak usah kami anda tuduh Syiah…kita yang Ahlusunah ini sudah biasa kok disebut ‘kafir’ oleh orang-orang seperti anda dan kaum Wahaby lainnya…dengan tuduhan pelaku syirik, bid’ah dan khurafat.
    Atau apakah karena kami menulis tentang Ali bin Abi Thalib sehingga kami dituduh Syiah? Apakah Ali bin Abi Thalib hanya milik orang Syiah saja? Apakah kecintaan kepada Ahlul Bait Nabi hanya dominasi Syiah? Lihat kitab Diwan Imam Syafi’i halaman 55 yang disitu imam Syafi’i mengatakan: “Jika mencintai Ahlul Bait Nabi adalah Rafidhi (Syiah), maka ketahuilah wahai Jin dan Manusia bahwa aku adalah Rafidhi (Syiah)”. Silahkan tuduh kami Syiah…kami juga mencintai Ahlul Bait Nabi, berdasarkan al-Quran, as-Sunnah, prilaku Salaf Saleh dan para imam mazhab empat (Abu Hanifah, al-Malik, as-Syafi’i dan Ahmad bin Hambal) serta ulama-ulama Ahlusunah yang lain.
    Ali bin Abi Thalib adalah sahabat besar Rasul, menantu Rasul, Salaf Saleh dan Khalifah keempat Ahlusunah wal Jamaah…Apakah salah jika kami membela Ali? Mungkinkah pembela Ibnu Taimiyah yang telah membela pembunuh Ali layak disebut sebagai Ahlusunah?

  4. salam…

    ha..ha.., setuju mas….

    kenapa orang2 salafy wahabi ini begitu fanatik dan gampang tuk mencela, menggunjing, memfitnah dan mengkafirkan kaum muslimin. wallahu’alam.

    sy heran… gitu.., mereka kan selalu ngomong tauhid..tauhid dan tauhid…, tapi apa mereka emang ga pernah belajar akhlaq ya?

    ———————————–
    Sastro Menjawab:

    Itulah mereka seakan merasa diri paling monoteis (muwahhid) dibanding kaum muslimin selainnya. Bagaimana mungkin mereka dibilang bertauhid sedang mereka meyakini bahwa Allah dilangit dan bertenger di kursi. Hal itu meniscayakan bahwa Allah tidak berada di bumi. Mereka bilang bahwa hanya ilmu Allah saja yang meliputi segala sesuatu. LAntas mereka akan kebingungan sewaktu ditanya bahwa kalau pendapat mereka semacam itu lantas kenapa Allah tidak berfirman “inna ‘ilmallaha bikulli syai’in muhith” (sesungguhnya ilmu Allah melingkupi atas segala sesuatu) tapi dalam al-Quran menyakan bahwa “innallaha…” (Sesungguhnya Allah atas…)? Mereka akan kelabakan menjawabnya karena ajaran mereka pun tidak memperkenankan pengikutnya melakukan proses takwil ayat dan hadis sehingga mereka dituntut tekstual yang akan menjadi bumerang buat mereka sendiri…detailnya nanti akan kita bahas pelan-pelan dalam artikel-artikel akan datang.

  5. Ass Wr Wb,

    Dulu Rasulullah melarang umatnya utk berziarah kubur karena pertimbangan objektif melihat kondisi akidah umat pada saat itu yang masih lemah, Pertanyaannya apakah keadaan akidah umat Islam Indonesia sdh lebih baik dari jaman ketika Rasulullah ? Saya kira tidak, terutama di Jawa ini, akidah ke Islaman umat masih banyak tercampur dengan kepercayaan lainnya .( Hindu dan lainnya )
    Kalau kita mau jujur apa yang kita lihat , apa yang kita dengar , banyak umat Islam yang melakukan ziarah kubur ke tempat- tempat para wali dan lainnya masih sangat sarat diliputi perilaku – perilaku kemusyrikan.
    Jadi tugas kitalah semuanya untuk meluruskan itu , larangan Rosullulah masih sangat relevan dengan kondisi umat Islam di Indonesia sangat ini.

    Wassalam

    ————————-
    Sastro Menjawab:

    Apa tolok ukur kesyirikan menurut anda? Apakah orang muslim yang datang ke kubur para wali songo dan bersimpuh di sisi kuburan tersebut serta bertawasul kepada penghuni kubur yang diyakini mati dijalan Allah -yang pada hakekatnya hidup dan diberi rizki oleh Allah- dan tetap meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat Yang memiliki sifat ketuhanan serta meyakini bahwa bahwa penghuni kubur itu adalah hamba Allah yang Dia muliakan karena ketaqwaannya pun tetap dihukumi syirik?
    Apakah menangis dan shalat di sisi kuburan seperti yang dilakukan khalifah Umar (lihat kembali artikel kami), memberi lampu penerang di kubur dst adalah Syirik? Silahkan jawab artikel yang pernah kami cantumkan di blog ini jika anda terbukti benar…
    qul haatuu burhanakum in kuntum shadiqiin !

  6. ikhwan sekalian yang masih sehat manhaj dan lurus jalannya. ana berpesan kepada antum semua untuk tidak terpancing dengan blog ini. Biarkan Allah Jalla wa a’la yang akan menghukum orang-orang yang telah menebar fitnah lewat nafsu-nafsu mereka. Mohon kepada antum sastro, untuk tidak menghapus tulisan ini, sebelum antum memenuhi tantangan kami untuk bertemu dan kita debat langsung dengan penuh tanggung jawab dan keberanian. sekali lagi antum sendiri yang tentukan waktu dan tempatnya. ditunggu tro! saksikan saudaraku yang masih seiman dan sejalan. kalau sastro berani menerima tawaran yang ketiga kali ini, (sebelumnya nggak ada tanggapan) berarti dia berani mempertangung jawabkan kebenaran yang diyakininya. tapi jika tidak! cukuplah blog ini sesat menyesatkan.Berhati-hatilah!! BLOG INI SANGAT BERBAHAYA!!! Bertaubatlah sastro!!!

    ——————————–
    Sastro Menjawab:

    Akhina Yudi, sekali lagi kami nyatakan dengan tegas bahwa pastikan ustadz salafy anda yang berdomisili di Jakarta untuk bersedia diskusi dengan kami dari Ahlusunah dengan cara ilmiah dan di depan masyarakat umum, maka kami tidak segan dan dengan senang hati akan mengiyakan tantangan anda. Kalau sudah pasti, maka hubungi sastro_salafy@yahoo.co.id maka kami akan atur diskusi tersebut.

    Lihat dulu blog Wahaby seperti abdurrahman.wordpress.com apakah itu tidak menyesatkan? Mencela sesama muslim bahkan sesama Wahaby dan menyatakan (nukil) dari pendapat salah seorang ulama Salafy (Wahaby) bahwa Bumi adalah pusat tata surya, bukan matahari. Kami yakin, jika akidah dan keyakinan sesat dan meyesatkan seperti itu dikembangkan di Tanah Air maka jangan heran akan muncul renaisans baru dalam Islam sebagaimana yang dialami gereja katolik zaman abad perttengahan melalui dktrin gerejanya yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan.

  7. yudi ini luar biasa ya mas sasrto, kalau seandainya dia punya kemungkinan menang berdiskusi dengan anda kenapa dia tidak berdiskusi di blog ini saja? kenapa selalu ingin bertemu muka? di sini memang ga keliatan muka tapi kan yg penting isi tulisan, pendapat dan pemikirannya, haq apa bathil itu saja kan, atau jika diskusi terbuka kemungkinan menangnya lebih besar gitu yud…? atau hati2 mas sastro jgn2 mereka ini mau mengincar anda secara fisik……ngomong2 makasih mas sastro atas pencerahan melalui artikel2nya…ditunggu yang lainnya

    ——————————–
    Sastro Menjawab:

    Yach begitulah mas…kami juga telah memperhitungkan hal itu, walau kami tahu, bahwa jumlah mereka tidak terlalu banyak dibanding jumlah kelompok kami. Namun kami yakin kami sudah cukup terlatih dan siap bertemu secara fisik dengan mereka, selain bertemu kemampuan ilmu dan otak. Walau bagaimana, kami akan mendahulukan akal dari fisik…walau kalau terpaksa, kami akan menggunakan cara fisik juga jika mereka memaksa kami.

  8. kenapa orang2 salafy wahabi ini begitu fanatik dan gampang tuk mencela, menggunjing, memfitnah dan mengkafirkan kaum muslimin. wallahu’alam.

    sy heran… gitu.., mereka kan selalu ngomong tauhid..tauhid dan tauhid…, tapi apa mereka emang ga pernah belajar akhlaq ya?

    ———————-
    siapa yang mencela siapa ? yang ada juga ente yang menghina muslim lainnya, lewat blog ini…
    tro…kalo jentel jangan suka motongin komen orang sesuai dengan kepentingan anda dong…

    sekali lagi saya tegaskan disini, saya setuju dengan sastro, bahwa muslim itu bagaikan satu tubuh. jika ada salah satu tubuh yang sakit dan harus di amputasi, maka lebih baik di amputasi saja dari pada mengganggu tubuh yang lain.
    PERTANYAANNYA BAGIAN TUBUH MANA YANG SAKIT, ITU YANG BELUM JELAS. JANGAN-JANGAN KELOMPOK ANDA YANG SAKIT, DAN HARUS SEGERA DIAMPUTASI!!

    WARNING ….!!! BLOG INI SESAT DAN MENYESATKAN
    TERKENA VIRUS TBC
    T : TAHAYUL
    B : BID’AH
    C : CHUROFAT

    ——————————
    SAstro Menjawab:

    Mas minta tolong sebarkan ke para pengikut Wahaby…jangan buka blog Salafyindonesia.wordpress.com karena blog itu sangat amat berbuahayaaaaaa banget…ingat mas, sebarkan ke mereka ya!? jANGAN LUPA LHO!!!

  9. Hhmmm….
    Siapa yang mengangkat mereka menjadi “satpam” fiqih dan syariat ?
    Ini bid’ah, kurafat, tahayul, sessaaaattt……

    ”Ketahuilah, bahwa kebenaran dan kebatilan itu tidak dapat dikenali dengan kepribadian orang, kenalilah kebenaran itu sendiri, sehingga engkau dapat mengenali juga orang-orangnya. Dan kenalilah juga kebatilan sehingga engkau dapat mengenali orang-orangnya.” (Imam Ali bin Abi Thalib)

  10. mas sastro,biasanya orang-orang yang suka nuduh syirik, kafir dll..justru mungkin mereka-mereka itulah yang kafir ya mas,…jangan takut mas 40 jt-an orang indonesia akan menukung anda, bahkan mungkin 3/4 dari umat muslim di jagat ini…

    —————————–
    Sastro Menjawab:

    Siap…kini sudah saatnya ikhwan Ahlusunah wal Jamaah bangkit untuk membendung penyebaran ajaran Salafy yang pada hakekatnya Wahaby itu mas…Kita sudah mendapat restu dari banyak kalangan kok, termasuk sampean…tenang aja!?

  11. Alhamdulillah…. akhirnya ada orang yang bisa membuat jenggotnya bergerak-gerak karena gerah pada argument galak Anda… tapi ngomong2 sampean dari pesantren mana…?

    ————————
    Sastro Menjawab:

    Gabungan pak…

  12. Mas Sastro, kalau begitu larangan ziarah kubur yang dilakukan oleh ulama ‘wahabi’ tidaklah mutlak. Ini harus Anda sampaikan sebagai amanat ilmiah. Ziarah yang bagaimana yang dilarang dan yang bagaimana yang dibolehkan. Hujjah atau dalil yang Anda sebutkan tentang kebolehan ziarah kubur tentu diimani oleh ulama ‘wahabi’. Tetapi dalilnya masih umum. Tidak ada disana dalil yang menunjukkan bepergian dengan memayahkan diri ke tempat yang jauh sekedar menziarahi makam orang salih.

    Sigit

    ———————-
    Sastro Menjawab:

    Pembahasan berkisar kematian dan alam kubur belum tuntas mas…kita alihkan dulu pembahasan kali ini tentang hakekat syirik dan kemudian dilanjutkan dengan hakekat bid’ah yang kesalahan Wahaby dalam semua itu berimbas ke permasalahan tentang ziarah kubur yang akan lebih kita detailkan nantinya…

  13. Penulis: Abu Abdillah R. Agus Hermawan

    Larangan Ziarah Kubur Pada Awal Sejarah Islam

    Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dulu aku melarang kalian semua berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah.” (HR. Muslim), dalam riwayat At Tirmidzi, “Karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kepada akhirat.” Ziarah kubur dilarang pada masa awal perkembangan Islam karena masalah ini memang sangat rawan akan bahaya kesyirikan dan kondisi keimanan para shahabat masih dalam tahap pembinaan. Jadi sebagai tindakan preventif sangatlah wajar jika beliau melarang kaum muslimin untuk melakukan ziarah kubur.

    Bahkan ketika para shahabat telah menjadi orang-orang mukmin pilihan beliau masih tetap saja memperingatkan mereka dari bahaya kubur, sebagaimana tercermin dalam sabda beliau menjelang wafatnya, “Alloh melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani yang telah menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid.” (HR. Bukhori Muslim)

    Peringatan tersebut tentunya juga ditujukan kepada kita semua selaku umat Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam yang sudah berada jauh dari generasi shahabat, apalagi jika aqidah kita masih sangat pas-pasan bahkan cenderung masih lemah. Jangan sampai izin yang diberikan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam justru menjadi bumerang yang berbalik membinasakan kita. Bukannya pahala ziarah yang didapat, namun malah terjurumus dalam jurang dosa bahkan dosa yang tak terampunkan yakni dosa syirik.

    Kalau kita perhatikan, ternyata apa yang dikhawatirkan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam saat itu memang terjadi di zaman ini, di mana masih banyak kita dapati kaum muslimin yang salah dalam menerapkan aturan ziarah kubur. Mereka melakukan ziarah sekedar mengikuti apa yang menjadi kemauan sendiri atau sesuatu yang sudah menjadi tradisi tanpa memperhatikan nilai-nilai dan rambu-rambu syari’at.

    Beberapa Kekeliruan Seputar Ziarah Kubur

    1. Mengkhususkan waktu-waktu tertentu dalam melakukan ziarah kubur seperti pada bulan sya’ban (jawa: ruwah) ataupun pada hari raya I’dul Fithri. Atau dengan kata lain menjadikan kuburan sebagai ied (perayaan) dan tempat berkumpul untuk menyelenggarakan acara ibadah di sana. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai ‘ied (perayaan).” (HR. Abu Daud)
    2. Berdoa kepada penghuninya terutama sering terjadi di kuburan orang shalih. Ini termasuk syirik besar, karena berdoa seharusnya hanya ditujukan kepada Alloh saja. Demikian pula menyembelih di sisi kuburan dan ditujukan kepada si mayit.
    3. Sujud, membungkuk ke arah kuburan, kemudian mencium dan mengusapnya.
    4. Shalat di atas kuburan. Ini tidak diperbolehkan kecuali shalat jenazah. Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian sholat di atas (menghadap) kubur.” (HR. Muslim)
    5. Menaburkan bunga-bunga dan pelepah pepohonan di atas pusara kubur. Adapun apa yang dilakukan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika meletakkan pelepah kurma di atas kubur adalah kekhususan untuk beliau dan berkaitan denga perkara ghaib, karena Alloh memperlihatkan keadaan penghuni kubur yang sedang disiksa. Demikian juga dengan membakar dupa, kayu cendana ataupun kemenyan.
    6. Mempunyai persangkaan bahwa berdo’a di kubur itu lebih terkabulkan sehingga harus memilih tempat tersebut.
    7. Memakai sandal ketika memasuki pekuburan.
    8. Duduk di atas kubur.

    Maka selayaknya setiap muslim berpegang dengan ajaran agamanya, yaitu Kitabulloh dan Sunnah Nabinya serta menjauhi segala bentuk bid’ah dan khurafat yang tidak pernah diajarkan dalam Islam. Dengan itulah kita akan memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Karena seluruh kebaikan itu ada dalam ketaatan kepada Alloh dan RosulNya sedangkan keburukan selalu ada dalam kemaksiatan dan kedurhakaan.

    —————————
    Sastro Menjawab:

    Selain apa yang anda kemukakan telah terjawab dalam beberapa artikel kami, ada yang perlu sedikit kami garis bawahi dari pernyataan anda:
    1- Mereka berziarah di menjelang ied bukan berarti menjadikan kuburan Rasul atau para pendahulu sebagai ied, tapi mereka menghormati dan mencari berkah dari hari mulia itu untuk menghadiahkan kebaikan (ihsan) berupa doa kepada Allah untuk para arwah leluhurnya. Tentu mencari berkah semacam ini akan anda sebut sebagai syirik juga bukan. Lihat kembali dalil hadis yang pernah kami singung dalam forum diskusi tentang kehendak nabi untuk mensunahkan puasa pada hari senin? Kenapa hari senin? Kaena pada hari itu nabi dilahirkan dan diutus.

    2- Anda harus bedakan antara kata “berdoa kepada” dan “berdoa untuk”. Jelas ada perbedaan yang prinsip dalam dua kalimat tadi. Adapun untuk Nabi dan para syuhada’ dan manusia sholeh maka ketahuilah, bahwa kaum Ahlusunah bukan berdoa kepada mereka dikarenakan keyakinan bahwa mereka secara independen dapat mengkabulkan doa para pemintanya. Namun, jika ada orang yang ziarah kubur dan meyakini bahwa ahli kubur memiliki kemampuan secara independen semacam itu, maka kami setuju dengan anda, itu tergolong syirik. Namun apakah semua penziarah yang beragama Islam meyakini hal itu? Semua itu tetap dengan izin Allah tapi hanya sebagai wasilah sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat 35 dari al-Maidah: “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dan ambillah wasilah (perantara) kepada-Nya”.

    3- Apakah setiap sujud dan membungkuk itu juga tergolong syirik? Itu yang akan kita singung dalam artikel kita setelah ini, bahwa tunduk, merendah dan hormat dengan tidak disertai dengan keyakinan akan sifat ketuhanan maka tidak tergolong syirik. Kalau sujud dikategorikan syirik maka Allah-lah yang memerintahkan para malaikat menyekutukan Allah dengan Adam. Bukankah Allah yang memerintahkan para Malaikat untuk sujud kepada Adam?

    4- Dalam salah satu artikel kami telah disinggung tentang pelaksanaan shalat khalifah kedua Umar bin Khatab di kuburan orang tua yang pernah dijumpainya sebelum melaksanakan umrah, bahkan khalifah sempat menagis dengan memeluk kuburan itu. Apakah itu tergolong syirik? Mungkinkah khalifah kedua Ahlusunah wal Jamaah yang tergolong sahabat besar dan tokoh Salaf Saleh melakukan syirik?

    5- Menabur bunga hanya sebagai simbul penghormatan saja. Banyak cara memberikan penghormatan kepada sesuatu, termasuk kepada manusia yang hidup. Selama penghormatan kepada manusia -baik yang hidup maupun yang telah mati- tidak dibarengi dengan hal-hal yang merusak konsep ketuhanan -yaitu salah satunya dengan meyakini obyek yang dohormati memiliki sifat ketuhanan- maka itu tidak menjadi soal.

    6- Apakah persangkaan semacam itu berarti syirik? Apakah tolok ukur syirik menurut anda? Bukankah al-Quran juga menjelaskan bahwa ada beberapa tempat yang dinyatakan sebagai tempat suci (muqaddas) dan sakral dimana pelaksanaan ibadah di situ akan menjadi afdhal karena kesakralan tempat itu. Lihat peristiwa pembangunan tempat ibadah pada peristiwa ashabul-Kahfi, Musa bermunajat di Thur Sina, Maqom Ibrahim…dsb. Kalau anda mengatakan bahwa itu telah disinggung al-Quran maka akan kita nyatakan bahwa pembahasan kita bukan masalah disingung oleh al-Quran atau tidak -itu permasalah lain yang kita juga punya dalilnya- namun permasalahannya adalah itu termasuk syirik atau tidak. Tentu anda setuju dengan saya bahwa semua syirik adalah illegal (ghairu masyru’) dan gak ada satupun obyek syirik yang legal (syar’i).

    7- Apa masalahnya jika seseorang memasuki sandak ketika masuk kuburan? Yang penting esensinya mas…jika orang dari awal memasuki kuburan untuk menghinakan ahli kubur maka dia pakai sandal atau tidak itu tidak berpengaruh karena niatnya dari awal adalah untuk menghinakan ahli kubur…bukan imam an-Nawawi dalam 40 hadisnya dalam hadis yang pertama menukil tentang peran niat dalam segala urusan termasuk masalah ibadah?

    8- Kembali kepada poin no 7, semua kembali kepada niat. Walau memang secara umum duduk itu tergolong penghinaan. Dan perlu anda ketahui bahwa kaum Ahusunah wal Jamaah pun selalu menghindari duduk di atas kuburan, sebagai penghormatan kepada ahli kubur. Kalaupun ada yang melanggarnya maka itu hanya oknum saja mas…jangan digeneralisasikan.
    Makasih…nanti akan kita detailkan pembahasan dan argumennya berupa tulisan dan artikel.

  14. Mas Satro saya usul nich. Gimana dalam menanggapi tulisan mereka yang emosional dan kasar, kita balas dengan bahasa yang tetap santun, termasuk penggunaan kata “sesat”. Biarlah mereka menganggap blog ini sesat. Nanti lama2 ketahuan siapa yang sesat.

    Trims.

    ——————————–
    Sastro Menjawab:

    Siap pak…terimakasih banyak atas masukannya yang berharga ini.Kami berbicara kasar semacam itu memang bukan karena hal tersebut adalah karakter kami, namun kami hanya bermaksud memberi pelajaran kepada mereka; Kalau mereka digitukan oleh kelompok lain bagaimana? Itu saja mas..

  15. Sesungguhnya peringatan itu hanya bermanfaat bagi orang2 yang berfikir dan mempunyai hati yang bersih (qalbun salim), hati-hati aja akhi dengan hawa nafsu yang merasuki pikiran2 antum, mungkin antum lebih baik baca lagi tafsir Ibnu Katsir dengan teliti, Insya Allah disitu ada mengenai tafsir mengenai sujudnya malaikat kepada Adam dan sujudnya keluarga Yusuf kepada nabi Yusuf.
    Saran saya kepada pembaca, hati-hati dalam menimba ilmu agama, karena agama adalah hal yang paling besar dan menentukan nasib kita di akhirat kelak. Pada masa ini banyak sekali orang2 zindiq, fasik yang sengaja ingin menghancurkan islam dari dalam juga orang bodoh yang banyak berbicara dan merasa tahu agama ini dan dia berbicara tanpa ilmu yang juga akan merusak agama ini sehingga banyak sekali syubhat yang ada sekarang ini. Berdoalah kepada Allah untuk diberikan ilmu yang benar dan bermanfaat dan carilah ilmu yang benar dan bermanfaat itu dan niatkan ikhlas untuk mengharapkan wajah Allah semata, dan cukup sami’na wa ato’na (kami dengar dan kami ta’at) kepada perintah Allah dan Rasulnya dan jangan banyak bertanya karena yang menghancurkan kaum sebelum kita adalah karena banyaknya pertanyaan mereka kepada nabi mereka.
    Sampai ketemu lagi di akhirat untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dibicarakan dalam blog ini.

    ——————————
    Sastro Menjawab:

    Tentu semua akan dimintai pertanggungjawaban di akherat, termasuk tulisan tangan anda dalam mengomentari blog ini.

  16. ASSALAMU ALLAIKUM WR’WB

    untuk abu abdilah & agus hermawan anda kalau bicara mbok ya jangan asal nyeplos saya amat SANGAT MENENTANG TULISAN ANDA PADA POINT ZIARAH SAAT HARI RAYA IEDUL FITRI ANDA SANGAT MELUKAI PERASAAN SAYA SEBAGAI SEORANG YATIM anda tahu kami yang berziarah pada hari raya iedul fitri adalah menengok dan MENDOAKAN ORANG TUA KAMI yang sudah tiada bukannya berpesta pora dikuburan seperti yang anda sebutkan… APA MENDOAKAN DAN MENGINGAT ORANG TUA yang sudah tiada TERMASUK DIHARAMKAN????? anda ini berlagak seperti ULAMA BESAR pasang fatwa disana sini OBRAL HADIST DAN AYAT ALQUR’AN tetapi ternyata semua hanya REKAYASA anda dan IBLIS laknatullah alaih……untuk MENYESATKAN UMAT dan ini amat berbahaya untuk orang awam yang kurang dalam mengetahui dan mendalami agama……..
    SAYA ingin bertanya ANDA MASING MEMPUNYAI ORANG TUA? kalau masih saya berpesan apabila salah satu dari mereka meninggal tolong ZIARAHI mereka dan DOAKAN mereka kalau anda bilang MENDOAKAN orang yang telah tiada tidak sampai KARENA ANDA BELUM MERASAKAN MATIIIII kalau anda sudah MATI dan tiada yang mendoakan anda pasti kalau bisa anda akan minta hidup kembali untuk BERTOBAT dan banyak berziarah kubur……berdebat dengan para pencinta MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB ini memang tiada guna dan tiada pahala malah bisa menghapus pahala……itulah contoh kalau belajar sesuatu hanya berasal dari buku tanpa dibimbing guru yang ajarannya sambung menyambung hingga ke Rasulullah ANDA BUKAN UMAT SAYYIDINA MUHAMMAD SAW TETAPI ANDA UMAT MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
    DISINI kita bisa lihat dengan nyata siapa yang SESAT dan siapa yang lurus SIAPA YANG PERLU DIMURNIKAN TAUHIDNYA DAN SIAPA YANG HARUSNYA MEMURNKAN ?KITA ATAU GOLONGAN MEREKA? SALAM DARI SAYA SEORANG MUSLIM YANG YATIM YANG TERSINGGUNG DAN AMAT AMAT TERSINGGUNG DENGAN PELECEHAN YANG ANDA BUAT…..kalau anda ga mau dibilang sesat dan ga mau dibilang temenya iblis hentikan ocehan-ocehan anda yang hanya MENYAKITKAN sesama bukan malah menyejukan tetapi malah memanaskan suasana anda punya BERPULUH PULUH DA’I, kenapa mereka tidak bisa mengajak orang DALAM KEDAMAIAN dan menyejukan UMAT tetapi malah menimbulkan perpecahan KAMI mempunyai hanya 9 orang wali tetapi dapat MENGISLAMKAN orang sepulau jawa bahkan dari sabang sampai merauke?? apakah 9 orang wali tsb juga anda anggap sesat ? anda bisa lihat DAKWAH YANG MENDAPAT RIDHO ALLAH SWT DENGAN DAKWAH YANG DIMURKAI ALLAH SWT,……DENGAN INI SAYA MEMPLOKAMIRKAN DIRI SEBAGAI ANGGOTA BARISAN SAKIT HATI dan saya mendukung mas sastro FULLL pressed boddy ayo mas ajak konco2mu untuk memberangus kaum yang rusak iniiii…LEBIH BAIK MATI SYAHID DENGAN BERPERANG MELAWANNYA DARIPADA HIDUP DALAM GENGGAMAN DAN ATURAN2 PALSUNYA……

  17. mas sastro kunjungi blog ku di naqshbandiyun.blogspot.com yah….

  18. Kalau dulu yang datang ke Indonesia adalah ulama wahabi, maka kemungkinan besar negara Indonesia agamanya campuran antara :
    Budha, Hindu dan Kristen.

    Bagaimana mungkin mereka bisa mengislamkan orang kafir, wong terhadap orang Islam yang berbeda saja mereka memusuhi dan mengakafirinya. tentunya mereka pasti lebih memusuhi kafir betulan yang akhirnya mereka akn digorok lehernya dan punah !!!

  19. saya mendukung mas sastro FULLL …

    KEDANGKALAN FAHAMAN WAHABY.
    Orang Wahaby mengatakan Syirik menjiarah kubur.
    Apakah Orang Wahaby Membela Dada Orang Menjiarah Kuburan Tersebut sehingga mengetahui hati orang muslim yg ziarah kuburan ?

    Apakah Kita waktu sholat Menyembah KABAH ( BATU), diding rumah kita dll .bukan Syirik Kalau kita Tidak tahu HAKIKATNYA yang disembah?.

    Wahai saudaraku Salafy Asli (mas sastro ), jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yang berkemenyan, sajen dlsb itu, tetap tak mungkin kita pastikan mereka musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya,
    sebagaimana Rasul saw murka kepada Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yang telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat mendengar kabar itu.., seraya bersabda : APAKAH KAU MEMBUNUHNYA PADAHAL IA MENGATAKAN LAA ILAAHA ILLALLAH..?!!, lalu Usamah ra berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri Wahai Rasulullah.., maka beliau saw bangkit dari duduknya dengan wajah merah padam dan membentak : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)

    Seperti menjiarahi makam Rasul di Madinah lantas para muthawwi’ yang mengitari kubur Rasul berteriak-teriak kepada para peziarah dengan mengucapkan “Wahai haji, Rasul telah mati, berikan salam dan segera pergilah…” dan jika ada yang sedikit belama-lama dalam berziarah lantas diteriaki “Wahai haji, syirik…!!” apa maksud kata-kata itu?.
    APAKAH WAHABY TIDAK MEMAHAMI ALQURAN .
    Ada dua ayat Qur’an Suci yang menegaskan hal ini, yang pertama adalah
    “Fa kayfa idzaa ji’na min kulli ummatin bi-syahiidin wa ji’na bika ‘alaa haa-ulaa-i syahiidan”
    “Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS 4:41)

    dan yang lain adalah “Wa kadzaalika ja’alnaakum ummatan wasathan litakuunuu syuhadaa’ ‘alan-Naasi wa yakuuna ar-Rasuulu ‘alaykum syahiidan” “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat pertengahan (yang adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu“ (QS 2:143)
    KALAU MEREKA ( WAHABI ) MENGATAKAN RASUL SUDAH MATI.( Kami Yg Salafy ASLI Berkeyakinan Bahwa Roh Rasul saw tidak mati.).BAGAIMANA BELIAU SAW MAU MENJADI SAKSI BAGI UMATNYA YG SETELAH WAFATNYA BELIAU SAW ?

    Tak mungkin pula Nabi (s) dipanggil sebagai seorang saksi atas apa yang tidak ia ketahui atau tidak ia lihat.
    Kami telah sebutkan di diatas ayat-ayat Quran dan bukannya hadits

    Buat Mas Sastro Tetap Semangat …
    Kalau Perlu Masuk Kesitus Wahaby untuk
    Meluruskan Penyimpangan Mereka…
    Kita Sesama Muslim Wajib Saling Mengingatkan Saudara ( Wahaby )kita yg Melenceng Dari Islam yg sunah waljama’ah…

  20. assalamu’alaikum

    sastro hebat…udah bisa mambantah salafy “wahaby” indonesia..

    tapi gak hebat.. karena bantahannya ternyata mencerminkan keilmuan sastro yang seolah pandai banget…ternyata masih blm ngerti syirik itu apa..tauhid itu apa…klo masih blm terima…baca buku tentang tauhid..selain dari bukunya muhammad bin abdul wahhab..karena klo dari bukunya muhammad bin abdul wahhab pasti sastro menolak
    iya kan???

    jadi baca bukunya syaikh utsaimin dan lain sebagainya… jangan sampai antum berkomentar banyak..tapi ternyata setelah di akhirat sastro termasuk orang2 yang menyekutukan Allah…Na’udzubillahi mindzallik

    pasti commentar saya ini dibantah..dan kesannya sastro berada pada manhaj yang lurus.. tapi maaf…berani kah sastro bermubahalah dengan salafy yang sastro istilahkan wahaby?? bermubahalah..tentukan waktu dan tempat..kumpulkan anak istri..kemudian bermubahalah siapa yang benar maka kan selamat..dan yang ternyata sesat maka dia beserta keluarga akan terkena laknat dari Allah subhanahu wa ta’ala…

    beranikah???klo bantah2an mah jelas yang terakhir membantah yang benar…sastro membantah.. maka sastro benar…kemudian bantahan sastro dibantah..maka yang membantah bantahan sastro tersebut benar…begitu seterusnya..gak akan berujung

    mendingan mubahalah..biar masyarakat melihat mana yang berada pada jalan tauhid dan mana yang sedang tidak berada pada jalan tauhid (syirik)

    afwan jiddan…

    saya jadi bingung liat sastro dan salafy bertengkar

    saya pemihak salafy “wahaby”

    —————————–
    Sastro Menjawab:

    Silahkan obral uneg-uneg anda di sini, anda bebas. Buktikan kalau kaum Wahaby punya argumen yang dapat membantah artikel-artikel kami. Mubahalah bukan satu-satunya jalan untuk mencari kebenaran. Orang yang mengajak ber-Mubahalah (perang doa laknatan) menunjukkan bahwa ia telah mentok dalam berargumen, seperti kaum Nasrani yang megajak mubahalah Rasul, karena mereka sudah tidak dapat lagi berargumen rasional sesuai dengan kenyataan sejarah dan teks.

  21. Wong jahil rumongso pinter, mbok diwoco buku kumpulan fatwa ulama NU terbitan PWNU Jatim, ngetokake fatwa tapi ra dilakoni/ditaati. musik haram, tapi kok yo isih dilakoni karo pemudane. he he he. ra mutu tenan. ayo pada dibaca!!! terus dilakoni!!! eman-eman wis nggawe buku kok ra diamalke. hukum makruh = dibenci (oleh Allah). katane rokok makruh, tapi Kyai NU kok banyak yg ngrokok, berarti dia bukan Ahli Sunnah Wal Jama’ah, masak ahli sunnah mengerjakan hal yang dibenci Allah ‘Azza wa Jalla.
    Kalo berani, komentar ini dijawab. ^_^.

    ——————————–
    Sastro Menjawab:

    Silahkan para pemuda NU menjawab pertanyaan orang Salafy (Wahaby) ini…
    Kalau saya diperkenankan oleh NU menjawab maka akan saya sedikit jawab;
    1- Makruh bukan haram, jadi sama sekali tidak bertentangan antara mengaku Ahlusunah dan melakukan hal Makruh. Apa definisi anda tentang makruh sehingga anda mengidentikkannya sebagai hal yang ‘dibenci Allah’? Apakah Ulama Wahaby tidak ada yang menfatwakan diperbolehkannya ‘Cerai’? Berapa banyak kaum Wahaby yang mempraktekkan perceraian yang tidak disukai oleh Allah?
    2- Anda sendiri (wahai Kaum Wahaby) melakukan hal haram yang tidak pernah dilakukan Rasul, menuduh orang muslim sebagai pelaku Bid’ah dan Syirik tanpa dalil yang kuat…apakah layak anda mengaku pengikut Rasul, apalagi pengikut Ahlusunah wal Jamaah?
    3- Anda bilang kalau sudah bersih dari Bid’ah tapi anda sendiri melakukan bid’ah, menbid’ahkan atau mensyirikkan orang muslim yang tidak pernah dilakukan oleh Rasul dan Salaf Saleh, dan melakukan shalat tarawih yang dilakui oleh khalifah ketiga (Umar bin Khatab) sebagai ‘sebaik-baik bid’ah’ (nikmatu Bid’ah hadzihi)…kenapa anda juga melakukannya seperti kita? Bukankah sewaktu anda melakukan shalat terawih berjamaah berarti anda -seperti kita- sebagai pelaku bid’ah?
    4- Untuk lari dari argumentasi ziarah kubur, anda melontarkan pertanyaan ini di artikel ini…wa idza khatabahumul jaahiluuna qoluu salama..

  22. Karyo-karyo wong ndeso… cobalah ente pergi ke tanah wahabi atau jadi tkw gak usah balik, sebelum dapat gelar syeik n ente kan menyaksikan pasar malam ,suara musik, ELIZA bergoyang yg kalo di kita sama dg INUL,minggir dikit ke Jeddah banyak pelacur yg ngumpet2 takut sama kamtib MASYA ALLAH gak pada nurut sama tuanya.
    Soo ada apa dg ormas islam yg lain ….alergi yaaach?!. Jangan khawatir yo Ulama ,kyai ,ustad guru ngaji kampung tdk perna menyalahkan apalagi melontarkan kata2 TBC ke kaum salafili eh wahabi.
    Saran saya:
    – Kamu gak usah nyontek nama ke arab2an cont:abu..abujahal,abu gosok gak pntes jawa ya jawa aja.
    – Jenggot yg 7 helai di tata yang rapih biar guanteng.
    – Kalo berpakain yang warna item aja biar gak kelihatan dekilnya, lihat tuan kamu orang arab berpakaian necis
    banget sampe nutupi mata kaki,La kamu ngaca yaaach ?
    jawab aja dech tulisan den SASTRO kalo wahabi mampuh.
    Ingat saya bukan kaum NU..IM ..MD dll tapi kalo liat wahabi gak simpati sama sekali.

  23. waduh..sabar..sabar..kalian semua bersaudara!!!!

    Hanya karena perbedaan fiqh yang sudah terjadi sejak ratusan abad kemudian kita semua saling mencela? apa tidak malu kepada Nabi di hari akhir nanti?

    Kita ini satu tubuh….jika Wahabiyoon merasa ada yang salah dengan “fiqh” saudaranya yang lain..silahkan diluruskan..tapi dengan akhlaq yang santun…..coba cermati..apakah yang dikerjakan itu memang tidak memiliki landasan (alias bid’ah) atau memang hanya perbedaan pendapat saja..???

    Wallahul musta’an

  24. Assalamu’alaikum

    Kyai Heru setujuuuuuuuu ………. buanget saran antum . Faham yang paling benar menurut si Karyo adalah wahabi itu sudah benar dan pegang teguh sampe ajal tiba ,menjadi tidak benar kalo sdh menuduh ,mencela orang ! organisasi Islam ! yang tdk se faham , lihat apa yang di tulisnya gak ada kaitan dg makalah den sastro , nuduh2 organisasi Islam yg gak pernah ada urusanya .Jawab aja tulisan den sastro kalo gak mampuh belajar lagi,ngaji lagi ,pahala lagi.

    Jangan lupa akh dimana ada aksi pasti ada re-aksi

    wassalam

  25. Bismillahirrohmaanirrohiim.
    Hmm. Yang mendukung Blog ini, hmmm kata-katanya sangat tidak berakhlaq.

    Tidak sesuai dengan QS: An Nahl :125″Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

    Mencoba melakukan fitnah-fitnah pada insan yang mencoba menggalakkan Syari’ah Islam dalam kehidupan dunia supaya Syumul tidak parsial. Mulai Aqidah, Fiqih hingga kehidupan Sosial.

    Tidak ada paksaan untuk menjalankan manhaj yang haq ini. Tugas kami hanyalah menyampaikan. Silakan Anda Bermuhasabah.

    Dakwah kami menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah tidak seperti fitnah yang Anda lontarkan dalam Blog ini. Kami tidak pernah mentakfirkan orang yang mengaku dirinya Ahlussunnah Waljama’ah. Mohon bertaubatlah Mr. Sastro sebelum ajal menjemput. Ente coba Datangi kajian kami Yang Alhamdulillah sudah ada di beberapa tempat, seperti di Mjd. Muhammad Rmdn, Kompleks Galaxi Bekasi, di BEJ. Silakan ente buat kesimpulan apakah kami pernah mengkafirkan saudara muslim yang berbeda manhaj dengan kami? Tabayyunlah.

  26. Assalamu’alaikum Wr Wb

    Setelah saya simak, banyak sekali kata-kata kotor untuk menjatuhkan “The real” Ahlussunnah wal jama’ah bimadzhab Imam Syafi’i Ba ‘alawi. seperti “Anj .#$3$$ggg”, pengecut dll. juga ajakan ajakan yang tidak bermanfa’at seperti mubahalah. saya simak hanya saudara yang mengatas namakan “The real says” namun dangkal akan ilmu ahlussunnah yang sebenarnya yang terkesan sopan.

    Ironisnya kita Ahlussunnah Wal Jama’ah bi Madzha Imam Syafi’i Ba ‘Alawi juga mengomentari dengan kata2 yang juga pedas dan tidak membawa rahmat. klo terus seperti ini saya pesimis mereka (wahabiyyun) akan sadar dari kedangkalan ilmu mereka.

    Saya yakin saudara sasto dkk (semoga Allah melimpahi ilmu yang bermanfa’at dan ditambahkan kesabaran kepadanya) membuat blok ini bukan hanya bermaksud atau berniat untuk memurnikan kembali Ahlussunnah yang terganggu dengan Wahabi yang mengaku salafi. namun saya yakin niat anda dkk juga adalah untuk menyadarkan mereka dari kedangkalan ilmu syari’ah dan akidah.

    Karena itu saya sarankan kepada Sastro dkk juga para komentator blog ini saya mohon agar dalam mengomentari atau memberi argumen. dimohonkan agar dengan kata2 yang halus dan membawa rahmat terutama dari pihak kita pembela Ahlussunnah Wal Jama’ah bi Madzhab Imam Syafi’i Ba ‘Alawi. agar yang kita komentari tersebut membuat hati mereka para wahabiyyun tergugah sehingga diberi hidayah oleh Allah SWT.

    Gimana??? setuju kan???

  27. salafi wahabi = PKS = Partai Kurang Sholawat

  28. Manusia terbagi menjadi 3:
    1. Muslim
    2. Kafir
    3. Munafiq
    Wallaahua’lam, sastro ini tergolong yang mana.
    Saya tidak akan berdebat dengan dalil tapi coba mengajak berpikir secara sederhana. Tauhid lawan syirik, sunnah lawan bid’ah, sampai kiamat tidak akan pernah bersatu, semua sepakat hal ini.
    *Berdoa dgn tawasul di kuburan bagi salafy atau wahabi (terserah mau disebut apa) adalah syirik berarti bagi sastro masih tauhid.
    *Isbal bagi salafy/wahabi dosa yang diancam neraka berarti tidak isbal mengikuti sunnah, bagi sastro tidak apa-apa.
    *Tahlilan,yasinan bagi salafy bid’ah, bagi sastro sunnah(lawan bid’ah).
    Sekarang mari kita bedah satu persatu.
    Jawaban ini kita peroleh di padang masyar kelak…………..
    *Jika berdoa dgn tawasul di kuburan tidak syirik, tidak ada resiko bagi salafy/wahabi yang tidak pernah mengamalkannya karena merasa cukup berdoa di mesjid atau sepertiga malam terakhir yang jelas tuntunannya.
    Tapi bagaimana jika SYIRIK???? Jelas,suatu dosa besar yang tidak diampuni oleh ALLAH dan neraka selama-lamanya.
    *Isbal jika tidak apa-apa(tidakberdosa),tidak ada resiko bagi salafy/wahabi yang sudah mengamalkannya di dunia tidak rugi, yang pasti hemat sabun dan mudah mencucinya. Tapi bagaimana jika berdosa dan pelakunya mendapat ancaman neraka??????
    *Tahlilan,yasinan jika bukan bid’ah,tidak ada resiko bagi salafy/wahabi yang tidak mengamalkannya karena cukup dengan zikir/wirid sesuai sunnah rasul dan baca al qur’an. Tapi bagaimana jika bid’ah yamg pelakunya diancam neraka????? yang berarti menuduh Rasulullah menyembunyikan risalah dari Allah…!
    Dari logika sederhana diatas silahkan semua pembaca mau ikut yang mana??kalau salafy/wahabi dituduh suka mengkafirkan,membid’ahkan orang lain,anda jangan seperti itu.
    Buat Sastro,tulisan anda tidak ada gunanya, karena tidak akan pernah/tidak akan ada dengan ijin ALLAH seorang salafy/wahabi yang berilmu mengikuti talbis iblis anda,tapi sebaliknya dengan bantahan dari salafy/wahabi yang berilmu tidak menutup kemungkinan dengan ijin ALLAH
    umat yang belum tahu akan mengikuti dan belajar agama islam dengan manhaj salaf yang haq ini,mengapa tidak???Orang kafir saja bisa diberikan hidayah oleh ALLAH apalagi umat islam yang hatinya ikhlas ingin mencari kebenaran.
    Tapi bagi orang MUNAFIQ akan sulit menerima kebenaran,jadi tunggu saja ALLAH akan menyeret wajah-wajah mereka digiring ke neraka di akhirat kelak………..
    Semoga ALLAH selalu memberi hidayah kepada saya dan kaum muslimin yang hatinya ikhlas mencari kebenaran……………………

    —————————
    Sastro Menjawab:

    Masalah ubudiyah kok pakai logika tho mas….kalo mau tahu itu bid’ah atau tidak maka jangan pakai logika, pakai teks agama donk, al-Quran dan as-Sunnah. Katanya Ahlusunah, kok pakai logika?
    Saya juga bisa mengatakan / memakai logika yang anda pakai. Kenapa kita keburu membid’ahkan orang…iya kalau bid’ah, kalau gak gimana? Padahal kita sudah terlanjur menuduh bid’ah…bukankah menuduh bid’ah terhadap yang bukan bid’ah adalah bid’ah juga…karena Rasul gak pernah melakukan semacam itu. Lebih selamat jika kita tidak mudah membid’ahkan orang sebelum jelas dasar-dasarnya…makanya perlu bukti…Teks, bukan logika.

  29. Mas sastro iki piye sih……..bagi saya membantah anda tidak perlu pake dalil dan ilmiah,wong tulisan anda tidak ilmiah dan jahil kuadrat. Suatu penghormatan buat anda membantah dgn ilmu sementara anda jahil dan tidak ilmiah serta penebar fitnah (kalau tidak boleh dikatakan munafik)……………..!!!!
    Ngerti nggak mas??? kaidah sederhana dalam ibadah, pada dasarnya haram terkecuali ada dalil yang memerintahkan untuk mengerjakannya???
    Tawassul,tabarruk,tahlillan,ruwetan,yasinan,sholawatan……….ibadah??????
    Seperti apa yang dilarang, bagaimana yang dianjurkan…??? pake dalil mas, makanya belajar dulu baru da’wah…………..kecuali kalau memang niatnya menebar fitnah, TALBIS IBLIS,TALBIS IBLIS……………….!!!!

  30. Iki maksude opo??? Kalo udah dateng trus mau ngapain??? Mbok yo sing jelas..

  31. Assalamu’alaikum

    Iya kang Sastro ini Jahil murakkab, dari mana coba orang Nashrani yang ngajak mubahalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Anda udah pernah baca Al Quran belum kang? Kalo udah berarti anda belum bisa bahasa Arab ya, dan anda juga belum pernah baca terjemahnya ya (apalagi tafsir)? Tapi koq anda sudah berani-beraninya ngomong ngalor-ngidul ga karuan? Takutlah pada Allah Azza wa Jalla wahai orang yang tidak berilmu, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semua itu akan diminta pertangung jawaban oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala

  32. assalamualaykum, semua disini saya anggap saudara , baik mas sastro yg suka dengan acara dikuburan ataupun yg lain yg berlawanan, namun semua yg jelas perlu dasar untuk beramal karena akan ditanggungjawabkan ke allah nantinya .
    trus kapan debatnya ..ane mau lihat bagaimana mas sastro memahami iman, syirik dll, juga yg berlawanan , kapan neh? ane siap datang kalo perlu ajak temen temen ane

  33. Mas sastro…

    di daerah saya gak ada ulama salafi/wahabi yang keramat, yang ada ketika meninggal rata2 mereka sakit aneh2, seperti hitam mukanya, mati sebelah badan, keluar darah dari mulutnya, apa karena mereka terlalu ber TAUHID ya?!
    yang saya tahu mereka dulu semasa hidupnya suka menuduh orang bid’ah, suka menyesatkan orang, tarekat dianggap sesat, syekh sufi dituduh kafir dsb.

    tolong mas ditampilkan juga artikel tentang TAREKAT, MURSYID, WASILAH, SUFI yang dianggap bid’ah itu….

    dulu saya juga pengikut bahkan pendakwah berfaham wahabi, paling benci tahlilan, ziarah kubur, tawasul….
    tapi syukurlah, TUHAN memberikan saya hidayah, udah 10 tahun lalu saya bertobat…

    Salut untuk farum ini …..

  34. Bismillah
    Alhamdulillahirobil’alamin Allohumma Sholli ‘ala muhammad wa ‘ala ali muhammad
    ilmu tentang agama ini masih sedikit, kenapa kalian mempersulit aku memahaminya. awalnya aku orang awam, tentu aku islam dengan label NU, kemudian aku mengenal ihwanul muslimin, kemudian hizbuttahrir, kemudian Himpunan Mahasiswa Islam, kemudian Jama’ah Tabliq, kemudian aku pelajari sunnah, keluargaku pengikut thoriqoh sufyah. alhamdulillah tidak ada keraguan dalam diriku untuk diatas sunnah Nabi SAW bukan diatas jalan-jalan orang jahil. semoga Alloh SWT mematikanku diatas sunnah. mulai kuliah aku masuk Ihwanul muslimin dan hizbuttahrir secara nggak sengaja, karena teman-temanku bagian dari mereka. aku diajar oleh kakak kelas yang sudah tentu tahu siapa dia, tentang ilmu dan ahlaknya. aku ingin menuntut ilmu syar’i bukan ilmu ala orang barat, hingga aku mulai mancoba Himpunan mahasiswa islam yang isinya anak-anak band, bahkan ada yang kristen. aku nggak cocok dengan mereka karena mereka mengatakan Alloh SWT ada di ketek bahkan di kemaluan, karena aqidah mereka Alloh ada dimana-mana. kemudian aku masuk jamaah tabliq, aku sering khuruj. dan lagi-lagi nggak cocok dengan mereka, karena amirku berkata “aku berpaham Khowarij”, maka aku langsung nggak mendatangi kajiannya lagi. mas jadi aku harus ikut siapa? apa anda yakin anda benar? kenapa anda yakin?

    ———————–
    Sastro Menjawab:

    Alhaqqu min Rabbika…Kebenaran itu datang dari tuhanmu…
    Tuhan akan menunjukkan bagi para hamba-Nya yang mau berusaha mencari.

    Walaupun kebenaran adalah hak mutlak Allah, namun bukan berarti kita tidak dapat menggapainya, dengan izin Allah.
    Tolok ukur kebenaran adalah sesuai dengan ‘hakekat’ ajaran Rasul yang tertuang dalam al-Quran dan Hadis Nabawi, plus ajaran para Salaf yang bener-bener Saleh.

    Kami merasa benar karena kita punya bukti bahwa, pengkafiran, pembid’ahan dan pengkhurafatan yang dituduhkan oleh kaum Wahaby (yang ngaku-ngaku Salafy) itu tidak memiliki dalil al-Quran, as-Sunnah dan amal Salaf Saleh yang kuat. Mereka hanya menerapkan ayat-ayat al-Quran yang diturunkan untuk orang kafir dan munafik kepada saudara-saudara seakidah, muslim. Mereka praktekkan hadis-hadis yang berkaitan dengan kaum munafik langsung mereka terapkan ke kaum muslimin Ahlusunah. Dan terbukti, beberapa akidah yang mereka yakini itu bid’ah dan syirik ternyata berdasarkan argumen yang ada (al-Quran, Hadis dan Salaf Saleh) tidak seperti yang mereka sangka. Apakah layak mereka merasa benar sendiri, jika ternyata kami pun memiliki dalil yang kuat? Silahkan anda renungkan…

  35. Saya setuju semua dalil yg dibaca benar adanya tapi saya tidak senang liat saudara2 ku yg lebih berilmu ini saling berantem. Aku mau tau nih kira2 siapa yg mendorong ikhwan2 ini saling berantem??? apakah Rasul yg diikuti mereka, apakah para guru mereka, apakah syetan. apakah hawa nafsu mereka???

    Kira2 kalo mereka bertemu di suatu mesdjid saling mengucapkan salam, senyum dan salaman gak? kira2 mereka mau bermakmum kepada salah seorang dari mereka gak???? kalo enggak …. oooo begitu ya ajaran Islam rupanya.

    maaf mas Sastro itu yg mengajak bermubahalah adalah Rasullullah atas perintah Allah jadi bukan orang Nasrani yg ngajak. Menurut saya boleh juga bermubahalah tapi jangan sama sesama muslim – masak tega sih liat saudara sesama muslim dilaknat Allah – lagi pula masa Allah akan melaknat orang Islam yg selalu beristighfar pada Nya.

  36. mas Sastro hal mubahalah ada di surah Ali Imran ayat 61.

    mas Syamsudin salafy = PKS = Partai Kurang Sholawat ????? mbok gak usahlah komentar begitu, apalagi kalo kitanya cuman denger2, katanya dsb- saya denger (nggak liat sendiri) orang2 salafy itu alergi juga sama PKS (partai keadilan sejahtera) kan mereka anti politik, di mesir mereka juga anti Ikhwanul Muslimin, juga di Aljazair – katanya lho.

    mas Abu_Amr saya kalo jumpa sampean ngeri… takut diteriakin “Temennya Iblis” hi…hi..

    ————————

    Sastro Menjawab:

    Benar sekali berkaitan dengan Mubahalah antara Rasul dan Nasrani di ayat itu. Tapi kita tidak bisa berpegang hanya pada zahir al-Quran saja. Memang zahir Quran seakan menyatakan bahwa Rasul yang mengajak mereka Mubahalah. Tetapi sewaktu kita melihat sebab-sebab turunnya ayat itu niscaya kita tahu bawa Nasranilah yang pertama menantang Rasul. Setelah itu Rasul mendapat Wahyu dari Allah swt untuk mengiyakan tantangan mereka dan perintah untuk membawa serta keluarga Rasul. Atas dasar itu difirmankan kepada Rasul: “Katakan (wahai Muhammad); panggilkan diri kami dan diri kalian, perempuan kami dan perempuan kalian, anak-anak kami dan anak-anak kalian…”. Jadi Rasul ditantang, lantas dijawab dengan mengiyakan tetapi dengan membawa keluarganya, bukan pribadi Rasul sendiri. Itu ringkasnya.

    Untuk selanjutnya, no coment

  37. Assalamu’alaikum

    Saudaraku Kang Sastro anda belum menanggapi saya, kalau memang anda salah mengakulah, ruju’lah, karena berdusta apalagi atas nama Allah adalah dosa yang sangat-sangat besar. Benarkah orang Nasrani yang mengajak bermubahalah kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam????

    ———————–
    Sastro Menjawab:

    Waalaikum salam
    Oh saya gak tahu -terlewat tanpa sengaja- bahwa anda tanya kepada saya…Yup orang Nasranilah yang menantang bermubahalah, bukan Rasul. Trus apa hubungannya dengan dikarenakan saya salah maka sayta harus mengaku? Apa salah saya sehingga harus mengaku? Apakah membuka kedok kaum Wahaby yang selama ini bersembunyi di balik jubah Salafy lantas berarti saya sesat dan pendusta? Sejak kapan Salaf Saleh mempunyai kelompok pemikiran sendiri sehingga muncul kelompok Salafy? Membuka kedok Wahaby yang berkedok Salafy tidak berarti melecehkan para Salaf Saleh…Salaf Saleh ok, Salafy yang Wahaby, no…

  38. Assalamu’alaikum

    Terima kasih Mas Sastro, jawabanmu akan aku coba syiarkan ke keluargaku lan konco sing do bingung podo karo aku……….. tapi intine jawabanmu membuat atiku lego…………….Matur Nuwun….

  39. mas..,antum yg punya blog ini..jika alloh berknan menunjukan jln kpd antum,y itu jalannya org2 yg diberi nikmat kpd mrk.maka ana sarankan,agar antum meluruskan dan bertanggung jawb atas segla yg telah antu publikasikan kepda khalayak ramai dlm blog ini.ingat!seblum antum mati,antum harus sudah meluruskan blog ini.

  40. Saya cuma mau mengajak kepada diri saya dan semua manusia, untuk : Bersyahadat, jga shalat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, membayar zakat, naik haji jika mampu, ditambah ibadah nawafilnya, berbuat baik kepada orangtua, tetangga, teman, orang Islam, mencari rezeki yang halal, dan mendidik anak2 kita utk mengenal dan mencintai Allah dan Rasul Nya. Untuk komentar tulisan ini, saya senang aja, sehingga tidak ada monopoli fiqh dari satu paham. Saya juga pernah ziarah kubur ke sunan gn jati ketika mampir ke cirebon, sedih juga banyak umat Islam yang sawer duit lalu di ambil oleh kuncennya. Usul saya : setelah diberitahu kebolehan ziarah kubur dibahas pula tata cara ziarah kuburnya.

  41. Mau tanya mas..
    Apa yg dilakukan para penziarah ke makam2 Wali, Shahabt, Kiai ??
    – MInta rezeki lancar ??
    – Cepat Jodoh ?
    – Usaha laris ?
    – Dagang cepet laku ?
    Bukankah orang mati tidak bisa berbuat apa2, justru orang mati minta didoakan ?
    Kenapa nggak ziarah ke kuburan2 keluarga sendiri ??
    Mendo’akan mereka, supaya dijauhkan dari siksa kubur, diampuni dosa2nya. Kan bagus..

    Sekarang kebanyakan ziarah kubur ke wali2, kiai2, :
    – minta berkah
    – baca yasin
    – MInta rezeki lancar ??
    – Cepat Jodoh ?
    – Usaha laris ?
    – Dagang cepet laku ?
    Mit amit, orang mati malah dimintain do’a. Tolol nggak sih ??
    Kok hampir mirip seperti orang2 musyrik jaman dulu ?? Terlalu

    Wallahu a’lam bish showab

    —————————-
    Sastro Menjawab:

    Saya gak tahu, yang tolol itu apa yang gak paham dalam membedakan antara memohon kepada yang telah mati, atau memohon kepada Allah melalui ruh yang (nampaknya) telah mati. Tahu khan bedanya antara dua hal tadi? Kalau gak tahu ya T-O-L-O-L juga donk…
    Keluarga belum tentu tergolong kekasih Allah sehingga dapat dijadikan sebagai tempat tawassul, berbeda dengan waliyullah. Tapi bukan berarti ziarah kubur keluarga gak perlu…tujuannya lain mas…Tahu gak ayat yang berbunyi Laa tahsabannalladzi qutiluu fi sabilillahi amwaata, bal ahyaa’u inda Rabihim…
    Anda katakan “Kok hampir mirip seperti orang2 musyrik jaman dulu?”, mirip bukan berarti sama. Anda shalat menghadap bangunan batu yang bernama Ka’bah juga mirip orang musyrik yang menghadap patung batu…Apakah sama? Ya gak donk…Khan?

  42. Udah jangan diributin masalah jiarah aja dibiungin mendingaan bagaimana caranya sholat yang rada bener dan bener-bener tuntutan rosullulah bukan cuma ngakalin siapa yang bener….. Inget Allah Rob Segala alam dan mengetahui setiap apa yang berdetak pada Qolbu

  43. mas sastro, andai anda di pihak yang benar.saya bersyukur. karena masih ada orang2 yang kapasitas keilmuannya bisa diharapkan untuk menghadapi, yang bisa jadi, strategi licik musuh islam dalam men
    ghancurkan islam dari dalam. tolong jaga keselamatan diri anda.Bikin buku dan selebaran agar pemahaman anda bisa dinilai. tmks.

    ——————-
    Sastro Menjawab:

    Itu sudah kami pikirkan mas….terimakasih telah mengingatkan.
    Mungkin anda dan orang seperti anda dapat juga turut menyebarkan beberapa artikel ini ke segenap pengikut Ahlusunah Nusantara, entah melalui majalah, buletin atau apapun dech…

  44. Eh buat yg bikin website ini mudah2-an sgr disadarkan oleh ALLAH SWT. Mumpung kiamat blm datang yuk buruan pada bertobat dech. Ngapain ngadain website yang kurang bermutu kayak gini. Smg kelanggengan slalu bersama para Salafus Shaleh. Aminnnnnnnnnnnnnnnnnn

  45. nte yang lebih ngerti tentang tawassul dengan org2 yang udah mati. Coba terangkan bagaimana antum melakukannya?

    1. Dateng kekuburan…
    2. Duduk disamping kuburan…
    3. Mungkin membaca al-qur’an, shalawat, dll.
    4. Berdoa kepada Allah (atau ke mayyitnya?)
    5. … tau deh….

    tolong terangin…

    Kalau yang antum bilang kaum wahaby itu….
    TIDAK akan datang kekuburan kecuali yang disyariatkan (karna tawassul nggak disyariatkan)

    Kami berdo’a hanya kepada Allah dengan cara yang disyariatkan, seperti shalat tahajjud, dan cara2 yg disyariatkan lainnya.

    Berdoa kepada kuburan ??? Udah nggak jamannya lagi bro!! Karna setahu ana jaman jahiliyyah sudah lewat!

    banyak cara yang disyariatkan, knapa ente memilih cara yang menyerempet kesyirikan?

    Alhamdulillah, tuhan kami -Allah subhanahu wa ta’ala- maha mengabulkan do’a hambanya yang berdoa kepadaNya.

    Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS Al-Mu’Min: 60)

    Bukankah orang yang bertawassul itu yang disebutkan oleh Allah “orang-orang yang menyombongkan diri”? Orang yang bertawassul tidak ‘berani’ berdo’a kepada Allah karna takut doanya tidak terkabulkan. Makanya mereka berdoa dengan perantara (yaitu orang shalih yang sudah mati). Padahal Allah dengan jelas berfirman “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”.

    Bukankah anda sejak kecil diajarkan selalu husnudzan (berprasangka baik) kepada Allah?

    Wahai orang-orang yang mengaku Ahlussunnah !! Jawablah hujjahku ini.

    Barangsiapa yang tidak bertawassul kekuburan, mengambil berkah ke kiyai-nya, maka selamat! anda telah menjadi seorang Wahabi!!

    ————————————-

    Sastro Menjawab:

    Wah mas, pembahasan kita belum masuk ke pembahasan Tawassul. Kita masih membahas ziarah kubur dan tabarruk sekarang.
    Apakah orang Wahaby gak dapat membedakan antara “berdoa kepada kubur” dengan “berdoa kepada Allah melalui ahli kubur”? Jelas yang pertama itu syirik, karena dia telah menyembah selain Allah (kuburan). Tapi apakah yang kedua juga syirik? nanti dulu…jangan keburu menvonis! Nanti ada gilirannya, ternyata para Salaf Saleh juga melakukannya kok, jadi sama sekali gak bertentangan dengan al-Quran surat Al-Mu’min: 60 yang anda sebutkan tadi…dijamin orang Wahaby akan memberi komentar yang gak nyambung dengan artikelnya, karena GAK BISA JAWAB…Toch dalam ayat 35 dari surat al-Maidah Allah berfirman: “Wahai orang-orang beriman bertakwalah kalian kepada Allah, dan CARILAH JALAN YANG MENDEKATKAN DIRI KEPADA-NYA”…termasuk dengan bertawassul kepada para kekasih Ilahi.

  46. “Saya gak tahu, yang tolol itu apa yang gak paham dalam membedakan antara memohon kepada yang telah mati, atau memohon kepada Allah melalui ruh yang (nampaknya) telah mati. Tahu khan bedanya antara dua hal tadi? Kalau gak tahu ya T-O-L-O-L juga donk…”
    =============
    Minta didoakan sama orang mati? apa ruh-nya orang itu sendiri gak sibuk lagi ditanyain malaikat penjaga kubur? hanya rasulullah salallahu alaihi wassalam yang bisa memberi syafaat pada umatnya, itupun bukan dengan ngusap-ngusap kuburnya, tapi banyak-banyak bersholawat kepada beliau.
    ——
    Allah itu maha mendengar, bahkan taubat dan do’a orang yang telah bermaksiat besar akan didengar dan diampuni Allah? Kalau “salafiyin” ini mau taubat harus segera ngeluruk ke makam2 orang yang dianggap saleh buat minta dido’akan ruh-nya baru Allah akan dengar, begitu?
    ——
    Mohom maaf kalau komentar saya tidak pantas, cuma gregetan aja

    —————————-

    Sastro Menjawab:

    Gregetan sama siapa mas? Biasa saja…rileks aja men…

  47. tolong jawaban dan komentar dalam menghadapi kaum salafi wahabi tetap ilmiah, obyektif, dan benalar kuat. tolong hindari cacian dan cemoohan kata kasar. jangan kepancing emosi dan kejebak dikacau dengan ketidak bersambungan komentar. kang sastro sudah cukup bagus. yang lain mohon mengikuti. tmks. Dan saya kira yang anda hadapi sesuatu yang besar, dengan dukungan dana dan lobi yang kuat. Tolong hati-hati. tmks

  48. sebenernya tujuan utama ziarah kubur niku nopo nggeh…..seandainya ingin ngirim do’a…..kenapa harus ke kuburan….jangankan di kuburan….di kamar khan juga bisa??????afwan muqoddam.

    ———————–

    Sastro Menjawab:

    Nah lho…pembahasannya jadi lain. Pembahasannya adalah, apakah ada larangan berdoa di sisi kuburan? Kalau mau berdoa, dimana aja boleh. Jangankan di kubran, di kamar kecil juga papa khan? Kenapa Wahaby melarang berdoa di kuburan, apalagi ngomong syirik dan bid’ah segala…gak ada dalil.

  49. yupzt….bener tolibah…..kenapa harus ke kuburan?apa jadi g afdol klo kirim do’a dari rumah???????????????????????/

    —————————–

    Sastro Menjawab:
    Kok ip id-nya sama dengan tolibah, satu orang ya? Selain itu, komentar at-tholibah belum dimoderasi kok mey sudah membenarkan komentar tholibah, tahu dari mana tholibah berkomentar semacam itu mey? Mey, komentar kamu aku ACC bareng dengan komentar Tholibah lho…ketahuan belangnya ya? he he he
    Gak papa mey, ini bukan yang pertama kali kok kejadian ini terjadi…bukti bahwa kaum Wahaby emosional, gak bisa jawab dan curang…

    Jadi mey, Kajiannya bukan masalah afdhol atau gak, kajiannya adalah boleh atau tidak bro…

  50. pusimg nih,mas sstro jenggoten g y……sdah jd sakafy tulen po?,bku al firkotun njiah bgus tuh?!!!brbahagialah orng yang terasing yg mngmalkan sunnah!!!!’NU asing g y????wahaby lbih sunnah/sdkit???BAIKNYA YA JD YG SDKIT AJ AH…….

    ————————

    Sastro Menjawab:

    Jangan menyinggung ORMAS, nanti anda dibantai pemilik ORMAS itu baru tahu rasa…Buktikan kalau Wahaby nyunnah! Sunah Syaithoniyah kali ya, bukan Sunah Rasulillah?

  51. assalaamu alaikum.walaupun mas sastro mulutnya sampai berbusa gak bakalan orang2 salafy wahaby itu akan mendengar.tapi saya senang dengan mas sastro bisa menerangkan fiqh di blog ini.teruskan jangan kalah argument dengan orang2 wahaby.ngapain ribut2 masalah ziarah kubur dilarang apakah nabi melarang untuk ziarah kubur.oarang picik ya kayak wahabi itu doa bisa dirmh aja cukup ngapain dikuburan.yang mati itu kan hanya jasad/batange rohnya kan gak ikut mati to.kalo gak percaya tahlil gak sampai anda mati dulu baru protes/teriak2 itu bid,ah buktinya dibacakan tahlil gak sampai. wallohu a’lam bissawab

  52. Assalammu’alaikum…
    Utk akhi Sastro,dr awal ana baca artikel plus komentarnya, ana menilai klu tanya jawab pd komentar itu penuh dg emosi,nafsu dlm membela pendapat serta kelompok msg2 yg bernama “SALAFY”.
    Ana sbg seorang yg Insya Allah jg bermanhaj AHLUSSUNNAH WAL JAMA”AH,merasa terketuk utk ikut serta dlm blog ini.

    Akhi sastro,klu mmg anta seorang yg mengaku penegag sunnah Rasulullah, tdk menerima&mengamalkan kecuali yg tdk berdalil dr Al-Qur’an & Sunnah Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi wa Sallam, mengapa anta memfitnah para ulama Ahlussunnah?. Mengapa anta menimbulkan subhat ditengah-tengah masyarakat kita masih byk percaya dg khurafat,dan kesyirikan lainnya.

    Wahai akhi….
    Sesungguhnya, meminta agar mayat org yg dianggap sholeh/wali allah itu adl syirik. Jangankan minta kpd mrk, kpd Rasulullah saja yg lebih utama dr mereka dan yg akan memberikan syafaat kpd kita kelak diakhirat tdk boleh.

    Wahai akhi sastro… Ana tdk berkata klu ana Wahaby atau Salafy yg skrg penuh tanda tanya. Cobalah anta tanggapi semua komentar yg masuk, baik mendukung / menentang anta dg hati terbuka, jgn dg emosian.

    Carilah sumber dalam anta membuat sebuah artikel dr kitab para ulama Ahlussunnah yg berbahasa Arab, jgn terjemahan. (Maaf).

    Itu dulu yg bisa ana sampaikan, mungkin kali lain ana lanjutkan.

    Semoga kita semua selalu Istiqomah diatas Manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah.

    —————————–

    Sastro Menjawab:
    Apa yang bisa bahasa Arab hanya Wahaby Saudi doang? Baca lagi artikel2 kami dan kritisi kak…dari dulu kaum wahaby cuman mencantumkan komentar yang gak ada kaitannya dengan isi tulisan (artikel) terus…gimana sich ini Wahaby? Gitu kok ngaku Ahlusunah?

  53. Semoga Allah melindungi kang sastro dan kita semua dari ancaman faham wahabi yang banyak duit bantuan dr saudi dan Amerika.
    percayalah, misi mereka lewat program kajian2 (yg gak mutu), penerbitan buku (waspada dg penerbit : assunnah, darussunnah, akbar, azzam, pustaka imam syafiie, alkautsar, dsb), website dan blog yg menjamur di indonesia tidak akan berhasil, selama kita masih yakin bahwa ahlussunnah waljamaah al asyariyah wal mathuridiyah tetap akan jaya di indonesia.
    audzubillahi minal wahabirrojiim…

  54. Ass, semoga Allah, senantiasa menjaga kita semua dari hal2 yang dapat memecah umat isalam di insdonesia,sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan dari menit ke menit bahkan dari masa ke masa kepada junjungan kita Rossulullah saw, keluarganya , sahabatnya serta pengikutnya samapai hari akhir,

    Pa ustad , yg saya hormati, saya baru membuka situs ini ,dan lebih cocok untuk bersatu didalamnya, karena serangan2 dari orang yang tidak menyukai doa bersama2(tahli, tahmid dan dzikir) sudah menyerang kami semua ke kampung2, bahkan kepelosok desa2, sehingga kampung2 dan desa2 yang mereka masuki seakan sepi dari syiar islam,(karena melarang dzikir berjama’ah), kami mohon bapak untuk menangkal orang2 seperti mereka di situs yang saya cintai ini, semoga tetap jaya selalu,amin..

    ——————————-
    Sastro Menjawab:

    Saya bukan ustad pak, saya masih murid kok…
    Kalau mau, print dan sebarkan tulisan2 yang ada di blog ini, tetapi terlebih dahulu edit lagi bahasanya biar nampak rapih…
    Ya, kami akan menangkal satu persatu secara bertahap apa yang mereka tuduhkan terhadap kaum muslimin…percayalah, dalil kita cukup kuat kok. Sedang mereka, jiwa emosinya yang kuat.

  55. WEBSITE INI HARAM DIBACA KARENA DIPENUHI DENGAN FITNAH APABILA ANDA TERUS MEMBUAT FITNAH INI AKAN TIDAK MUNGKIN ADA YANG MERUSAK WEB ANDA INI

  56. PERINGATAN BAGI ANDA
    KALU ANDA TERUS MENGEKSPOS FITNAH ANDA INI BUKAN TIDAK MUNGKIN WEB AKAN RUSAK

  57. Assalamu’alaikum Wr. WB.

    Kalau melihat argument-argumen diatas kadang saya mersa diriku ini bodoh, namu kadang pengen ketawa menyaksikan orang2 pinter yang saling berebutan bahwa golongan aku lah yg benar.
    Knapa hal ini harus terjadi padahal perbedaan itu merupakan suatu rohmat katanya (soalnya ane orang awam 😉
    Apa ga takut di tertawain oleh orang non muslim yg melihat kita saling bertengkar.

    Saya sendiri terus terang ga simpatik dengan oprang wahaby yg selalu gampang mengobral kata2 bid’ah tapi saya menghormati prinsip mereka kalau dia juga merhomati golongan muslim lainnya. Sampai kapan pun berdebat itu ga bakalan ada ujungnya karena pasti masing2 mempertahankan dan bereangapan diri merekalah yg benar. satu satunya kita serahkan ke hadirat Allah SWT.

    ———————————-

    Sastro Menjawab:

    Ini hanya sekedar re-aksi dari penyesatan, bukan merasa paling benar.

    Kalau yg merasa kaum Wahabi berkeyakinan tawasul dan maulid dsb, itu haram ya udah jadikanlah prinsipmu itu untuk kalangan mu jangan sampai menkafirkan muslim lain yg suka bertawasul karena dia juga punya dalil dan argumen tersendiri.

    Yang perlu kita pikrkan selaku umat islam/muslimin lihat teror orang2 yahudi/kafir yg memerangi kaum islam.

    Hehehe soryy buat orang pinter ana yg awam ini jadi bingung sendiri melihat perdebatan kalian. Mangga permios ah 😉

  58. Kuburan lagi…. wali lagi ….. ziarah kuburan lagi ….. tawasul lagi ….. tabaruk lagi …… . Heh… ! Pantes bangsa Ente adalah bangsa yang tidak boleh nglihat kuburan !. Bangsa yang yang dungu spiritualitas dan otaknya !. Dasar bangsa sarungan….. kampungan !

    —————————–

    Sastro Menjawab:
    Logika pikiran anda seperti katak dalam tempurung…jangan lihat Indonesia saja yang masyarakatnya suka memakai sarung. Lihat negara-negara muslim lain yang non Wahaby, mereka (yang Ahlusunah wal jamaah, dari mazhab selain Syafi’i) pun melakukan apa yang anda dan kelompok Wahaby anggap sebagai syirik itu…Lantas, masihkah Wahabisme tetap mengaku sebagai Ahlusunah wal Jamaah? Nanti dulu…

  59. Makanlah itu ahlu sunnah wal jama’ah (NU-mu) itu !. Bertabaruklah kamu dan bangsamu itu kepada syekh Abdul Qodir Jaelani, syekh Saman, syekh Simin, syekh Paijo, syekh Sastro, kau akan dijamin masuk surga, meski kelakuanmu jauh menyimpang dari spirit keagamaan !. Kedepankan moral daripada fiqih !, itu baru sesuai dengan tuntunan agama yang hanif.

    ———————————————-

    Sastro Menjawab:
    Apakah ungkapan anda itu tidak akan menyakitkan saudara-saudara kita dari NU? Mana seruan anda kepada saya untuk “Kedepankan moral daripada fiqih” itu? Apakah kajian kita selama ini tentang fikih atau tentang akidah? Apakah tusuhan syirik dari kaum Wahaby selama ini berkaitan dengan fikih, atau akidah? Apakah dalam masalah akidah juga harus didahulukan akhlak? Jika ya maka, pertama; apakah berbekal moral saja tanpa akidah yang benar akan mampu membawa manusia ke kenikmatan ukhrawi? kedua; Saya yakin, akhlak anda banyak dikalahkan oleh para misionaris kristen yang berada di kampung-kampung itu. terbukti anda meremehkan orang-orang selain anda kan?
    Makanya mas, Apakah anda tidak membaca al-Quran yang menyatakan “Allah murka kepada orang yang mengatakan tapi tidak mengamalkan”? Silahkan amalkan dulu ayat itu, orang akan menilai dan tahu siapa anda…dari tulisan anda pun semua tahu, siapa anda?

  60. Jangan sok tahu..!. Saya benci Wahabi, tetapi lebih benci lagi jika ada orang (kelompok) yang bereaksi lebih keras dari Wahabi. Semuanya sama, tidak ada yang menguntungkan bagi umat ini. Wahabi ingin memurnikan Islam, Ente dan kelompok Ente ingin memurnikan Islam. Apa masalahnya ?

    ——————————————–

    Sastro Menjawab:
    Tidak adakah cara lain untuk memurnikan Islam selain menuduh kaum muslimin sebagai pelaku Syirik? Mari sama-sama kita mencari jalan yang lebih proporsional dan logis sesuai dengan cara Rasul dan Salaf Saleh.

  61. Bukankah Ente dan gerombolan Ente juga menduduh dan menyatakan kesesatan kaum wahabi itu ? Ente menuduh pengikut wahabi sekarang sebagai orang-orang yang taklid. Tapi kenyataannya Ente juga taklid terhadap pemikiran hyper reaktif atas pembaruan wahabi. Bukankah Ente penerus Sirajuddin Abbas yang menulis bukunya dengan penuh tendensius dan subyektif itu ?. Dengan demikian, kelakuan Ente dan gerombolan Ente itu sama dengan wahabi, mengklaim diri sebagai firqoh najiah dengan menyudutkan dan memberikan stigma sesat kepada kelompok yang di luar Ente. Jas buka iket blangkon, sama juga sami mawon. Podho wae, gak onok sing dipilih !. Ayo berargumenlah dengan dalil-dalil yang dzonniyu-d-dilalah, wahabi juga akan melayani Ente dengan cara yang sama. Masing-masing punya pegangan. Kaji dengan seksama perkataan Mohamad bin Idrsi al- Syafi’i yang Ente idolakan itu : “idza shohha al-haditsu fahuwa madzhabi” !.

    ————————————————–

    Sastro Menjawab:

    Heh…Jangan lihat pribadi Sastro, tetapi Anda lihat, gimana kesepakatan para ulama empat mazhab atas kesesatan Muhammad bin Abdul Wahhab di kala itu!!! Melekkkan mata anda, apakah masing-masing mereka merasa kelompoknya benar sendiri? Atau mereka (pengikut mazhab empat) jusru saling menghormati…! Yang ngerusak adalah Muhammad bin Abdul Wahhab syeikh kamu itu. Atas dasar itu mereka sepakat untuk memberi reaksi atas penyimpangan dan merasa sok benar oleh Ibn Abdul Wahhab itu.

    Sekarang -di blog ini- saya mau menggunakan ungkapan Mohamad bin Idrsi al- Syafi’i : “idza shohha al-haditsu fahuwa madzhabi” tentang Tabarruk dan nanti menyusul tentang tawassul, istighasah, istisyfa’ dst dengan dalil, tidak dengan taklid. Saya pingin tahu, mana argumen para pengikut sekte yang “KONON” gak bertaklid (yang berarti setiap mereka ijtihad sendiri dengan kemampuan yang sangat minus) dalam menentapkan kesesatan kaum muslimin yang bertabarruk? Mana bukti bahwa mereka tidak taklid kepada Muhammad bin Abdul Wahhab dan para tokoh sekte Wahaby? Mana bukti bahwa mereka pengikut Salaf Saleh? Mana argumen mereka jika mereka memang benar dan suci?

  62. Aku punya teman di daerah Lombok, dia itu cerita ke aku bahwa daerahnya didatangi manusia sok “suci” yang sukanya mengkafirkan, membid’ahkan semua orang disana yang bukan golongannya…ooo. itu wahaby… temenku itu bilang… emang wahaby itu Islam “Sundel”, yang sukanya memecah belah umat… na’udzu billah…
    seandainya wahaby mau lebih santun, mungkin masyarakat akan lebih bersimpati… tapi berhubung yang diidolakan orang wahaby itu orang arab (badui), makanya orang wahabypun ikut kolot…
    karena mereka tidak pernah belajar ilmu haal.. yang dipelajari hanya gologanku masuk surga sedang yang lainnya masuk neraka… lak repot…. woalah wahaby-wahaby..
    buat hamas almarhum(semoga dirahmati)…. JANCUUUUUUUKKK, KALO NGOMONG PAKE OTAK JANGAN PAKE PANTAT… SOALE OMONGANMU ITU TAK PIKIR2 KOQ BUKAN BERASAL DARI OTAK TAPI DARI PANTAT.. APA JANGAN2 OTAK KAMU ITU DAH PINDAH KE PANTAT YA…. :)) MAKANYA KALO PUNYA OTAK DIJAGA DAN SELAMAT ATAS KEMATIAN ADAB DAN SOPAN SANTUN ANDA…
    sori kang sastro.. orang kayak gitu gak pantes dikasih bahasa bagus..

  63. Mas Sastro berkata:
    Semua itu tetap dengan izin Allah tapi hanya sebagai wasilah sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat 35 dari al-Maidah: “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dan ambillah wasilah (perantara) kepada-Nya”.

    Oji bertanya:
    Mas Sastro adakah contoh dari Rasulullah atau para sahabatnya dengan mengambil wasilah pada orang yang sudah mati? Kalao ada ya silahkan jalan terus, tapi kalau nggak ada, jangan mengada-ada.
    Maksudnya sesuai akal mas Sastro atau atas dasar hadits yang dho’if.

    Karena setahu saya (mungkin karena pengetahuannya yang sempit), wasilah yang dituntunkan oleh Rasulullah itu:
    – Amal soleh kita
    – Asma’ul Husna
    – Orang yang masih hidup (untuk mendo’akan).

    Kalau pada orang yang sudah mati kok belum pernah baca/tahu. Karena saat Rasulullah masih hidup terjadi kemarau yang panjang, maka sahabat minta Rasulullah untuk berdo’a. Namun setelah Rasulullah wafat, sahabat minta pamannya Nabi untuk berdo’a. Jadi sahabat tidak minta bantuan ke arwah rasulullah.

    Jadi intinya menafsirkan ayat Al Qur’an tidak bisa bagaimana menurut akal kita. Namun yang seharusnya bagaimana Nabi menafsirkannya, atau bagaimana sahabat menafsirkannya.

    ——————————————
    Sastro Menjawab:

    Maaf mas, komentar anda satunya yang memiliki ip/id: Unggul Wibisono | unggul_w67@yahoo.com | yahoo | IP: 202.162.216.199 terpaksa saya hapus karena isinya sama persis, walau dengan nama lain.

    Adapun mengenai “wasilah pada orang yang sudah mati”, itu pasti akan kita bahas, tapi bukan di sini (kajian tabarruk) tapi setelah usai kajian tadi, masuk pada kajian legalitas Tawassul…nantikan mas!

  64. ” Anda lihat, gimana kesepakatan para ulama empat mazhab atas kesesatan Muhammad bin Abdul Wahhab di kala itu!!! “. Kapan ulama Ente empat madzhab itu bersepakat menyatakan sesat Muhamad bin Abdul Wahab ? Terkumpul dalam literatur apa kesepakatan mereka itu? tolong kasih tahu saya… !. Kecuali memang ada beberapa orang yang hyper reaktif dalam merespon pembaruan pemikiran yang digagas oleh Mohamad bin Abdul Wahab seperti : Sulaeman bin Abdul Wahab (ini kata Ente dan gerombolan Ente, pada kenyataannya masih sangat diragukan), Ibn Batutah (meri…. anak bebek…) dan si Sirojuddin Abbas (pencap sesat orang lain made in Indonesia) dan beberapa gelintir orang lagi yang memang merasa terusik rasa “kemapanan” mereka ?.

    Siapa bilang masalah aqidah tidak termasuk masalah “fiqh” dalam arti luas?. Selama itu adalah produk pemikiran manusia atas pengambilan konklusi hukum dari nash-nash suci itu disebut fiqih!.

    Buat research….. Aku juga punya teman, cuman dari Jawa. Setiap ada acara grebeg sekaten dan suro, dia selalu pergi ke kompleks keraton Kasunanan Surakarta. Katanya sih… mau ngalap berkah (bertabaruk gitu lho…), ternyata ia bertabaruknya sama kerbau bule milik kraton (Kyai Slamet namanya …. he…he… kebo juga gelarnya Kyai…., cuman yang ini gak pake sarung kayak kamu itu …). Ada moment yang sangat dinanti-nanti dalam acara bertabaruk ini, yaitu saat di mana sang Kyai “ngising, nlethong, modol ….”. Segera teman saya itu merangsek kedepan disertai orang-orang lain sejenis untuk mengambil “tlethong” sang Kyai itu, yang pada akhirnya mereka “belepotan” karena sisa-sisa proses metabolisme sang Kyai itu. Kata dia.. sekali lagi.. kata dia, itulah keberkahan dan sampai sudah cita-citanya bertabaruk pada sang Kyai. Kisah ini kisah nyata, tapi saya meragukan kisah kamu yang di atas… !. Itulah potret sebagian bangsa kamu !

    Emang di blog ini masih diperlukan kesopanan ? Lihat dan cermati semua artikelnya, kebanyakan kata-katanya kasar, penuh tendensius, provokatif, menghujat bahkan cenderung memfitnah.

    ————————————————————

    Sastro Menjawab:

    Mas, kesepakatan ulama Ahlussunnah akan kesesatan Ibn Abdul Wahhab itu dikarenakan ia telah berfatwa yang keluar dari ijma’ (konsensus ulama yang juga menjadi argumen agama) pengikut Ahlusunnah, tentu dengan dalil-dalil yang mereka (para ulama) miliki. Nanti akan kita sebutkan topik apa saja yang jelas-jelas kesepakatan Ahlusunnah tapi difatwakan lain oleh Ibnu Abdul Wahhab. Walaupun beberapa hal itu sudah kita singgung di sini…plus kita akan sebutkan beberapa ulama Ahlusunnah besrta karya-karyanya yang ditulis khusus untuk mengkritisi pendapat Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri Wahabisme.

    Saya tidak pernah menyatakan bahwa akidah termasuk fikih dalam arti yang luas…jelas ayat; “liyatafaqqohuu fid diin”, itu masuk di dalamnya akidah. Tapi, yang saya singung pada saat itu adalah akidah secara esensial, yang di sisinya terdapat akhlak dan fikih. Jadi tolong pahami maksud saya itu, karena jika anda memakai istilah yang tidak dipahami oleh banyak orang (yaitu fikih dalam arti luas)…selain anda akan dengan mudah ber-fallacy (loncat sana-sini dalam kajian), juga membingungkan orang awam yang membacanya…makanya harus disamakan dulu persepsinya. Itu kalau kita bicara dalam tatanan logika berbicara dan berpikir yang baik dan benar.

    Mas, menurut anda, apakah sama antara seorang muslim sejati yang bertabarruk kepada kubur dan mimbar Rasul -yang dalam riwayat Salaf Saleh juga melakukannya- dengan muslim kejawen yang bertabarruk dengan kebo (kerbau)? Apakah keduanya dihukumi syirik? Apakah di mata sama antara kuburan atau mimbar Rasul dengan kotoran kerbau tadi? Jika ya dan sama, maka celakalah anda karena anda telah memplokamirkan diri untuk mengikuti Salaf Saleh sedang kita tahu bahwa Salaf Saleh telah bertabarruk dengan peninggalan-peninggalan Rasul yang mirip tai kebo tadi. Jika jawaban tidak sama maka ketahuilah, legalitas tabarruk yang kita tulis di sini berkaitan dengan orang-orang saleh dan bertakwa, bukan kerbau apalagi tainya. Sekarang, silahkan anda pilih jawaban anda; YA atau TIDAK, terserah anda mau pilih yang mana, yang jelas masing-masimng memiliki konsekuensi logisnya lho…!

    Jika artikel-artikel blog ini yang reaktif dikatakan kasar dsb..lantas bagaimana dengan blog dan situs Wahaby yang sangat aktif mengkafirkan, mensyirikkan, membid’ahkan dan menyesatkan semua kelompok muslim yang tidak sejalan dengannya?

  65. ana orang salafy , ana juga tidak suka kalo faham ana ada yang bilang bid’ah. saya juga ndukung kang sastro mungkin dia marah mendengar fatwa-fatwa dari kaum wahaby yang membid’ahkan kaum salafy, untuk itu ana sarankan kaum wahaby jangan membid’ahkan yang lain begitu juga kaum salafy mereka itu semua beramal kan ada dasarnya sendiri-sendiri yang menuurut dia benar dan ada dalilnnya. tidak usah saling mebid’ahkan satu sama lain nanti malah akan menjadikan perpecahan diantara kita. kita kembali pada firman Allah aja ” ‘AMAALUNA WALAKUM ‘AMAA LUKUM”
    wal ‘afi minkum

  66. ” Kesepakatan ulama Ahlussunnah akan kesesatan Ibn Abdul Wahhab itu dikarenakan ia telah berfatwa yang keluar dari ijma’ “. Apakah tidak boleh bila berpendapat menyalahi Ijma’, apalagi hanya ijma’nya ulama pada masa tabi’in dan tabi’i tabi’iin? Bukankah Imam Ahmad bin Hambal sebagai tokoh para Imam Empat Madzhab sendiri tidak mengakui keberadaan ijma’ setelah masa sahabat ?, dan bahkan beliau mengatakan bahwa yang mengakui Ijma’ setelah masa sahabat sebagai pembohong ?. Ente ngerti nggak sih…. ?. Jadi ijm’a yang bukan konsensus para sahabat itu bukan harga mati, sehingga harus diikuti. Kalau Imam Syafi’i berpendapat lain dengan pendapat ulama-ulama’ lain, apakah beliau menyalahi ?. Syafi’i dengan tegas menolak pengiriman hadiah bacaan Qur’an kepada orang yang mati, namun Syafi’iyah memperbolehkan dan menyatakan bahwa bacaan tersebut sampai kepada si mayit. Apakah ulama’ Syafi’iyah menyalahi fatwa Syafi’i ? . Apakah karena perbedaan pendapat dengan para pendahulunya harus dihukumi sesat ? . Ingat bahwa pengambilan konklusi hukum atas nash-nash suci itu bukan monopoli orang-orang terdahulu, sehingga generasi sekarang hanya mencukupkan diri dari apa yang didapat oleh pendahulu mereka. Gerakan pembaruan pemikiran Islam adalah darah segar bagi ummat Islam agar tidak terbelenggu oleh romantisme masa lalu, dan bahwa syari’at Islam akan terus “terjamin keselarasannya” seiring dengan bergulirnya ruang dan waktu, dan Allah SWT dan Rasulullah telah memberikan keleluasaan kepada siapapun, kapanpun dan di manapun untuk senantiasa menggali dan menyimpulkan nash-nash suci itu, selama memenuhi kriteria untuk melakukannya.

    Apakah sama antara seorang muslim sejati yang bertabarruk kepada kubur dan mimbar Rasul -yang dalam riwayat Salaf Saleh juga melakukannya- dengan muslim kejawen yang bertabarruk dengan kebo (kerbau) ?. Jawabannya ” YA”, sama, persis !. Cuman bedanya, kalau orang dahulu bertabaruknya terhadap benda dan kuburan Nabi SAW dan yang kedua terhadap binatang kepunyaan Kasunanan Surakarta. Esensinya sama, meski berbeda alasannya. Salaf Saleh yang mana yang rajin dengan rutin mendatangi kuburan Rasulullah SAW ? Salaf Saleh yang mana yang mengkeramatkan benda-benda peninggalan Rasulullah setelah beliau wafat ?.

    ———————————————————–

    Sastro Menjawab:
    Boleh-boleh saja dia berfatwa menyalahi ijma’ ulama Ahlusunnah, tapi kalau sudah gitu, ya dia gak layak mengaku sebagai Ahlusunnah. Seperti kalau ada orang yang berpendapat menyalahi prinsip ajaran Islam, apa lantas dia bisa masih ngaku Islam? Jangankan ijma’ Tabi’in, ijma’ Sahabat pun gak dia pegang, tuch buktiknya…gak ada satupun sahabat yang menvonis Bilal, Abu Ayyub, Fatimah bin Rasul dan beberapa sahabat lain yang bertabarruk terhadap kuburan Rasul sebagai Syirik. Begitu juga tentang ziarah kubur, membangun masjid di sisi kubur dan masalah2 lain yang artikelnya sudah kita cantumkan di blog ini, walau yang lain menyusul. Lantas dari mana fatwa yang menyimpang dari ijma’ sahabat itu datangnya?

    Berabarruk dari kubur Rasul dengan bertabarruk dengan kerbau kok sama secara esensial, aneh…? Kalau gitu, apa beda antara orang muslim (termasuk anda) yang sujud di depan Ka’bah –bangunan batu bikinan orang- dengan kaum musyrik Quraisy yang sujud di depan patung batu bikinan orang? Apa beda muslim yang mencium batu hitam (hajar aswad) dengan musyrik Quraisy yang menciumi patung batu hitam?
    Justru letak perbedaan dua prilaku –antara muslim dan musyrik tadi- pada sisi substansinya yang itu merupakan hal yang berkaitan dengan esensi sebuah perbuatan, yaitu niat dan keyakinan berkaitan dengan obyek yang dihadapannya. Bukankah anda pernah membaca hadis yang menyatakan “kullu a’mal bin niyaat”? Niat orang musyrik adalah ‘menuhankan’, sedang niat muslim adalah ‘taat kepada Tuhan’ (Yang memerintahkan sujud menghadap banunan hitam (Ka’bah) itu). Jadi, baik substansi perbuatan yang menjadi hal esensial dari perbuatan tadi, maupun berkaitan dengan alas an dari melakukan perbuatan tadi, kedua-duanya sama-sama berbeda; antara muslim sejati dengan kaum musyrik maupun kejawen.
    Anda bertanya: “Salaf Saleh yang mana yang mengkeramatkan benda-benda peninggalan Rasulullah setelah beliau wafat ?”, jika anda baca secara urut (dari awal hingga akhir) dengan metode yang baik dan dengan teliti semua artikel yang berkaitan dengan “Legalitas Tabaruk” niscaya pertanyaan ini tidak akan anda lontarkan. Apakah menyimpan rambut bahkan minta untuk dikebumikan (dikubur) bersamanya sewaktu meninggal, sandal, piring, tongkat Rasul…dsb pasca meninggalkannya Rasul bukan berarti mengkramatkannya? Usaha penyimpanan dan menjaga baik-baik semacam itu menunjukkan mereka sangat meyakini bahwa semua itu memiliki ‘KARAMAH’. Dan terbukti, ini dilakukan oleh para Sahabat, dan terbukti bahwa para sahabat lain tidak menvonis sahabat-sahabat yang bertabarruk tadi sebagai pelaku Syirik. Apakah ini bukan berarti ijma’ sahabat akan pembolehan? Silahkan renungkan baik-baik!!!

  67. Kalau Imam Ahmad bin Hambal tidak sepakat dengan ijma’ Ahlu Sunnah tentang bolehnya berhujah dengan ijma’ setelah masa sahabat, apakah Ente akan mengatakan “Imam Ahmad bin Hambal bukan dari golongan Ahlu Sunnah” ?. Jika Umar bin Khotob tidak membagi-bagikan tanah di Irak kepada para pasukan muslim setelah daerah itu ditaklukkan oleh mereka, apakah Ente akan mengatakan Umar bin Khotob menyalahi dan menentang ketentuan Allah dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ?. Kalau Umar bin Khotob tidak memotong tangan pencuri yang melakukan pencurian di masa peceklik, apakah ia juga telah menentang ketentuan Allah dalam al-Qur’an ?.

    Mimbar Rasulullah SAW, sendalnya, piring, tongkat dan bahkan kuburannya substansinya sama dengan Kyai Slamet, sama-sama tidak dapat mendatangkan manfaat dan madzorot. Artikel Ente tentang tabaruk itu dasarnya hanyalah atsar sahabat, bukan dari ayat suci Al-Qur’an ataupun hadits Nabi SAW, bedakan antara keduanya !.

    ” Kalau gitu, apa beda antara orang muslim (termasuk anda) yang sujud di depan Ka’bah –bangunan batu bikinan orang- dengan kaum musyrik Quraisy yang sujud di depan patung batu bikinan orang? Apa beda muslim yang mencium batu hitam (hajar aswad) dengan musyrik Quraisy yang menciumi patung batu hitam? “. Pertanyaan Ente saya kembalikan lagi, mana yang akan Ente pergunakan untuk tempat makanan Ente, piring ataukah kloset ?, toh kedua-duanya sama-sama terbuat dari bahan yang sama yaitu keramik ? . Setiap substansi haruslah diikuti oleh konteksnya. Dalam konteks syari’at, semua haruslah merujuk kepada shohibul syari’at, bukan kepada yang lain !.

    Ada kerancuan pemahaman di kalangan sebagian penganut Asy’ariisme tentang karamah. Karamah itu substansinya mirip dengan mu’jizat, meskipun person penerimanya berbeda. Dalam mu’jizat, si penerima tidak dapat berbuat apa-apa kecuali setelah diinstruksikan dan atas kehendak Allah, bukan atas kemauan si penerima mu’jizat itu !. Mu’jizat bukan seperti jurus silat yang dikuasai seseorang, bukan trik sulap yang dimiliki oleh pesulap, yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan sesuai dengan kehendaknya. Karamah juga demikian !. Renungkan baik-baik !.

    ——————————————————————

    Sastro Menjawab:

    Dan terbukti bahwa masalah tabarruk, para sahabat berijma’ bahwa itu diperbolehkan, walau pasca wafat Rasulullah bukan? Lantas kenapa kaum Wahaby berpendapat yang tidak sesuai dengan Ijma’ Sahabat? Bukankah Ijma’ sahabat itulah yang kini dijadikan sandaran Ijma’ para pengikut Ahlusunnah, sehingga menjadi tolok ukur ke-Ahlussunnah-an seseorang? Sekarang, buktikan bahwa pendapat Wahabisme yang mensyirikkan pelaku tabarruk terhadap obyek benda (seperti Maqom Ibrahim) dan orang yang telah mati (seperti Pusara Rasul) sesuai dengan Ijma’ sahabat Rasulullah yang mendasari Ijma’ Ahlusunah !!! Dan lagi pula, Syeikh kalian (Ibnu Taimiyah) sering menyinggung-nyinggung tentang Ijma’ Muslimin. Kenapa gak bilang Ijma’ Sahabat saja? Ada apa ini? Sebagai contoh seperti yang pernah dia nyatakan dalam risalahnya menjawab al-Akhna’i halaman 18:

    :«فمن جعل سفره إلى مسجد الرسول صلى ا اللّه عليه وسلّم وقبره كالسفر إلى قبور هؤلاء والمساجد التي عندهم فقد خالف إجماع لمسلمين وخرج عن شريعة سيّد المرسلين»

    (Barangsiapa yang menjadikan (tujuan) bepergiannya ke masjid Nabi serta kuburannya maka seperti bepergian ke kuburan-kuburan dam masjid-masjid mereka. Ini telah bertentangan dengan konsensus (ijma’) kaum muslimin dan telah keluar dari syariat penghulu para rasul)

    Peninggalan dan kuburan Rasul sama dengan Kyai Selamet dari sisi substansi atau dari sisi materinya, sesama makhluk Allah? Ini yang rancu dalam cara berpikir anda. Sudah saya katakan, baca silsilah kajian kita tentang tabarruk dari awal (terkhusus pada Tabarruk 2), anda akan dapati apakah kami hanya berargumen dan mencukupkan hanya dengan atsar sahabat saja? Menurut anda, apa fungsi nabi Yakqub mencium baju Yusuf (anaknya), atas perintah anaknya? Jika baju Yusuf gak berfungsi apa-apa (istilah anda: tidak dapat mendatangkan manfaat dan madzorot) maka buat apa dilakukan oleh seorang nabi (Yakqub) atas perintah nabi (yusuf). Perintah Allah melalui nabi Musa untuk menyimpan tabut (peti)…dst yang semua diceritakan dalam al-Quran. Saya yakin anda pasti setuju dengan anda bahwa Al-Quran adalah kitab Tauhid. Jika semua itu tergolong syirik maka akan langsung dikritisi oleh al-Quran. Apakah kaum Wahaby lebih monoteis dari para nabi Allah? Apakah kitab Tauhid Ibn Abdul Wahhab lebih bisa dipegang dan dipercaya dari al-Quran?

    Dan anda harus ingat bahwa, para sahabat itu bertabarruk dari Nabi semasa hidup beliau (juga pasca kematiannya), namun Rasul “diam” melihat tingkah laku mereka. Diamnya Nabi merupakan Taqrir (persetujuan) yang berarti pembolehan. Kalau itu tergolong syirik maka pasti Nabi akan menegur mereka. Karena fungsi Nabi –dan nabi-nabi lain sebelum beliau- diutus untuk memerangi kesyirikan, dengan bentuk apapun. Dan kalaupun kami berdalil dengan atsar Sahabat itu untuk membuktikan bahwa kami mengikuti Salaf Saleh, tidak seperti sekte Wahaby yang mengikuti Salaf Saleh cuman sekedar slogan kosong tak ada kenyataannya. Terbukti pensyirikan itu tidak berargumen dengan dalil-dalil yang mengena, baik dari al-Quran, Hadis Nabi maupun prilaku Salaf Saleh dari kalangan sahabat Nabi.
    Pertanyaan anda sangat lucu, anda mempertanyakan: “mana yang akan Ente pergunakan untuk tempat makanan Ente, piring ataukah kloset ?”. Tahu dimana letak kerancuan pertanyaan anda? Anda melihat suatu obyek hanya dari kulit dan zahir materialnya saja dan tidak melihat hakekat substansi pekerjaan yang berkaitan langsung dengan esensi suatu pekerjaan. Padahal substansi pekerjaan itulah yang jauh lebih penting, sebagai pembeda antara satu esensi dengan esensi lain. Memang piring dan closed sama-sama terbuat dari keramik namun fungsi dan alasannya beda. Jangankan gitu, antara closed duduk dengan yang jongkok saja beda, padahal sama-sama closed dan sama-sama terbuat dari keramiknya.

    Namun ingat mas, yang menjadi obyek kajian kita bukan kesamaan bahan Ka’bah dan Berhala yang sama-sama terbuat dari batu, namun fungsi dan alasan keduanya yang menjadi patokannya. Jika sujud dan bersimpuh didepan sesuatu selain Allah secara mutlak anda nyatakan sebagai syirik maka seharusnya anda harus konsisten dengan keyakinan itu dengan menyatakan bahwa sujud di depan Ka’bah adalah syirik. Sujud Malaikat terhadap Adam adalah Syirik. Sujud saudara-saudara Yusuf terhadap Yusuf adalah syirik…dst yang sudah kita singgung dalam artikel “Kerancuan Konsep Tauhid Wahabisme”. Hal itu karena Ka’bah (atau obyek-obyek lain selain Allah) bukan Allah dan Allah bukan Ka’bah.

    Dan argumen lainnya adalah, terbukti, dalam banyak ayat disebutkan, betapa kasus-kasus di atas tadi telah disebutkan dalam al-Quran. Dan al-Quran tidak menvonis pelakunya sebagai pelaku syirik. Terbukti pula, dalam masalah ini Shohibus-Syariah (Rasulullah pembawa amanat Ilahi) membiarkan orang mengambil berkah dari obyek-obyek lain selain Allah, termasuk darinya. Dan terbukti pula bahwa, para sahabat beliaupun telah mengambil berkah dari peninggalan beliau, baik sewaktu beliau masih hidup hingga pasca wafat beliau, termasuk dari kuburan beliau. Apa itu syirik? Apakah sahabat besar seperti Abu Ayyub al-Anshari (yang dilakukan juga oleh beberapa sahabat lain) yang memeluk kuburan Rasul itu berarti penyembah kubur? Apakah para sahabat yang mengambil berkah dari kubur Rasul gak tahu perbedaan gundukan tanah kubur Rasul dengan gundukan tanah kubur kucing, kan sama-sama gundukan tanah dan sama-sama kuburan? Kenapa mereka gak bertabarruk dari gundukan tanah kuburan kucing saja, kan gak ada bedanya (kalau memakai logika anda)? Beranikah anda menyatakan bahwa sahabat pelaku syirik? Ini “Pertanyaan Inti” yang belum dijawab oleh anda dan kawan-kawan anda sesama pengikut sekte Wahaby.

    Jangan lari ke pembahasan karomah dan perbedaannya dengan mu’jizat dan sihir, karena selain belum kita bahas, obyek kajian kita di sini membahas tentang legalitas tabarruk. Ini yang harus anda ingat. Biasakan terfokus dalam membahas sesuatu. Problem ini sering kita jumpai dalam pembahasan (diskusi) dengan kaum Wahaby.

    Lagian ungkapan anda itu lucu. Anda mengatakan: “Karamah itu substansinya mirip dengan mu’jizat, meskipun person penerimanya berbeda”. Itu bukan substansi, tapi kesan zahirnya yang sama, sama-sama memiliki kesan supranatural (khoriqotun lil ‘adah). Justru person penerima itulah yang menjadi substansi, karena mu’jizat hanya milik dan diberikan oleh Allah kepada nabi/rasul, sedang karamah milik para kekasih Ilahi selain nabi/rasul. Kalau bukan kekasih Ilahi maka disebut istidraj atau sihir pak…karamah disebut karamah karena berasal dari karamatullah, bukan karamatus-syaithan karena setan gak punya karamah. Makanya Musailamah al-Kadzab gak bisa ngeluarin kekuatan supranaturalnya, karena ia ngaku nabi dimana setiap nabi harus memiliki mu’jizat. Pahami konsep (definisi) mu’jizat-karamah-istidraj dan sihir. Kuasai juga istilah-istilah seperti substansi (jauhar, Arab), esensi (maahiyyah, Arab), material (maad’dah, Arab), target atau tujuan (ghoyah/hadaf, Arab)…dst sehingga anda tahu perbedaan dan penerapannya dengan baik dan benar. Banyaklah belajar, pahami dan renungkan hal itu. Dan jangan sok merasa pinter dan benar sendiri…!!!

  68. gabung donk,mas sartro kok g sdar2 sich,klo anda g sadar n g cepat tobat mka insya allah anda akn masuk neraka,clakanya lg anda mengira masuk surga pdahal api yg anda dapatkn.intiya gini mas “SEGALA PERKARA BARU YG TIDAK PERNAH DI LAKUKAN OLEH RASULLULAH ITU ADALAH BID:AH. SGALA BIDAH ITU SESAT SETIAP SESAT MASUK NERAKA..anda pasti tahu itu mkanya orang2 yg mengklaim drinya ahlussunah g pernah menyinggung tentang hal ini.padahal mngklaim ahlulsunah yang sejatinya ahlul bidah.sbg contoh genduri,tdk pernah ada stu riwayatpun yg ada nabi melakukan genduri,sya sbagai sesma muslim mengigatkan sja klo mau ,klo g mau smoga anda cepat bertobat dr kesesatan anda,karana wjib hukumnya mengigatkan sesama muslim yg salah,karana dari dlu orang yng slah dengan orang yg benar banyak orang yg salah,,wasalamu alaikum,,,,

    ———————————-

    Sastro Menjawab:
    Mas, definisi anda tentang Bid’ah di atas (SEGALA PERKARA BARU YG TIDAK PERNAH DI LAKUKAN OLEH RASULLULAH ITU ADALAH BID:AH. SGALA BIDAH ITU SESAT SETIAP SESAT MASUK NERAKA) terlalu luas malah gak nyambung…segala, benarkah segala perkara baru? Apakah ngebuka internet juga termasuk “segala perkara baru” atau gak? Kalau ya, ya bid’ah donk…? Kalau gak maka definisi anda harus dirapihkan lagi mas…!

    Jika anda selalu berargumen dengan “tdk pernah ada stu riwayatpun yg ada nabi melakukan…” maka akan dapat kita temui dala kehidupan kita di bumi Indonesia yang Nabi gak pernah lakukan…Tolok ukurnya jadi apa, “Nabi gak melakukan” ataukah “Selama Gak ada larangan dari Nabi”?

    Tolong dijawab ya mas…!!!

  69. dalam hal ibadah kembalikan ke dalam kaidah asalnya… “segala bentuk peribadahan tertolak kecuali ada dalil yang memerintahkannya”,
    juga masalah keduniawian “..halal sampai ada dalil yg mengharamkannya..”.

    semoga alloh memberi pentunjuk kepada kita smua..

    ————————————————————-

    Sastro Menjawab:

    Jika ziarah kubur anda artikan sebagai ‘ibadah’ dan lantas anda hubungkan dengan kaidah tadi maka apakah anda memiliki keberanian mengatakan bahwa apa yang dilakukan para Sahabat Rasul (Salaf Saleh) tertolak? Jika tertolak lantas buat apa kita menggembar-gemborkan mengikuti Salaf Saleh?

    Lagi pula mbak, pertama; Harus dijelaskan apa definisi dan batasan peribadahan? Kedua; Dalil itu dari siapa, Rasul saja cukup atau juga para Sahabat (Salaf Saleh)? Ketiga; Apa yang dimaksud dengan memerintahkannya, apakah seperti taqrir (diamnya) Nabi -umpamanya- juga masuk ketegori perintah atau tidak? Kenapa? Jika pertanyaan2 semacam ini tyerjawab dengan baik maka saya kira akan terjawab pula isu-isu yang dilemparkan para pengikut sekte Wahabisme terhadap saudara mereka sesama muslim…insya-Allah akan kita bahas nanti tentang masalah ini. Tunggu saja saatnya.

  70. tentunya antum lebih faham dalam hal pengharaman kaum salafy dalam tabarruk.. karena sebelum antum menulis tentunya antum sudah membaca dalil2 pengharaman mereka tentang tabarruk.
    Oleh karena itu.. alangkah ilmiahnya jika antum tampilkan dalil2 mereka beserta bantahan antum terhadap dalil tersebut..
    karena hal itu akan lebih mudah diterima oleh smua..
    dan kesannya tidak sepihak

    .. semoga alloh memberi petunjuk bagi umatnya dalam mencari kebenaran..

    ————————————————————

    Sastro Menjawab:

    Ini nanti akan kita bahas dalam kajian tabarruk 10 mbak…tenang aja, akan kita tampilkan. Cuman diingat, kami hanya menyampaikan, mau terima silahkan gak terima itu urusan pengikut Wahaby dengan Allah, nanti, di padang Mahsyar….

  71. Mas Sastro…dari artikel-artikel antum bahwa tabarruk sudahlah banyak dicontohkan para sahabat dan…rasulullah pun membiarkan perilaku mereka. Rasulullah tahu persis kebutuhan para sahabatnya untuk ngalap berkah sebagai tambahan perbekalan mereka. Ngalap berkah tidak saja terbatas pada diri beliau tetapi merembet pada benda-benda yang rasulullah gunakan, bejana, air bekas wudlu, keringat beliau, tempat sholat beliau dsb masih sangat banyak. Dalam hal inipun rasulullah membiarkan sahabatnya berbuat.
    Namun mas Sastro ada pertanyaan sedikit (rada usil kali) kenapa para sahabat rela dan mau pergi ke rumah sahabatnya yang lain untuk ngalap berkah karena dirumah tersebut ada khabar bahwa rasulullah pernah sholat? atau dikisah yang lain para sahabat bertabarruk dengan rambut beliau yang mereka simpan? Sedangkan di sekitar para sahabat ada peninggalan beliau yang hidup berupa dzuriat Rasul? apakah dzuriat Rasul lebih rendah dari rambut beliau? atau bekas tempat sholat beliau?
    Ini mas yang saya bingung….kalau menurut saya maka dzuriat Rasul adalah lebih…lebih…dan jauh lebih bermanfaat untuk ditabarruki…seperti yang kita tahu bagaimana kedudukan Sitti Fathimah pada sisi beliau…atau kedua putra sayyidah Fathimah pemuda penghulu surga? Kenapa ya mas?

    ———————————————-

    Sastro Menjawab:

    Peninggalan Rasul secara langsung seperti bejana, piring, rambut dan benda-benda lain memiliki penghormatan khusus di kalangan sahabat, dan para keluarganya pun memiliki keutamaan khusus…tidak ada beda yang prinsip mas…

    Terbukti mereka juga menjaga peninggalan Rasul dan meriwayatkan hadis-hadis keutamaan keluarga Rasul.

  72. assalamu’alaikum
    saya cuma berpesan pada ikhwan-ikhwan yang bermanhaj salaf dan terkesan agak emosi dengan artikel yang ditulis oleh mas sastro.
    tolong kalau menanggapi dengan arif, ilmiah dan dilandasi dengan ilmu. jangan dilandasi semata-mata dengan emosi kemudian mengumpat atau mengejek dengan bahasa yang kurang baik.
    karena dengan tanggapan yang keras dan kasar justru akan mencerminkan bahwa demikianlah karakter dakwah salafiyah sebenarnya. komentar roy yang di atas mungkin ada baiknya dihapus, mengingat yang diiginkan adalah dialog ilmiah, bukan ejekan dan umpatan.
    tanggapi dengan ilmiah dan bijak.
    begitupula dengan yang lain, tanggapi dengan bijak dan ilmiah dan santun.
    jazakumullah

  73. Assalamu’alaikum wr.wb.

    Salut Mas Sastro, sanggup melayani begitu banyak tanggapan, yang secara ilmu sebenarnya kurang bermutu, banyak yang out of context, serta menunjukkan ketidakpahaman mereka atas subjek yg dibahas…. Saya membacanya saja capek…

    Saya sebenarnya mengharapkan tanggapan dari ustadz2 Salafy yang kompeten, supaya menjadi lebih berbobot diskusinya….

    Semoga Mas Sastro tetap sabar dan teguh….

    Salam.

  74. mas,huebat…..
    kebingungan kami terjawab. kami sudah lama merindukan blok semacam ini….
    salam tuk temen2 mas……

  75. Lae Sastro Terimaksih ya buat anda karena telah banyak menambah khasanah ilmu bagi kita dan saya secara pribadi tentunya.

    He..he..untuk lae – lae dari Wahabi jangan ngamuklah, kalau kalian merasa tersinggung gak usah ikut masuk ke web site ini. Karena anda bisa kena darah tinggi karena emosi terus kena stroke dan mati.

    Apalagi bantahnya pake gaya preman gitu untung aja ini dunia maya jadi gak bisa lihat wajah anda, terutama untuk ” lae hamas ” kalau anda ngomongnya didepan umum matilah kau.

    Saranku buat lae hamas kunjungi aja web sitenya si wahabi gak usah web site ini. Kan lae sastro mau berbagi saudara nya yang sepaham sehingga gak kebingungan dengan fatwa2 para wahabi itu..

    Akhirnya saya tunggu lagi lae, bahasan2 lainya tentang hal yang menyangkut khilafiah ini…

    Terima kasih

  76. maaf ada kata2 yg kurang jadi kholifah umar bukan melakukan syirik krn bliau tidak mnyembah kubur sprti para penyembah kubur yg lain yg meyakini bhw kubur ini mmbw pengaruh untuk mereka (misal: mnjadi kaya),tp kholifar umar melakukan sunnah sprti Rasulullah krn Umar ra mnjumpai org tua tsb ktika org tua tsb telah meninggal dan dikubur..

    ——————————————-

    Sastro Menjawab:

    Kini anda buktikan saja mas, tanya sama orang Wahaby menangis dan melakkukan shalat di sisi kuburan boleh gak? Apa itu juga mereka kategorikan syirik? Ternyata, Saudi yang gudang Wahaby gak pernah memperkenankan orang memeluk kuburan seperti yang dilakukan khalifah Umar…gak percaya, coba aja pegang terali besi penghalang kuburan Rasul itu, pasti anda kena hujan tuduhan syirik…!

  77. Saya tertarik tanggapan anda ttg prtanyaan dari sdr attoolib mngenai tujuan utama ziarah,kmudian dlm jwbn anda seolah -olah boleh brdoa dlm kamar kecil( WC),maksutnya brdoa yg dilafalkan ato dlm ati?Dalam keaadaan yg ringan ato darurat?Tolong disertai dalilnya karena saya blm pernah tau dan klo brdoa kan diminta utk mnyebut nama2 Allah,padahal melafalkan Allah dan Rasul-Nya didalam WC ga boleh(setau saya)..
    Semoga Allah menunjukkan jalanNya bagi para pencari kebenaran..
    Mohon di balas,terima kasih…

    —————————————

    Sastro Menjawab:

    Melafalkan Allah di WC gak boleh, yang bener mas?
    Mas pernah baca hadis tentang bacaan sebelum buang air? Apakah itu sebelum masuk WC atau setelah masuk WC? Taruhlah itu sebelumnya kalau ada WC, kalau gak pakai WC gimana? Atau setelah masuk WC baru inget padahal kita mau ngerjain sunnah?
    Berdoa dalam hati itu ‘mbatin’ (jawa) namanya mas…
    Allah dalam al-Quran berfirman: “udzkurullah dzikran katsoiran”….dalam ayat lain disebutkan:”al-ladziina yadzkuruunallah qiyaman, wa qu’udan wa ala junubihim”…”Udzkuruuni adzkurukum…”
    Kalau kita pada satu kesempatan gak berdzikir atau dilarang berdzikir kepada Allah maka kita tidak diingat Allah donk pada saat itu…?

  78. Pelajaran yang saya dapat dari berbagai macam ‘diskusi panas’ yang ada:
    1. tabayun/cross check, jangan mudah menghakimi siapapun tanpa bertanya alasan orang tsb. melakukan sesuatu.
    2. berusaha semaksimal mungkin mencari dasar yang benar dalam melakukan sesuatu, tidak semata-mata mengikuti tradisi … dengan cara sering mencari majelis taklim/ilmu di manapun, bahkan di internetpun.
    3. tetap menjaga shalat berjamaah, sebagai bentuk persatuan umat Islam, tidak hanya secara fisik, juga rohani meskipun ada perbedaan pendapat.
    Btw, KH. Ahmad Dahlan (tokoh Muhammadiyah) & KH. Hasyim Asyari (tokoh NU) sekapal waktu berangkat ke Mekah mencari ilmu, ada yang tahu detail ceritanya ?

  79. Assalamualaikum wr. wb.
    Saya salut dengan keberanian mas sastro membuka diskusi melalui blog ini. Sebab biasanya kelompok anda suka mencela orang-orang yang belajar agama melalui kitab-kitab terjemahan. Dengan membuka blog ini, berarti anda telah mendorong saudara-saudara anda untuk banyak membaca, dengan demikian mudah-mudahan tidak lagi ada celaan bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mau belajar agama, meskipun melalui kitab-kitab terjemahan ini. Hanya saya punya saran, kalau anda punya tujuan baik, anda tidak perlu mengkafir-kafirkan ulama lain. Kan masih banyak kata-kata yang santun yang bisa anda gunakan. Teruslah berdiskusi untuk mencari kebenaran. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk dan bimbingan kepada orang-orang yang mau belajar.
    Wassalamualaikum wr.wb.

    ————————————————————–

    Sastro Menjawab:

    Waalaikum salam. Mengkafirkan? Apakah ada pengkafiran dalam tulisan saya atau vonis kesesatan karena para syeikh itu melakukan pengkafiran? Harus dibedakan mbak…Dengan alasan apapun, pengkafiran muslim adalah kesesatan yang tidak sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunah.
    Wassalam

  80. QS. 59 ( AL-HASYR ) : 10
    10. ” Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.”

    pengertian : “saudara-saudra kami yang telah beriman lebih dulu dari kami” adalah baik yang sudah meninggal dunia dan yang belum meninggal dunia. ngerti kagak gak ya wahabi? padahal Al-quran sudah jelas di contohkan.
    jadi doa kita kepada orang yang kenal or gak kenal- ditujukan kepada orang muslim yang sudah meninggal or belum meninggal-berarti sudah ada diAl-quran. gak usah dibantah dengan hadist lagi.
    Al-quran Vs Hadist siapa yang Kuat?, pasti Al-Quran bung.

    dasar wahabi bebel-bodoh, peng agung ibnu taimiah-penolak kebenaran AL-Quran. sadar bung,

    QS. 03 ( ALI IMRAN ) : 169 “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” Rasulullah adalah pemimpin para pejuang dijalan Allah, jadi Rasulullah masih hidup disisi ALLAH.
    jadi wahabi jangan berpikir Rasulullah itu sudah mati-apalagi sempat ngomong/menulis,karena terpikir Rasullullah mati saja sudah dilarang Allah.

    QS. (AL-A’RAAF): 157
    “(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.
    AL-Qur’an MenYuruh Kita untuk memuliakan Rasulullah, Baik Rasul sudah meninggal or belum meninggal, ziarah adalah cara kecil untuk dapat memuliakanNya. DASAR WAHABI-UMAT MAU MEMULIAKAN RASUL KOK DILARANG/DIBATASI. DISANGKANYA UMAT TERLALU BODOH (Mereka sok paling Pintar Agama) AKAN TERJURUMUS SYIRIK.

  81. SI ROY ITU BUKAN ISLAM . TAPI MANUSIA YAHUDI YANG DISUMPAH JADI KERA TAPI BELUM JADI.

  82. SUPRAPTI , RUPANYA BELUM PAHAM MEMBACA, BELAJAR BACA YANG BANYAK YAH ,MBA?

  83. Ass. Pusiniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing!!!
    Ane salut ama mas sastro terus maju ane do’ain ente kasih jawaban mudah2an berkah, AMIN (Ane dukung dukung ahlu sunnah waljamaah wa Ane juga dukung antum ya ikhwan be kheir)
    Wassalam

  84. Kayanya kalo kita ngunjungi web/blog nya kaum Wahabi akan susah ya nemuin komentar-komentar yang bermacam2 (bertentangan jg) kaya di blog ini.
    Teruskan usahamu akh sastro, tp ingat agak susah lho ‘melembutkan’ sikap dan sifat kaum Wahabi itu jd mungkin harus tetap istiqomah dan tegar.
    Btw, akh sastro ini dimunculin dong profil dan biografi singkatnya. Biar org2 yg nuduh akh sastro itu pun gentar ketika kasih komentar yg asal bunyi doang begitu tau akh sastro lulusan mana aja.hehehe. Salam.
    Ini web saya http://www.dhuha.net. Mampir ya 🙂

    ——————————————————

    Sastro Menjawab:

    Wah selain saya gak biasa pamer titel pendidikan, nanti aku takut para ustadz Wahaby yang kebanyakan cuman LC (singkatan “LuCu” kali ya…:P) jadi tambah minder mas….:P
    Lebih baik gak pakai gelar dan belajar dimananya. Toch gelar gak dibawa mati…Cukup tulisan artikel aja dech…insya Allah mampir mas…

  85. Wahaby dikurbur hidup2 di bog ini.
    Lawan terus Mas Sastro.
    akhirnya takterbendung juga argument anda Mas, kita tinggal tunggu teriak “AMPUN…….” dari Wahabiesssss (Wah…Hadisssss deh)

  86. semoga kita terselematkan dari akidah wahabi yang jahil..

  87. Bismilllah. Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan hidayah kepada kita semua, beragama itu dengan hujjah/ dalil Al-Qur’an & As Sunnah yang shahih dengan pemahaman para as salafus shalih. Bukan dengan komentar yang memperturutkan hawa nafsu. Wallahul must’an. Tanpa dalil, semua orang bisa berbicara semaunya bahkan anak kecil sekalipun bisa membantahnya. Ingat ya ikhwah jauhilah berprasangka karena ia lebih dekat kepada dusta. Waidyazubillah

  88. Ternyata saya menemukan blog yang menurut saya nggk pantas,karena apa yang di hadirkan disini masih banyak menggunakan akal bukan dalil yang terbukti ke shohihan nya, dan juga banyak ungkapan yang berdasarkan hawa nafsu, tanpa mencari tahu dulu siapa wahabby, dari berbagai macam sudut pandang> dan ilmu yang masih kurang sang pemilik blog.

    ——————————————

    Sastro Menjawab:
    Bikin jawaban yang argumentatif maka urusan akan selesai…tapi sayang, hingga detik ini kaum Wahaby tidak mampu untuk itu….cuman bisanya nuduh2 yang gak karuan doang…

  89. saya sokong mas satro…tapi saya masih blum hbis bca komen2nya……bnyak bangt….terus kan berhujah…jngn di ambil kira yang berhujah tnpa dalil..malah makian yang di beri…sekian…

  90. Alhamdulillah saya sudah beli buku agama yang membahas tentang ziarah kubur

  91. Ass..
    Allahumma Shalli ‘Alaa Sayyidina Wa Habibina Wa Qurrati A’yunina Wa Maulana Muhammad……

    dah yang g mau ziaroh g usah ziaroh…
    yang ziaroh biarin orang yg mau j…

  92. ass.wr.wb

    salam kenal..buat mas satro ….saya membaca blog anda ini pada malam hari…sampai ga bisa tidur…ya ………saya sangat prihatin…atas usaha2 orang wahabi yang melabrak komunitas orang2 NU yang awam…sehingga banyak yang jatuh pada kebimbangan dalam beribadah….dan ini berbahaya..sekali tanggung jawab besar bagi yang menyebabkan demikian .

    saya dukung anda mas satro tapi tetap kita berkasih sayang kpd. sesama kaum muslim…..

    buat komentar dari teman2 salafy wahabi tolong dicatat ….masuk surga itu adalah rahmat Allah …bukan dengan kebanggaan2 atau merasa lebih..baik/benar dari saudara muslim yang lain….jadi jangan nuduh orang ahli neraka…hati2.

    Hadist shohih…nabi bersabda: tidak akan masuk surga barang siapa yang didlm. hatinya ada sebiji /sebulir kesombongan.

    mohon maaf …kalau ada salah

    wassalam
    aku iki wong jowo rek…..

    saran saya mending orang wahabi belajar….SATRO JENDRO HAYU NINGRAT PANGRUWATING DIYU……heheeehee

  93. BERMASYARAKAT-LAH….
    YANG KERAS DAN SUKA TAKFIR ITU WAHABY YANG BARU BELAJAR AGAMA DAN TIDAK MU’AASYAROH / BERGAUL DENGAN MASYARAKAT………..

    “MAN QOOLA LI AKHIIHI : “YAA KAAFIRU !”. FA QOD BAA’A BIHAA AHADUHUMAA”. -H.R.MUSLIM-

    “SIAPA YANG BERKATA KEPADA SAUDARANYA (SESAMA MUSLIM) : “HAI KAFIR !”. MAKA SUNGGUH SALAH SATU AKAN KEMBALI MEMBAWA KEKUFURAN” -HADITS RIWAYAT MUSLIM-

    WAHABY….
    SILAHKAN SAJA KALIAN KAFIRKAN KAMI…
    DAN SEMOGA KALIAN ADALAH TETAP SAUDARA KAMI…

  94. doktrin wahabi sudah jelas terpatahkan.wahabi bisa meluas karena menguasai media..
    bismillah,,kita lawan wahab lewat media jugai!!!

  95. Ass.Wr.Wb.
    Suwun Kang Sastro bisa menambah wawasan dalam nderek2 menghalau serangan kaum wahabi yang tidak tahu malu tapi malu2in. begitulah kebiasaan orang yang seneng jelek2in yang lain ndak mau ngeliatin githoknya sendiri. pinternya ngomong doang padahal nggak ngerti jluntrungnya dah berani ngafiri yang lain, atau emangnya belum pernah ngerasain nikmatnya ibadah ya kang.
    Mari rapatkan barisan bergandengan tangan satukan hati untuk kalimat Laailaaha ilallaah Muhammad Rasulullaah.
    Wass.Wr.Wb.

  96. salafyindonesia milik kang berani tampil beda n memang oyeeeeeeeeeeee

  97. trimakasih mas sastro atas blog nye. ane dijakarta sering dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan seperti itu. karna yang banyak mengeluarkan blog di dunia maya biasanya orang-orang wahabi yang mengaku salafi, yang merasa dirinya paling benar. padahal ngajinya belum tuntas

Tinggalkan Balasan ke seffa Batalkan balasan